part 13

5 0 0
                                    

"Rio kenapa sihh loe tu bikin gue nangis lagi?" ucap Clara yg masih tertunduk lesu didepan pintu rumahnya.

"Sayang kq ngk masuk rumah?" Mamanya menghampiri Clara didepan pintu

"Lho anak Mama kq nangis lagi?, udah dong sayang jangan nangis terus, kan Mama jadi ikutan sedih lihat kamu gini" lanjutnya saat melihat Clara yg dipenuhi genangan airmata dipipinya.

"Maafin Clara ya Ma udh bikin Mama sedih, Clara juga capek Ma nangis terus tiap hari" curhatnya

"Udah2 sekarang hapus airmatanya terus makan, Mama udah siapin makanan kesukaanmu"

"Iya Ma" Clara masuk ke dalam rumahnya, disusul Mamanya yg sedari tadi merasa gelisah, prihatin dengan Clara.

****

Clara makan dengan lahapnya, tumis kangkung adalah makanan favoritnya, ya meskipun terlihat sederhana memang begitulah Clara. Dia adalah cewek yg sangat sederhana baik dari segi penampilan ataupun lainnya.

Beda halnya dengan cewek jaman sekarang yg apa-apa serba berlebih-lebihan. Yg paling mencolok adalah gaya baju yg mereka kenakan dan make up yg terlalu bar-bar untuk dilihat. Menurut Clara hal itu tidak terlalu berpangaruh untuk menjadikan seseorang menjadi cantik, malah dengan tampilan yg seperti itu mereka terlihat seperti tante-tante, walaupun umurnya masih muda sekalipun.

Setelah selesai makan, Clara langsung membereskannya kedapur. Tak lupa mencuci piring-piring yg nampak kotor tergeletak di dapur. Dalam waktu 15 menit Clara sudah selesai membersihkan piring kotor.

Sejenak lamunannya muncul, teringat Dino memeluknya semalam, hatinya sangat hancur kala ingat kejadian itu. Terlebih lagi Vhira sahabatnya terkait dalam hal itu, sungguh Clara ingin sekali mencabik-cabik Vhira saat ini.

Clara sangat membencinya dan berniat menjauhinya, tak ingin lagi berteman dengannya.

"Sayang kq nglamun sihh?" tanya Jeni Mamanya Clara

"Ehh ngk kq Ma"

"Oh iya tadi ada telfon dari kepala sekolah, katanya nanti jam 10 udah harus ngumpul di sekolah" kata Jeni

Hari ini adalah hari dimana Clara harus ikut olimpiade matematika tingkat provinsi. Itu sebabnya Clara diperbolehkan untuk tidak masuk sekolah hari ini. Sebenarnya Clara sibuk menjaga Dimas, hingga dia tak punya waktu untuk mempelajari buku matematikanya, walaupun begitu Clara tetap harus mengikuti olimpiade ini, karna namanya sudah terdaftar dan tidak bisa dibatalkan untuk tidak ikut.

"Iya Ma, ehh sekarang jam berapa ma?"

"Jam 9"

"Yaudah ma Clara manti dulu"

***
9.30

Clara sudah siap dengan seragam putih abu2nya yg lengkap dengan atributnya.

Clara keluar dari kamarnya, beranjak untuk brangkat ke sekolah.

"Maaaa ..." teriak Clara saat kakinya melangkah diruang tamu, Clarapun menghampiri Mamanya dan tak lupa memberi salam sembari mencium telapak tangan Mamanya.

Dengan semangat menggebu-gebu, Clara berangkat penuh keyakinan dan tekad yg kuat untuk memenangkan olimpiade tingkat provinsi ini.

Tiba-tiba matanya menangkap sesosok cowok yg tengah duduk bertengger di jok motornya, cowok itu nampak tak asing bagi Clara, matanya masih menatap tajam kearah cowok itu tanpa disadari cowok itu juga sedang menatapnya dengan senyum merekah dibibirnya. Cowok itu melambaikan tangannya kearah Clara. Clara pun hanya membalasnya dengan senyum kaku.

Clara menghampiri cowok yg kini tengah memandanginya. Clara sangat badmood dengan pemandangan pagi ini yg baginya amat sangat tidak menyenangkan.

"Ada apa?" tanya Clara tanpa bosa basi

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PINCOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang