five

4.2K 253 46
                                        

Hari yang sangat tidak ingin ditunggu Sarada telah tiba.

Hari ini, seorang Papa yang selalu ia damba-dambakan agar bisa selalu bersama akan pergi.

Lagi dan lagi

Pagi-pagi sekali Sakura terbangun. Ia bersiap-siap untuk memasak dan membersihkan rumah.

"Hmm.. baiklah, tinggal memasak untuk sarapan hari ini"

Sakura bergegas kedapur setelah membersihkan rumah.

Memasak untuk sarapan keluarga kecilnya.

Tak lama kemudian terdengar suara pintu kamar terbuka. Sakura yang sedang asik memasak sama sekali tak menghiraukan itu.

Perlahan tapi pasti suara langkah itu mendekat dan semakin mendekat ke arah Sakura berdiri.

Sakura sangat terkejut saat memdapati satu tangan melingkar rapat dipinggang nya.

"Sasuke-kun, kapan kau bangun? Aku sangat terkejut kau tiba-tiba melakukan ini"

"Hn.. baru saja"

Sasuke merasa berat melepas pelukannya pada istrinya. Ia semakin mengeratkan pelukannya dan mencium kepala Sakura.

Dan perlakuan tersebut membuat Sakura risih. Karena ia sedang memasak.

"Sasuke-kun.. sebentar lagi Sarada bangun. Kau duduklah disana"

Sakura menyikut pinggang Sasuke membuat Sasuke sedikit mengernyit.

Sasuke berjalan menuju meja makan dan duduk santai disana.

Tak lama kemudian Sarada datang dengan muka kumalnya. Sarada menguap sebentar dan mengucek matanya.

"Kau sudah bangun, sayang?"

"Iya, ma. Mama masak apa?"

"Mama masak menu spesial untuk sarapan hari ini, sayang"

"Kenapa? Apakah papa akan pergi hari ini?"

"Iya sayang, papamu akan pergi hari ini"

Sarada langsung berlari menuju Sasuke yang sedang duduk santai. Sarada memeluk erat leher Sasuke membuat Sasuke sedikit kesakitan dan menengok kearah putri kesayangannya.

"Papa, apakah papa akan pergi secepat ini?"

Melihat wajah ayu anaknya yang tertekuk karena sedih Sasuke tersenyum.

"Iya, Sarada. Masih ada yang harus papa lakukan diluar sana agar musuh tidak bisa melukaimu dan Mama."

Karena tak kunjung melihat wajah ceria dimuka putrinya, Sasuke membelai pipi gembil Sarada.

"Papa tak akan lama. Hanya berkeliling sebentar. Mungkin sekitar 9 minggu. Lalu papa akan pulang lagi. Papa kan sudah menepati janji padamu, untuk melatihmu jurus rahasia Uchiha. Dan sekarang kau sudah bisa."

Pelukan erat Sarada mulai mengendor. Sarada menatap Sasuke dengan tatapan berharap.

"Kau benar, papa. Tapi, aku berharap papa ada dirumah lebih lama lagi bersama kami"

"Sarada, papa janji kali ini papa tidak akan lama. Dan papa akan membawakanmu sesuatu saat papa pulang nanti, ya?"

"Baiklah.. tapi sebenarnya yang penting papa pulang, Sarada sudah senang kok"

Sarada tersenyum lebar hingga terlihat semua gigi depannya. Membuat hati Sasuke luluh dan ikut tersenyum melihatnya.

Sakura melihat dari arah dapur tersenyum senang melihat keluarganya sangat harmonis. Walaupun sosok kepala rumah tangga jarang sekali ada dirumah.

Tak ingin terlalu lama melamun, Sakura membawa menu sarapan kemeja makan.

"Baiklah sekarang waktunya sarapan, yaa.. hari ini menunya sangat spesial"

"Waahh.. baunya enak sekali, maa.. terima kasih~"

~~

Pada siang hari ini yang biasanya panas hari ini terlihat agak mendung. Seperti dia tahu bagaimana perasaan Sarada sekarang.

Terlihat 3 orang berdiri di gerbang masuk desa Konoha.

Sasuke menundukkan badannya agar bisa melihat wajah cantik putrinya dengan lebih dekat.

Tangganya terangkat dan terulur kearah lengan Sarada dan menariknya pelan menuju dekapannya. Sasuke mendekapnya erat dan mencium kepala Sarada dengan sayang.

Kalau boleh jujur, Sasuke sebenarnya juga tak ingin pergi tapi apa daya Sasuke jika itu memang kewajibannya melindungi desa Konoha dan keluarganya.

Sasuke melepas pelukannya dengan berat hati. Ia memandang Sarada dengan lembut dan tersenyum padanya.

"Jangan kawatir, papa akan segera pulang"

Sarada hanya mengangguk pelan sambil mengusap pelan air yang keluar dari sudut matanya.

Sakura berjalan pelan menuju Sasuke. Tangannya terulur untuk menyerahkan sesuatu. Sebuah bento untuk makan siang.

"Jangan lupa dimakan ya. Dan Hati-hati dijalan"

"Hn"

"Sarada, papa berangkat dulu ya.. jaga mama dengan baik"

"Iya, pa"

Sasuke melangkahkan kakinya menjauh dari gerbang Konoha. Sudut bibirnya tak henti-hentinya terangkat. Ia tersenyum. Senyum yang menunjukan bahwa sebenarnya ia bahagia dan sedih.

Bahagia memiliki keluarga kecil yang ia sayangi. Dan sedih karena ia harus pergi lagi meninggalkan mereka.

Sakura dan Sarada memutuskan kembali kerumah saat mereka sudah tidak melihat punggung Sasuke lagi. Dan melanjutkan aktifitas mereka.

~

3 bulan kemudian

Karena Sakura sedikit punya waktu luang, Sakura berinisiatif untuk menjemput Sarada dari tempat latihannya dan mengajaknya makan siang bersama.

Sungguh hari yang sangat melelahkan bagi Sakura. Setelah ia mengantar Sarada pulang kerumah. Sakura ingin sedikit santai duduk disofa dan menonton televisi. Namun saat ia akan rebahan, ia mendapat panggilan dari rumah sakit.

Sakura baru bisa kembali kerumah hampir tengah malam. Karena terlalu banyak pasien yang harus ia tangani.

Sebelum Sakura masuk kamarnya ia menuju kamar putrinya terlebih dahulu. Melihat kondisi Sarada yang sedang tertidur pulas membuat hati Sakura menghangat. Tiba-tiba saja lelah penat ditubuhnya hilang saat melihat Sarada tersenyum dalam tidurnya.

Setelahnya baru Sakura pergi kekamarnya.

"Aahh lelah sekali hari ini.. untungnya besok aku libur seharian."

Sakura berinisiatif mengganti bajunya terlebih dahulu sebelum tidur namun tiba-tiba ia merasakan tak enak diperutnya. Kepalanya pusing tiba-tiba.

Seketika Sakura berlari kearah kamar mandi.

"Hoekk hoekk.. ahh ada apa ini?"

~

Pagi harinya Sakura merasa badannya sungguh lemas. Perutnya masih terasa tak karu-karuan. Kepalanya pusing tak bisa tertahan.

Tak tahan dengan keadaannya, Sakura pergi ke rumah sakit untuk memeriksa dirinya.

Untung yang bertugas hari ini adalah sahabatnya. Ino.

Sakura dengan sabar menunggu hasil lab kesehatannya diruangan Ino.

Namun saat Sakura mulai bosan menunggu. Sakura dikagetkan oleh teriakan Ino yang sangat melengking ditelinganya.

"Sakuraaa.. selamat yaa akhirnya setelah menunggu sebegitu lamanya"

"Ada apa Ino. Katakan dengan jelas dong!"

"Kau hamil lagi Sakura!"

"Apa?"

Tangan Sakura terangat pelan-pelan kearah perutnya yang masih rata dan mengelusnya pelan. Dan Sakura tersenyum seketika itu.


Longing And Desire✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang