"Loh, kapan Khal Raffa sampai?" Tanya Yusuf sesaat setelah dia beru saja sampai di rumah. Sudah ada Khal Raffa yang bersandar manja di bahu Ummi Najwa.
Yusuf berdecak kesal, dia menarik paksa khalnya dan langsung tiduran dengan kepala dipangkuan Ummi Najwa.
"Minggir sana," usir khal Raffa sambil menarik Yusuf paksa.
"Apaan sih, udah tua juga. Ngga usah sok manja deh, khal," gerutu Yusuf yang makin mengeratkan pelukannya di pinggang Umminya.
"Dih, ngga sadar umur dia," cibir khal Raffa.Ummi Najwa hanya terkekeh melihat dua generasi itu ribut.
"Khal Raffa kok tumben mau pulang?" Tanya Yusuf basa - basi.
Yusuf memakan keripik pisang di meja sambil menyandarkan kepalanya di bahu Ummi Najwa.
"Lah, emangnya pulang harus ada alasan?"
"Ck, kan nggak biasa nya begitu. Emang umminya Zidan mau ngadain selamatan disini?" Tanya Yusuf lagi.
"Lah, selamatan dalam rangka apa lagi?" Kata khal Raffa balik bertanya.
"Hamil lagi mungkin," jawab Yusuf sembari mengangkat bahunya.
"Bukan itu. Tati kamu mau lamaran," jelas khal Raffa enteng.
Yusuf tersedak mendengar penuturan khal Raffa, dia sampai terbarukan - batuk karena kaget.
"Uhuk ... uhuk... "
"Hati - hati, Yusuf. Ini minum dulu," kata Ummi Najwa dengan wajah khawatir sembari menyodorkan segelas air putih untuk putranya.
Yusuf meminum air putih yang disodorkan Ummi Najwa hingga tandas. Matanya memerah, dia mengerjakan matanya beberapa kali.
Khal Raffa menatap ke arah Yusuf dengan tatapan aneh. Ia mengangkat sebelah alisnya kemudian berdehem sebentar.
"Kok tiba-tiba begitu sih acaranya, Khal?" tanya Yusuf setelah berhasil menguasai diri.
"Sebenarnya enggak tiba - tiba juga, kok. Ummi kamu saja udah tahu," jawab Khal Raffa dengan tatapan matanya yang mengarah intens ke arah Yusuf.
"U-um-mi tahu?" Tanya Yusuf dengan nada rendah
Khal Raffa mengangguk, kemudian ikut mencomot keripik pisang yang berada di toples.
Yusuf menatap ke arah Ummi Najwa seolah meminta penjelasan.
Ummi Najwa tersenyum kemudian mengangguk.
"Ummi sudah tahu. Sebenarnya Tati Enab sudah diberi tahu ayah. Tapi kayaknya ngga tahu waktunya kapan. Diakan orangnya sok sibuk," jawab Ummi Najwa sembari terkikik pelan.
"Tati Enab nggak ngasih tahu apapun sama Yusuf," kata Yusuf sangsi dengan berita yang barusan didengar oleh telinganya.
"Lah, dia lupa kali. Tati kamu pernah ketemu calonnya, kok. Terus kata ayah jawabannya ya ada di tangan ayah. Jadi artinya Tati kamu menerima pinangan Rifqi," jawab Khal Raffa.
Yusuf menghela nafas berat, dia tersenyum yang terkesan dipaksakan.
"Grandpa menerima?" tanya Yusuf pelan, dia berusaha bersikap biasa saja meskipun sebenarnya sangat terlihat dia bersikap sedikit aneh.
"Grandpa kamu ya jelas menerima toh. The power of Ummah gitu loh. Lagian Ummi juga kenal baik sama A' Rifqi. Insya allah dia anak yang sholeh," jelas Ummi dengan senyum mengembang.
Yusuf terdiam, dia sedikit menunduk sembari tanpa sadar menggenggam keripik pisanngnya hingga remuk. Khal Raffa masih terus memandangi Yusuf dengan Intens.
KAMU SEDANG MEMBACA
GENERASI BUCIN
SpiritualYusuf sejak kecil hidup dikelilingi para bucin. Dari mulai grandpa, sampai abinya sendiri. Yusuf bilang, "Yusuf ngga akan jadi bucin seperti abi" Tetapi dia selalu penasaran bagaimana rasanya menjadi playboy. Sayangnya bahkan hingga usianya 25 tahun...