Missing you

348 43 6
                                    

"Ah! Kepalaku." Gumam Seola membuka mata, meraba kepala yang sudah terbungkus kain putih.

Gadis itu meringis, merasakan kesakitan di sekujur tubuh. Tangannya meraba-raba sesuatu mencari pegangan, menyadari dirinya ada di tempat asing. Luka goresan dan memar memenuhi seluruh tubuh. Seola berusaha mengingat yang telah terjadi sebelumnya. Namun semakin Seola memikirkannya, semakin membuat kepalanya sakit.

"Baguslah kau masih hidup. Setidaknya kau harus bertahan sebelum kau benar-benar menderita yang sesungguhnya." Cibir seorang gadis asing di mata SeolA, sepertinya tak senang  Seola masih hidup.

"Siapa kau? Kau yang membawaku ke tempat ini? Aku dimana? Kenapa aku ada disini?" Cecar SeolA sangat penasaran.

"Bersabarlah sedikit. Sebentar lagi aku pasti mengantarkanmu ke alam baka."

Gadis itu menyeringai sinis, kemudian berjalan meninggalkan SeolA yang kebingungan.

"Hey, tunggu! Kenapa kau tak menjawab pertanyaanku? Aku tak pernah melihatmu. Kenapa kau sangat ingin aku mati? Apa salahku?" Teriak SeolA semakin penasaran.

"Kenapa aku harus menjawab pertanyaanmu? Bukankah kau sudah tahu jawabannya. Kau sendiri lah yang menyebabkan ini semua."

"Aku tak mengerti maksudmu. Apakah kita pernah saling mengenal?"

"Tentu. Aku sangat mengenalmu. Aku tahu semua tentang dirimu. Kau tak akan bisa lari dari kematianmu. Bersiaplah! Aku akan mengambil nyawamu."

"Kenapa aku harus mati? Apa masalahmu, Nona? Apa aku pernah mengusik hidupmu? Katakan siapa kau sebenarnya? Siapa yang menyuruhmu untuk membunuhku? Katakan!"

"Aku adalah bayanganmu. Aku datang untuk memberimu keadilan. Bersenang-senang lah, nikmati sisa waktumu sebelum semuanya terlambat."

Gadis itu pergi, SeolA terdiam mencerna setiap kalimat yang membuatnya sungguh tak paham dengan apa yang sedang terjadi diantara mereka.

"Dasar perempuan sialan! Berani sekali mengancamku." SeolA mengepalkan tangan. Jika saja keadaannya sehat, pasti ia sudah menjambak perempuan tadi. SeolA menyeret kakinya untuk melihat-lihat tempat itu. Sejak ia sadar, ia belum melihat orang lain selain perempuan misterius tadi.

Sunyi senyap seperti tak ada kehidupan disana. Lorong-lorong gelap minim cahaya, membuat bangunan Rumah Sakit yang sudah lapuk itu menjadi semakin seram. SeolA merinding sendiri, bagaimana bisa ia berada disana. Siapa yang sudah menyelamatkan dirinya dari kecelakaan itu. Mustahil jika perempuan tadi yang menolongnya. Lalu kenapa dia juga ingin membunuhnya. SeolA seperti berada di alam mimpi. Ia hidup tapi seperti tak nyata, ia merasa sangat janggal dengan keadaan di sekitarnya.

"Apakah ini sebuah jebakan? Tidak. Secepatnya aku harus pergi dari tempat ini." Akhirnya SeolA memutuskan kabur dari tempat itu, ia merasa akan lebih baik jika ia segera pulang dan bertemu Eunseo. SeolA berlari tertatih menelusuri lorong gelap yang terbentang tanpa ujung. Menuju ke sebuah cahaya kecil yang ia yakini itu adalah pintu keluar.

Bruk!

Karena gelap, SeolA terjatuh. Gadis itu tersungkur tak berdaya di lantai, lututnya mulai perih dan terasa basah. Namun karena sangat gelap, ia tidak tahu keadaan sebenarnya. SeolA kembali bangkit, menyeret kakinya yang semakin sulit di ajak kompromi. Namun ia tak boleh menyerah begitu saja, setidaknya ia harus berjuang menyelamatkan diri sendiri. Jika bukan dirinya sendiri, siapa lagi yang akan menolongnya. Ia tak mungkin menunggu keajaiban datang menyelamatkan hidupnya yang sedang terancam.

Bruk!

SeolA kembali terjatuh, kali ini ia seperti menabrak seseorang. Samar-samar ia dapat melihat sosok perempuan tadi tengah berdiri menghadangnya.

PINKIE PROMISE™Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang