Fall [part 4]

382 55 14
                                    

●●Darren gardolph pov ●●

Aku menembus semua pasukan Vampire pemberontak itu dengan cepat, tentu saja dengan kekuatan Shin yang kurasa hari ini begitu semangat. Beberapa sayapnya telah berbentuk besi tajam yang panas, sedangkan rambutnya berubah runcing seperti ribuan jarum yang siap menembus siapa saja yang mendekatinya.

"Bodoh." pikirku saat melihat pasukan Vampire yang sudah kehilangan sebagian pasukannya, tapi masih memaksa untuk mendekati gerbang utama. Bagaimana bisa makhluk lemah seperti mereka bisa menghoyahkan kerajaanku, menembus gerbang pertama saja menghabiskan setengah dari mereka.

Herodotus memiliki 5 gerbang untuk masuk ke bagian kastil, gerbang ke2 dan ke 3 merupakan tempat tinggal para werewolf. Sedangkan ke4 dan ke5 sebagian besar adalah hutan, sisanya adalah sungai dan sedikit perumahan.

"Kau lelah Shin?." Tanyaku pada Shin karena kami memang sudah lama berlari diantara vampire yang menyerang, sebenarnya aku hanya berniat menggodanya karena dia pasti tak suka dengan pertanyaan itu.

"Yang benar saja, aku bahkan belum membunuh siapapun." memang benar jika sejak tadi tak ada sataupun musuh yang mendekati kami, dia memang penjaga yang cocok untuk kerajaan. Tubuhnya yang besarnya seperti banteng, cakar setajam pedang dan juga mata setajam elang.

"Aarrrggh!!." aku menggeram saat tiba-tiba dadaku merasa sakit, tubuhku panas seolah terbakar dari dalam. Apa ini ?? Aku merasa dadaku semakin sesak, detak jantungku berdetak tak beraturan.

Aku menutup mataku mencoba meregangkan ototku yang tegang, tiba-tiba terbesit gambaran seorang gadis di pikiranku. Itu... itu terlalu cepat seperti sebuah potongan film, pikiranku memaksa masuk kedalam potongan film tersebut. Aku melihat sekeliling namun tak ada apapun, hanya beberapa Vampire yg tengah sekarat.

Aku memejamkan mataku kembali guna mencari petunjuk, dan aku melihatnya kembali ! Ada seorang gadis. Aku tak bisa melihat jelas wajahnya, dia terlihat sedang meringkuk diantara rerumputan. Tapi kenapa dadaku sakit ? Bukan harusnya aku senang karena menemukan mate-ku ?

"Aku mencium bau pengeran." Ucap shin yang sontak membuat pikiranku teralihkan, entah siapa gadis itu aku akan mencari tahu lagi nanti. Beberapa menit kemudian aku melihat Vano berada di belakang batu besar di sebelah sungai, ia memeluk tubuh seorang wanita pucat yang penuh luka.

"Ka-kakak, tolong dia."

"Siapa vampir ini?." Tanyaku sambil menuruni punggung shin.

"Aku tidak tahu namanya, dia adalah mate ku." jawaban Vano membuatku sedikit terkejut, bagaimana Vano menemukan Matenya secara tiba-tiba seperti ini.

"Kau yakin?." Tanyaku memastikan, yaa kalau bukanpun tinggal aku bunuh saja nanti.

"Aku yakin, harumnya berbeda." jawab Vano masih memeluk gadis Vampir yang terkulai lemah.

"Bawa dia ke kastil, Shin akan mengantarmu." ucapku sembari menatap gadis di pangkuan Vano yang tak bergerak. Rambutnya putih dan panjang, bibirya pucat mungkin karena kehabisan darah.

"Bagaimana denganmu?."

"Aku ada urusan lain."

"Berhati-hatilah kak."aku menganggukkan kepala, setelah itu shin pergi dengan menggunakan sayapnya. Kembali ke diriku, aku harus menemukan gadis itu. Tapi dimana? Tak ada petunjuk sedikitpun, pikiranku hanya penuh tentang kesedihan itu hingga rasanya begitu sesak.

"Srreekkk!!."
Aku memutar badanku saat mendengar sebuah gerakan, sial !! Sebuah panah berukuran kecil dengan cepat melesat ke arahku, aku sesegera mungkin menghindarinya.

Phoenix for AlphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang