"Jujur pada ibu boy, apa kau yang mendorong Bel masuk kedalam Danau?." James dan jameson sontak terkejut karena pertanyaan yang keluar dari mulut Latavia, matanya menyorotkan harapan pada jawaban yang akan anaknya berikan nanti.
"Tidak bu, mana mungkin aku melakukan hal sejahat itu. Belve bilang ingin memetik bunga, padahal aku sudah bilang disana ada danau terkutuk." Belve tampak tak terkejut dengan jawaban yang jameson berikan, dia tahu bahwa jameson akan berbohong.
"Kau dengar sendiri, jelas jelas kau yang melanggar aturan Bel ! Bahkan membahayakan nyawa anakku!." Bentak Latavia sembari menarik kasar rambut Bel yang masih basah.
"Aku tidak berbohong bu, aku memang pergi memetik bunga tadi. Boy bilang dia ingin menemaniku, Saat.... saat itu." Isak tangis terdengar disela sela ucapan Belve yang menahan tangis, lalu mengapus air matanya cepat.
"Saat itu boy..."
"Jangan beralasan Bel ! Bu Pasti dia mau berbohong lagi." Potong jameson saat Belve belum selesai menjelaskannya, Lalu james memegang tangan anaknya agar lebih tenang.
"Biarkan dia menjelaskannya boy." Belaan james membuat Belve merasa sedikit tenang walaupun ia tak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, Latavia pun melepaskan rambut Bel yang sembari tadi ia jambak. Sedangkan Jameson hanya mengendus kesal pada ayahnya yang memberikan kesempatan pada Bel, jika Bel menjelaskan semuanya pasti jameson akan mendapatkan hukuman berat karena mencoba melakukan pembunuhan.
"Saat ayah dan ibu pergi aku memang berencana memetik bunga untuk dijual nanti, Boy bilang dimusim semi seperti ini bunga indah banyak mekar disuatu tempat. Ternayata tempat itu ada didekat hutan yang juga ada danau, tapi kupikir tidak akan masalah jika memetik bunga saja tanpa mendekati danau sedikitpun." Belve mengambil nafasnya dalam untuk menjelaskan yang selanjutnya.
"Aku mendengar Boy memanggilku sambil melambai-lambaikan tangannya, dia bilang ada ikan emas yang sangat cantik. Aku melihat ke arah air danau tapi tiba tiba boy menekan kepalaku kedalam air...." ucapanya berhenti, ketika air matanya dengan deras turun mengingat kejadian menakutkan itu.
"Dadaku sakit ayah, mataku tak bisa melihat apapun lalu aku merasa semua sudah berakhir. Kukira aku sudah mati dan itu hanya mimpi terakhir dari tuhan saja, tapi ternyata aku bisa mencapai daratan kembali hidup-hidup." jelas Belve panjang lebar pada orang tuanya yang terlihat sedang mencerna ucapan belve dengan seksama, mata meraka saling menatap.
"Boy, apa benar yang dikatakan Bel?." Tanya james serius pada anaknya yang terdiam setelah penjelasan dari Belve.
"Tidak! aku tidak melakukannya ayah, Percayalah padaku." jawab james sambil menggenggam erat tangan ayahnya yang sedang mengepal. Lalu beralih kepada ibunya yang menundukkan kepalanya tanpa sepatah katapun, sepertinya mereka bingung ingin membela siapa.
"Percayalah padaku ibu, aku adalah anak kandungmu aku tidak berbohong padamu ibu." Rayu jameson pintar, ia menggunakan cara yang membuat ibunya luluh dengannya.
Memang selama ini jameson selalu dimanja oleh orang tuanya, dia anak satu satunya karena kesehatan Latavia yang tidak memungkinkan untuk mengandung lagi. Sedangkan Belve hanya diam seperti tahu bahwa penjelasaanya sia sia seperti biasa, Jameson selalu di bela walaupun itu salah.
"Bel, kupikir otak anakku masih jauh dari hal gila seperti itu. Dari mana dia berpikiran untuk membunuhmu di usianya yang masih 10 tahun, dan kau !."
KAMU SEDANG MEMBACA
Phoenix for Alpha
Fantasi[TAMAT] Takdir itu datang bersama kesedihan. Kendalikan dia, atau dia yang akan mengendalikanmu. Lalu, seseorang datang dalam hidupku. Membawa cahaya, di balik kegelapan yang begitu menyeramkan. Dia berparas Dewa, dan bersifat iblis. Kejam, dan ju...