No One Knows

118 18 2
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Lo baik-baik aja? Bagaimana bisa lo terluka dan ceroboh kayak gini? Kenapa lo nggak menghubungi gue?" Tanya Eunseo membolak-balik wajah SeolA, sangat mengkhawatirkan sahabatnya.

Gadis itu terbaring lemah di ranjang Rumah Sakit. Dalam perawatan karena kecelakaan yang di alaminya semalam.

"Aw! Pelan-pelan. Lo mau bunuh gue?" Teriak SeolA mengusap wajah, meringis kesakitan.

"Sebenarnya apa yang terjadi? Bagaimana bisa lo berakhir mengenaskan seperti ini?" Tanya Eunseo penasaran.

"Ini hanya kecelakaan kecil. Gue baik-baik aja."

"Apanya yang baik-baik aja? Bahkan lo nggak bisa berjalan normal."

"Kenapa lo cerewet banget sih kayak nyokap gue? Terpenting kan gue masih hidup."

"Lo bikin gue takut aja."

Eunseo memeluk SeolA, sungguh ia sangat trauma. Takut jika SeolA nanti meninggalkannya seperti Bona.

"Jangan seperti ini. Lo cengeng banget sih! Gue nggak akan pernah tinggalin lo. Gue janji!" Kata SeolA menenangkan Eunseo.

Sebenarnya SeolA sangat senang Eunseo mengkhawatirkan dirinya. Dan berharap Eunseo segera melupakan bayang-bayang Bona dari hidupnya.

"Permisi! Nona, ada kirimin bunga untukmu."

Seorang perawat membawa masuk buket bunga dan meletakkannya di nakas.

"Terima kasih. Apa ini bunga dari lo?"

Eunseo mengelengkan kepala, ia tak merasa memesan bunga untuk SeolA.

"Mungkin dari penggemar rahasia lo."

"Siapa?!"

"Mana gue tau."

SeolA mengambil bunga, membuka kartu ucapan penasaran dengan siapa pengirimnya.

"LO HARUS MATI!"

Sontak SeolA meremas kartu ucapan hingga hancur dan membuang bunga di tempat sampah. Raut wajah gadis itu tampak kesal, merasa sedang dipermainkan oleh si pengirim bunga misterius. Dalam hati Seola bertanya-tanya, siapa yang sudah berani menerornya. Seingat dirinya saat ini, Seola tak mempunyai musuh atau masalah apapun dengan orang lain. Kecuali wanita yang semalam menyerangnya.

"Kok di buang?" Tanya Eunseo menatap SeolA heran. Eunseo merasa gadis itu sedang menyembunyikan sesuatu.

"Udahlah nggak penting, lagian pengirimnya juga nggak jelas." Terang SeolA mencoba tetap tenang dan menyakinkan sahabatnya.

Seola takut Eunseo menjadi cemas, jika membaca isi kartu ucapan itu. Seola tak ingin Eunseo ikut terlibat dalam masalahnya.

"Sialan! Nggak mungkin kan cewek gila yang semalam. Bagaimana mungkin dia tahu gue ada di sini? Gawat! Gue harus bagaimana?"

PINKIE PROMISE™Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang