•REBUFF•

26 4 4
                                    

Jangan lupa vote & komennya 💕💕

        __________________________________
               |•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|

                     |•REALMEYES•|
         ##• REBUFF || 5th CHAPTER •##

           •|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•
          _______________________________

"Astagfirullahalazim!"

Rezvan membulatkan matanya saat melihat Raden di jendela kamarnya sambil cengengesan. Apa-apaan temannya yang agak gesrek ini? Kamar Rezvan ada di lantai dua.

"Lo ngapain?" Tanya Rezvan beranjak menuju jendela kamarnya. Dibawah kaki Raden ada tangga besi milik Rezvan yang memang disimpan tidak terlalu jauh dari sana. Tas ransel juga ada di pundak cowok itu.

"Bukain dong Van!" Pinta Raden sambil mengetuk jendelanya. Rezvan menghiraukannya.

"Gak mau ah, lagi musim corona." Jawab Rezvan.

"Lo gitu amat sih, gue cuma mau jengukin lo."  Raden semakin keras mengetuk jendelanya.

"Kenapa gak dari pintu bawah aja? Ribet amat sih hidup lo. " Ucap Rezvan. Ia akhirnya membukakan jendela, Raden langsung masuk. Tidak lupa ia menutup kembali jendelanya.

Rezvan lalu duduk di tepi kasurnya. Raden mengikutinya, langsung tiduran di samping Rezvan, sebelum berkata,

"Sengaja biar lo terkejoed!" Ia terkekeh.

"Gue mau nginep disini ya." Izin Raden, yang sebenarnya sudah terlambat.

Rezvan menghela napasnya. "Lagi musim virus Corona, kok lo malah mau nginep di rumah gue sih. " Ucap Rezvan.

"Ya, tenang aja kali, gue udah di tes kemarin. Gue negatif kok, makanya gue berani jenguk lo." Ucap Raden.

"Orang tua lo lagi ada kerjaan ke luar kota lagi? " Tebak Rezvan, yang langsung dibalas anggukan oleh Raden.

"Iya. Padahal lagi ada pandemik virus Corona, tapi orang tua gue tetep aja kerja." Ucap Raden.

"Ya, kan orang tua lo punya perusahaan sendiri. Jadi harus cek langsung perusahaannya yang ada di luar kota." Jawab Rezvan.

"Karena itu gue nginep di rumah lo. Gue gak mau sendirian di rumah. Suka gabut, sepi." Ucap Raden lagi.

"Alah, bilang aja lo takut sendirian di rumah lo." Tuduh Rezvan, yang ia katakan dengan nada meremehkan, ia tak serius menanyakan itu.

"Gue? Takut sendirian? Hahhahahha!" Raden tertawa dengan keras.

"Gak mungkin lah, lo tau sendiri gimana gue orangnya." Lanjutnya, setelah berhasil menghentikan tawanya.

"Yang gue tau sih, lo orangnya takut hantu." Rezvan, masih tak berniat berhenti menggoda Raden.

"Kata siapa?" Tanya Raden yang masih mengelak dari tuduhan Rezvan.

Terlintas sebuah ide jahil dalam otak Rezvan.

"Gue tau dari orang yang sekarang lagi berdiri di sebelah lo. Katanya, lo itu denger suara kucing yg jalan di atas genteng rumah lo aja, takut." Ucap Rezvan. Jari telunjuknya menunjuk tempat kosong tepat di sebelah Raden.

Raden yang mendengar itu, segera bangkit dari posisi tidurnya. Ia sedikit menjauh dari ranjang yang tadi ia tiduri. Reaksi Raden yang seperti itu berhasil membuat Rezvan tertawa terbahak-bahak.

"Hahahaha! Tuh kan! Gue ngomong gitu aja, lo langsung ngamanin diri! Hahahahah!" Rezvan terus tertawa hingga matanya berair.

Raden menyadari Rezvan telah menjahilinya. Ia merasa malu karena Rezvan tahu bahwa ia memang takut sendirian.

REALMEYESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang