"Tati, menurut tati jatuh cinta itu bagaimana?" Tanya Yusuf tiba - tiba.
"Maksud kamu apa?" Tanya Zaenab bingung.
"Ck, masa kurang jelas pertanyaanku. Jatuh cinta itu bagaimana?" Tanya Yusuf gemas.
"Mana tati tau. Tanya abi kamu, atau tanya saja ayah Max," jawab Zaenab ringan.
"Tati pernah jatuh cinta?" Tanya Yusuf sambil memainkan bolpoin di tangannya.
"Entahlah, ssepertinya belum pernah. Kapan saya bertemu pria selain ayah dan kamu?" Jawab Zaenab sambil terus membereskan berkas - berkas penting di meja kerja milik Yusuf.
"Apa semua pria yang jatuh cinta akan seperti grandpa dan abi?" Tanya Yusuf pelan sambil pikirannya menerawang.
Zaenab menghentikan pekerjaannya sesaat, kemudian menatap Yusuf.
"Kau ini kenapa sebenarnya?" Tanya Zaenab lembut.
Yusuf menatap Zaenab, kemudian tersenyum tipis dan mengangkat bahunya.
"Aku ingin merasakan jatuh cinta," jawab Yusuf.
"Menikahlah, sebaiknya jatuh cinta pada orang yang halal," nasehat Zaenab pada Yusuf.
"Apa tati yakin cinta pada pandangan pertama?" Tanya Yusuf lagi.
"Aku tidak tahu, dan sebaiknya berhenti berbicara ngelantur karena pekerjaanmu menumpuk. Sepuluh menit lagi kamu ada meeting," jawab Zaenab jengah dengan pertanyaan - pertanyaan yang Yusuf lontarkan barusan.
"Menurut tati, Ummi cinta abi tidak?" Tanya Yusuf ragu.
Zaenab menatap tajam ke arah Yusuf, kemudian menghela nafas panjang.
"Aku seperti berhadapan dengan abg yang baru menetas," desis Zaenab kesal.
"Ummi sering mengintimidasi abi. Abi seperti pria bodoh yang menggila - gilai Ummi," kata Yusuf.
Zaenab melotot, kemudian memukul Yusuf menggunakan gulungan kertas yang di pegangnya.
Bugh...bugh...bugh...
"Astaghfirullahal'adzim... Yusuf!" Pekik Zaenab kesal.
"Aduh, apa sih tati?" Tanya Yusuf mengaduh.
"Ummi dan abi kamu saling mencintai. Mengomelnya istri pada suaminya itu hal biasa. Abi kamu menikmati ocehan Ummi dengan senang hati," jawab Zaenab tegas.
"Benarkah? Bukannya hanya abi saja yang mencintai Ummi, apa semua wanita tak bisa menunjukkan cintanya, kenapa selalu pria yang tergila - gila?" Tanya Yusuf bergumam.
"Stop berkata hal bodoh, sekarang rapikan pakaianmu. Cepat meeeting hampir di mulai," kata Zaenab gemas.
"Ah, Ummah Khumaira dan Ummi Najwa biasa saja. Sepertinya abi dan grandpa yang bucin sejati," kata Yusuf tanpa beranjak dari tempatnya duduk.
Zaenab yang membawa beberapa file penting menatap tajam ke arah Yusuf yang masih saja berbicara ngelantur.
"Pak Yusuf, kita sudah terlambat lima menit untuk meeting. Sebaiknya bangun sekarang juga atau saya tendang sekarang juga," kata Zaenab sambil menggeram kesal. Pipi Zaenab sudah menggembung, giginya gemelutuk menahan rasa kesalnya.
Yusuf yang menyadari Zaenab kesal justru terkekeh pelan. Kemudian Yusuf berdiri dan menuju ruang meeting seiring tatapan tajam dari Zaenab.
"Stop berbicara hal - hal menyebalkan begitu. Kita meeting dulu, pembicaraan ini kita lanjut selesai meeting. Sebaiknya sekarang kamu fokus untuk meeting," tegas Zaenab sambil berjalan mengekori Yusuf.
KAMU SEDANG MEMBACA
GENERASI BUCIN
SpiritualYusuf sejak kecil hidup dikelilingi para bucin. Dari mulai grandpa, sampai abinya sendiri. Yusuf bilang, "Yusuf ngga akan jadi bucin seperti abi" Tetapi dia selalu penasaran bagaimana rasanya menjadi playboy. Sayangnya bahkan hingga usianya 25 tahun...