10

5.2K 309 14
                                    

Seperti janji Arsen beberapa hari lalu, bahwa hari ini ia akan full-time untuk Fahira. Setelah jalan-jalan dan menemani Fahira ke toko buku, sekarang ia sedang menemani Fahira membeli semua camilan yang Fahira mau. Sepertinya hari ini uangnya akan benar-benar terkuras dibuat adiknya itu. Adiknya memang semangat sekali jika sudah membahas yang berhubungan dengan makanan.

"Dek, banyak amat" ucap Arsen, sambil melihat ke troli yang isinya camilan Fahira semua.

"Ini udah kok hehe.."

"Syukur dah, kirain mau nambah lagi"

"Boleh?"

"Eh? K-kurang emang?" Fahira mengangguk sebagai jawaban. Habis sudah, bulan ini Arsen harus ekstra hemat karna uangnya sudah benar-benar kritis.

"Haha...nggak kok kak becanda aja"

"Alhamdulillah"

"Takut ya uangnya habis"

"Gak"

"Ya udah fa nambah lagi nih"

"E-eh, jangan dong. udah segini aja ya hehe.."

"Ye, bilang iya aja susah banget sih"

"Iya, udah kan?"

"Telat, udah ayo bayar"

Arsen mengikuti Fahira sambil mendorong troli tersebut menuju kasir. Setelah semuanya selesai dan Arsen telah membayarnya, mereka pulang karna Fahira memintanya untuk pulang. Lagian hari juga mulai sore dan rasanya Fahira cukup lelah. Apalagi Arsen, sudah lelah fisik ditambah lagi lelah keuangan.

"Makasih ya kak udah nepatin janji nya hehe..."

"Iya"

"Fa gini tuh buat kebaikan kakak juga tau"

"Kebaikan apaan?"

"Ya, biar kakak bisa belajar hemat bulan ini"

"Ga gitu juga kali dek, kapok deh kakak ajak kamu dari pagi sampe sore begini jalan-jalan sama beliin camilannya. Bisa gagal kakak nabung buat biaya nikah kakak nanti"

"Lebayy...baru juga segitu"

"Iya udah terserah kamu, gimana? Udah seneng?"

"Ya iya lah"

"Berhubung kakak udah nurutin permintaan kamu, sekarang kamu turuti permintaan kakak"

"Loh? Kok gitu, nggak ah enak aja. Ga ada ya perjanjiannya kalo fa harus nuruti permintaan kakak setelah ini"

"Oh gak mau nih? Ya udah, kakak tinggal bilang ke bunda kalo maag kamu kemarin kambuh karna kamu ga mood makan"

"Ih jangan dong, ntar kalo fa dimarahin gimana?"

"Ya bodo amat"

"Nyebelin! Ya udah iya, kakak mau apa?!"

"Kok ngegas? Ikhlas gak nih?"

"Iya kakak, ikhlas kok" Kini Fahira berbicara dengan suara pelan yang dibuat-buat nya karna kesal.

"Jadi sebenarnya mudah kok permintaan kakak. Selama seminggu kedepan, kamu gak boleh ngebantah apa yang kakak bilang. Sama sekali gak boleh."

"Iya udah iya, udah kan?"

"Belum lah"

"Apa lagi kakakkk"

"Kalo kamu ngebantah, kamu harus siap nerima hukuman dari kakak"

"Hukumannya apaan?"

"Terserah kakak sih maunya apa, deal?"

Cuek? Bodo amat!! [TERBIT - Tersedia versi E-BOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang