Tangan Jeno terus bergetar seiring ia membaca setiap untaian kalimat yang tertulis di dalamnya. Dapat ia lihat bekas bercak air mata menghiasi kertas itu.
Siyeon-nya memilih menyerah untukknya.
Air matanya jatuh tak terbendung lagi, isakan pilu memenuhi kamarnya dan Siyeon dulu.
"Maafkan aku siyeon.. Ma-maafkan aku hiks.. Aku bukanlah suami yang baik padamu. Maafkan aku sayang... Jangan tinggalkan aku, kamu adalah wanita terbaik yang aku miliki. Maafkan aku siyeon.."
Jeno kembali membuka amplop yang berukuran sedang dengan hiasan hati di setiap sisinya.
Terpampanglah foto-foto dirinya dan Siyeon berdua. Dari mulai foto pernikahan, liburan, perayaan hari jadi pernikahan mereka hingga foto Jeno yang sedang mencium pipi siyeon. Dibelakangnya tertulis lagi 'Cintaku, kekasihku, suamiku dan yang satu-satunya. Lee Jeno.'
Jeno semakin terisak menjadi-jadi dalam tangisannya. Tak sengaja ia menyenggol amplop itu hingga jatuh dan bergelindinglah sebuah cincin.
Cincin milik Siyeon. Cincin pernikahan mereka.
Siyeon sungguh-sungguh dengan ucapannya untuk membebaskan Jeno.
Isakan pilu semakin menggema dikamar itu. Jeno terduduk di samping kasurnya sambil memeluk sweater pemberian Siyeon.
Ia telah menyia-nyiakan istrinya yang telah menemani hidupnya selama ini.
Ia telah melupakan cintanya karena kehadiran cinta dan harapannya yang baru.
Ia telah menyakiti hati cinta pertamanya, istrinya.
Siyeon-nya telah menyerah.
Siyeon-nya telah pergi meinggalkannya dengan penyesalan yang menyesakkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Terlupakan - Lee Jeno ✔
Fiksi Penggemar"Aku tidak ingin diduakan, Jeno-ya" #13 Jenosiyeon