Don't look at me like that

829 81 15
                                    

"Mari kita putus."

"Putus? Hey, kita baik-baik saja. Jangan becanda. Aku tidak suka mendengarnya."

"Tapi aku ingin putus."

"Sayang, ada apa? Jika kamu ada masalah, kamu bisa cerita sama aku. Kita bicarakan baik-baik dan kita cari solusinya."

"Aku ingin kita putus."

"Kamu aneh. Apa salahku tiba-tiba jadi seperti ini. Bukankah kita saling mencintai?"

Gadis itu tak menjawab, ia tak mungkin mengatakan alasan yang sebenarnya. Namun tak ada pilihan lain, ia harus melupakan semua perasaannya. Bukan karena ia tak memiliki hati atau tak berperasaan. Ia berani bersumpah demi apapun, ia sangat mencintai kekasihnya. Bahkan melebihi dirinya sendiri.

Aku hanya mencintaimu. Maaf.

Gadis itu berusaha kuat, ia tak ingin menangis dan bersikap lemah di depan siapapun. Matanya memerah dan terasa perih, menahan tangisan. Ia tak berniat sedikitpun ingin menyakiti kekasihnya seperti ini. Bahkan ia tak bersalah.

"Kamu diam? Apa kamu sungguh-sungguh ingin kita putus? Apa alasannya? Apa aku tak cukup baik buat kamu? Aku kurang apa? Katakan apa?!"

"Aku bosan." Ucap gadis itu dengan mudahnya mengatakan bosan, seakan tak berperasaan. Seakan tak pernah ada cinta diantara mereka selama ini.

"Kenapa?"

Gadis itu menghela napas panjang, menatap kosong mendungnya langit. Seakan ikut merasakan kesedihan hatinya.

"Aku sudah tak membutuhkanmu."

Eunseo tak kuasa menahan tangisan mendengarnya, ia tak bisa mempercayainya. Gadis berpostur tinggi itu bahkan berlutut memeluk kaki sang kekasih yang sangat ia cintai. Berharap gadis itu tak serius dengan semua ucapannya.

"Aku tak mau putus. Aku mohon!"

"Apa kamu tak mendengar jelas ucapanku?"

"Tidak mau. Tolong jangan seperti ini. Aku akan lakukan apapun yang kamu mau, apapun!"

"Benarkah?"

"Tentu. Kamu ingin apa? Akan aku lakukan apapun demi kamu, Sayang? Bahkan hati, jantung dan ginjalku sekalipun jika kamu mau, akan aku berikan."

"Lupakan aku."

"Bagaimana aku bisa melupakanmu? Sedangkan kamu tahu aku mencintaimu."

"Cinta? Apakah hubungan kita layak di sebut cinta?"

"Kemarin kita baik-baik saja. Aku tak percaya ini kamu. Benar, ini bukan dirimu."

"Aku tak perlu kamu percaya ini aku atau bukan. Kamu pikir aku bahagia selama ini?"

"Kamu boleh mengatakan tak menyukaiku, sudah tak membutuhkanku. 2 tahun kita hidup bersama, apa itu bukan cinta? Apakah kamu harus berbohong dengan semua itu?"

"Aku sudah tak menginginkanmu. Apakah kamu tak mengerti? Aku tak mau melanjutkan hubungan ini?"

"Sayang, aku minta maaf. Aku benar-benar tak mau kehilangan kamu. Aku mencintaimu. Aku membutuhkanmu. Rasanya aku sulit jika harus hidup tanpa kamu. Kamu sangat berarti dalam hidupku. Sekali lagi aku mohon, aku tak mau putus. Tolong jangan tinggalkan aku!"

Eunseo menangis memeluk erat kaki gadis itu seperti seorang anak kecil yang takut di tinggalkan sang ibu.

"Aku tak bisa. Aku tak mencintaimu."

Gadis itu perlahan melonggarkan pelukan tangan Eunseo, perasaannya benar-benar sangat hancur. Ia tak pernah melihat Eunseo menangis seperih itu karena dirinya.

PINKIE PROMISE™Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang