Keduanya masih terpaku ditempat mereka masing-masing. Jihoon masih menatap woojin yang sudah menangis, tak ada niatan dihati jihoon untuk membuat woojin menangis tapi keinginannya itu sudah bulat.
Pacaran dalam kurun waktu yang lama dan mereka pacaran seperti anak-anak kecil yang polos tak mengerti dengan itu semua. Jihoon merasa itu semua hanya Cinta monyet yang datang dimasa remaja, sekarang mereka sudah dewasa tapi mereka masih bersikap seperti remaja labil.
Bosan? Tentu saja, bertahun-tahun bertemu, bercengkrama dengan orang yang sama dan tak pernah ada bumbu-bumbu apapun dalam hubungan mereka, seperti sayur tanpa garam. Hambar!.Jihoon mendorong kuat tubuh woojin yang ada dihadapannya, seperti beberapa hari lalu jihoon kembali berlarian meninggalkan woojin yang menangis. Woojin berbalik dan ikut berlari mengejar jihoon yang sudah berlari entah kemana. Woojin kehilangan jejak jihoon.
"Minggir! " bentak woojin ketika ia berjalan di lorong fakultasnya tiba-tiba pria berbahu lebar yang berstatus sahabat woojin dari bocah ingusan menghalangi jalannya dengan merentangi tangannya.
"Minggir kau, kang daniel!! " teriak woojin ketika daniel tak bergeming diposisinya.
"Kau kenapa? " tanya daniel masih tetap pada posisinya. Bukannya menjawab woojin malah memeluk tubuh daniel yang berdiri dihadapannya.
Daniel membalas pelukkan woojin, daniel tau pasti kondisi woojin sekarang. Woojin sangat mencintai jihoon, sangat. Woojin selalu bercerita semua hal tentang jihoon pada daniel. Apapun itu, bahkan hal tak penting pun tak pernah luput dari ceritanya. Asalkan itu jihoon, woojin akan bahagia.
Woojin selalu mengatakan jihoon itu manis, imut dan juga spesial. Alasan yang logis untuk mencintai jihoon kata woojin.
Daniel selalu Setia mendengarkannya dari remaja sampai dewasa seperti sekarang, walaupun sakit dihati daniel ketika woojin menceritakan jihoon tapi sekarang lebih menyakitkan melihat woojin meneteskan air mata karena jihoon."Apa aku tak pantas untuk jihoon ya, hyung? " tanya woojin yang sekarang duduk disofa apartemen daniel.
"Ya" jawab daniel singkat, yang membuat woojin menatap daniel butuh penjelasan yang pasti.
"Kau memang tak pantas untuk jihoon, karena kau harus mendapatkan yang lebih baik dari jihoon" jelas daniel.
"Tapi aku hanya mencintai jihoon, tak ada yang lain, hyung" dada daniel seakan tertikam mendengar woojin mengatakan tak ada yang lain. Apakah woojin tak bisa melihat daniel yang selama ini selalu bersamanya?.
"Kau harus percaya diri kalau begitu" ucap daniel menatap layar televisi yang sedari tadi menyala.
"Percaya diri? " tanya woojin tak mengerti.
"Ya, percaya diri bahwa jihoon akan kembali padamu" daniel tersenyum kearah woojin yang ikut tersenyum lalu menganggukan kepalanya membenarkan ucapan daniel.
"Daniel hyung terbaik!! " teriak woojin memeluk daniel sangat erat.
"Tak apa jika hati ku sakit asalkan bukan kau, jinie" batin daniel."Woojin hanya belum bisa melepaskanmu, ji" jelasnya mengelus rambut pria manis yang didekapannya.
"Hatiku sakit melihat woojin menangis, sepertinya aku menyakitinya" ujarnya.
"Kembalilah padanya jika kau mencintainya, ji" dia berkata lembut pada sipria manis. Dia menggeleng dalam dekapan pria tinggi menjulang itu. Tidak! Jihoon ingin egois sekali saja. Dia ingin bersama cintanya yang baru, bukan bersama woojin."Aku ingin bersamamu, guanlin" pelukkannya semakin erat memeluk pria yang dipanggil guanlin. Guanlin menghela nafasnya, ada rasa menyesal dalam hatinya karena merebut jihoon dari woojin yang lumayan dekat dengannya. Bahkan saat hari spesial woojin dan jihoon, guanlin dengan kurang ajarnya mencuri jihoon dengan alasan jihoon harus pulang kampung, tapi nyatanya guanlin dan jihoon pergi bersama.
Itu bukan sekali atau dua kali tapi sering, dan bodohnya woojin selalu percaya pada jihoon dan selalu mengizinkan jihoon. Mungkin woojin adalah defenisi Bucin yang sebenarnya.
Tapi ketika guanlin menyesal dengan perbuatannya dan ingin melepaskan jihoon. Jihoon malah rela melepaskan woojin yang notabenenya adalah pacarnya, sedangkan dia hanya selingkuhan.
Dan seperti inilah kondisinya sekarang, guanlin semakin merasa bersalah dan seperti penjahat. Tapi apa yang mau dikata guanlin juga mencintai jihoon. Bahkan jihoon adalah incaran guanlin sejak pertama melihatnya.
Guanlin juga ingin seperti jihoon. Dia ingin egois pada perasaannya. Bolehkan dia memiliki perasaan egois, ingin merebut seseorang dari cintanya?."Kaulah yang ku butuhkan" ujarnya menatap foto yang menjadi wallpaper ponselnya.
"Hanya kau, ji" dia langsung memeluk ponsel tersebut.
Sepasang mata melihat semua yang dilakukan orang itu. Dan telinga mendengar ucapannya.
"Bukan kau tapi dia" ujarnya kini mulai memejamkan matanya. Dia merasa ditatap oleh orang yang disebelah yang tadi ditatapnya.
"Hanya aku, bukan jihoon" balasnya sebelum masuk ke dunia mimpinya.Next...
Karena butuh waktu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru........... Sampai jumpa untuk waktu yang lumayan lama....
Senergizer.....
![](https://img.wattpad.com/cover/208936097-288-k116990.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hope (2park/NielCham/PanWink)
Historia Cortahanya sebuah harapan seseorang untuk seseorang