Seperti Pada Umum nya

11 2 0
                                    

Seperti pada umum nya. Seorang anak perempuan pasti sangat menginginkan mempunyai pahlawan yang setiap hari bisa ia jadikan tempat bercerita. Bisa ia jadikan seseorang yang akan memarahi anak laki-laki yang sudah menakalinya. Bisa ia jadikan tempat bertanya ketika PR sulit dikerjakan.

Seperti pada umumnya. Seorang anak perempuan pasti menginginkan sosok laki-laki yang selalu mengajaknya ke pasar malam, membelikannya gulali, permen lolipop, permen kapas, menaiki wahana, lalu membelikannya boneka.

Membelai rambutnya; ketika terlelap dalam mimpinya. Menggenggam tangannya; ketika ia sudah mengenal arti hidup yang sesungguhnya.
Bahunya siap sedia; ketika satu-persatu ia terluka oleh banyaknya manusia.

Tapi tidak untuk si gadis kecil. Semua itu hanya ada dalam mimpi-mimpi nya. Hanya ada dalam imajinasinya. Hanya ada dalam aksara yang terus dituliskan oleh tangan mungilnya.

Si gadis kecil, yang terus memupuk luka. Yang berlari mengejar bahagia. Yang berpijak dengan kokoh menantang kejamnya hidup yang dilaluinya.

Sebagaimana rindu telah terpejam dalam matanya yang sayu. Mengikatnya dalam ruang-ruang yang menjadikannya tak ingin bangun menghadapi dunia yang nyata. Merubahnya menjadi setiap tetesan hujan penuh luka.

Ia beranjak dewasa, tanpa mengenal itu semua. Ia beranjak dewasa, hanya mengandalkan Tuhan nya. Ia beranjak dewasa, menjadi gadis yang tidak lagi percaya dengan laki-laki yang menyatakan cinta nya.

Semua karena masa lalu nya. Masa lalu yang belum bisa ia terima sepenuhnya. Masa lalu yang masih menghantam dada nya.

Tapi ia masih belajar. Menerima kenyataan, bahwa ini sudah garis semesta. Ia masih belajar. Menerima segenap rindu yang selalu ia tolak untuk menetap dalam kalbu. Seberapa kuat ia menyangkal, tetap saja darah seorang ayah kepada anaknya sangatlah kuat.

Syair PiluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang