Ryu jatuh terduduk disebuah ranjang yang empuk. Kali ini tepat sasaran, biasanya ia selalu mendarat tak mulus dan berakhir sakit dipinggang. Kadang terjungkang dikursi ruang tamu, kadang mendarat diranting pohon bahkan yang terakhir kali, dikandang anjing. Yang benar saja. Teleportasi selalu menyulitkan.
Ia melirik sekitar. Menemukan jam dinding yang jarumnya mengarah pada angka tujuh. Bocah itu memastikan langit sudah gelap dan mama-papa nya pasti sedang menyiapkan makan malam.
Sedikit penjelasan. Baru sejak Ryu berpikir untuk merubah ulahnya. Mata cokelat itu tidak sengaja melihat sosok gadis kecil lain yang tergambar pada komik pemberian Jennie. Masuk kedalam tubuh karakter itu, mungkin saja bisa mempertemukannya dengan Lisa. Atau apapun yang membuat Lisa keluar dari dunia tersebut sekaligus untuk menebus dosa nya sendiri. Itu rencana seorang Ryu. Selebihnya dia akan berusaha menemui Lisa dan membantu gadis itu.
Dan, mematenkan mama-papa malah terdengar lucu. Ah, bukan masalah. Ryu tidak ingin berpikir keras. Dia hanya harus menuntaskan apa yang telah dirinya perbuat.
Dari sisi kamar tidur yang gelap, secercah cahaya memendar dibalik pintu kayu. Ryu yakin, diseberang kamar ini adalah ruang makan. Matanya bisa melihat sepasang suami istri dan satu anak perempuan mereka yang sibuk berkutat disana.
Ryu merapalkan doa, meminta maaf pada tuhan dan anak perempuan itu.
Lantas dirinya berlari keluar kamar. Dengan sekejap memasuki jiwa anak tersebut.Ryu, hanya ingin meminjam tubuhnya untuk menyelamatkan Lisa.
***
Matahari mulai turun dan bulan mulai naik sebagai pelita dilangit malam. Aroma petrichor menguar dipenciuman ku saat ini. Kala aku berdiri dibalkon kamar tidur Taehyung menikmati semilir angin yang membelai lembut kulitku.
Aku menerka, malam ini cenderung lebih dingin dibanding malam-malam sebelumnya. Mungkin, karena aku berada di dunia lain bukan kota Seoul. Dan itu terdengar creepy bukan? Hahaha.
Taehyung belum pulang. Dia bilang sedikit telat karena sibuk mencari literasi untuk laporan terakhirnya. Pemuda itu, bahkan tidak bersikap aneh sama sekali-- dia menganggap ku tetap sama tanpa menanggapi kejadian siang tadi. Ya, saat aku bilang bukan istrinya. Menurut ku itu hal menyakitkan untuk seukuran Taehyung yang ternyata menyayangi Lisa. Lisa dalam sosok lain.
Aku tidak menepis bahwa Taehyung dan Lisa suami istri, karena aku sendiri yang menjadikan mereka seperti itu dalam komikku. Tapi sekarang, menjadi Lisa lain dalam status sebagai istri Taehyung sedikit membuatku terkejut.
Suami istri
Suami istri
Suami istri
Suami istri
Suami istri
Suami istri
Suami istri
Suami istri
Suami istriTapi tunggu dulu, suami istri kan seharusnya sudah melakukan 'itu'.
Artinya aku sudah--
Ah bukan-bukan. Itu kan Lisa bukan Lalisa. Iya-iya kalem. Aku mengelus dada dan tersenyum kikuk kemudian. Astaga, dasar byuntae.Aku jadi ingin tahu, pasti ada bukti pernikahan mereka kan? Mungkin ada dokumen yang menyebutkan hal tersebut. Itu membuatku melangkah memasuki ruang tidur.
Kamar itu didominasi warna putih. Mulai dari dinding, lemari, juga sprei ranjang. Di dinding tepat di atas sandaran ranjang, terpampang foto ukuran besar Taehyung dan Lisa.
Ranjangnya King size, dan itu sungguhan buat suami istri.
Hahaha
Mataku menatap lemari dengan tiga pintu berjajar yang berdiri kokoh. Haruskah aku buka, atau memang harus? Persetan dengan privasi mereka, aku hanya ingin mencari buku nikah-nya dan setelah itu selesai.
Setelah kubuka salah satu lemari, hanya ada tumpukan pakaian. Lalu lemari sebelahnya, juga berisikan pakaian formal yang digantung. Lalu pintu lemari terakhir lagi-lagi hanya ada pakaian.
Aku geram sendiri deh, sudah seperti pencuri yang dikejar waktu. Aku menutup seluruh pintu lemari itu, lalu bertolak pinggang dihadapannya.
Mataku bermain kesegala arah sekaligus otakku berpikir dimana dokumen-dokumen itu disimpan. Kamar ini, terlalu luas dengan efek putih yang mendominasi dan nyaris terlalu bersih untuk ukuran pemalas sepertiku.
Tentunya Lisa didunia ini lebih rajin dibanding Lisa yang asli.
Aku menelisik jari-jari kakiku. Bersamaan dengan itu, kulihat ada gagang laci dibawah lemari tadi. God damn it. Betapa bodohnya. Lantas aku tertawa keras bagai pemburu harta karun yang berhasil menemukan emas, permata, dan berlian.
Tanpa basa-basi lagi, kutarik saja gagang laci itu. Benar kan, memang benar. Dokumen biasanya tersimpan di laci. Aku meniup poni ku sendiri dengan rasa bangga hingga sebagian rambut itu melayang di udara.
Disana banyak sekali berkas tertumpuk. Dan mulai kubuka satu persatu untuk menemukannya.
Waktu terus bergerak. Kamar ini hanya dipenuhi suara jarum jam berdetak. Aku mengais sedikit harapan untuk menemukan apa yang tengah kucari. Sudah memasuki menit kelima, dan tampak map-map yang aku keluarkan berserak dilantai.
Terakhir ku cek, Laci itu belum terkuras habis. Masih tersisa kurang lebih dua atau empat lembar berkas lagi. Sedikit melelahkan namun ini belum selesai.
Ditengah rasa penasaranku yang membara, tepat pada map ketiga dari yang terakhir. Sebuah buku kecil terpampang disana. Warnanya hijau, dan aku rasa itu harta karunnya.
Buku nikah Lisa dan Taehyung.
Ting tong
Hah, Taehyung pulang? Yang benar saja. Harta Karun nya ada didepanku.
Yang aku tahu, itu pasti bel pintu rumah. Namun ada suara getar mengiringi setelahnya. Kamar ini terlalu sepi hingga aku bisa mendengar derit getar itu.
Oh, disana. Sumbernya dari ponsel yang layarnya menyala. Presensi benda itu ada diatas sebuah nakas rendah sebelah ranjang tidur.
Aku pergi kesana untuk mengambil ponsel tersebut. Ternyata tidak dikunci, mungkin ini milik Taehyung yang tertinggal. Setelah kusentuh tanda gembok, tertera foto diriku sebagai wallpaper. Oh, ini seribu persen milik Lisa, bukan suaminya.
Di taskbar atas, ada beberapa pesan masuk. Hmm, aku bukannya lancang. Tapi secara tidak langsung, ini berarti ponsel milikku kan?
Bae💖
Lisa, jangan memasak ya. Kita makan diluar saja. Bersiaplah, sepuluh menit lagi aku jemput. Pakai hoodie dan celana panjang, diluar sangat dingin^_^Gimana sih, aku harus keluar? sedangkan apa yang aku cari sudah didepan mata. shit
KAMU SEDANG MEMBACA
Sᴋᴇᴛᴄʜ ᴡᴏʀʟᴅ
FanfictionLalisa manoban adalah seorang komikus biasa. Meski begitu, Karya-karyanya gak bisa dibilang rendahan. Pernah suatu ketika, ada seorang gadis kecil meminta pertolongan. Malam hari, tepat dipenghujung musim gugur. Ditarik lengannya lalu dibawa lari hi...