Untuk yang lupa karakter Ryu. Ini dia
Tak jauh dari lokasi kedai berada. Lisa bisa melihat taman bermain cukup sepi disela perjalanan mereka. Gadis itu menggandeng jemari Ryu untuk menyebrangi badan jalan.
Sesuai permintaan Ryu, dirinya hanya ingin bercerita jika dibawa kesebuah taman. Ya, tentu saja Lisa akan menurutinya segera. Lantas, tibalah mereka disebuah kursi panjang yang berada disana.
Ryu, memegang sebuah cup eskrim rasa matcha lengkap dengan sendoknya, "terima kasih eonni sudah membelikan ku banyak makanan pagi ini."
"Aku tidak suka menyebut bibi, jadi aku akan memanggilmu eonni saja."
"Baiklah, kupikir sebutan bibi juga terlalu tua bagiku." Tawa Lisa mengudara.
"Eonni pasti mengenal Jennie bukan?"
Lisa tidak mengangguk ataupun menggeleng. Dia berniat membisu dan membiarkan Ryu bercerita. Menyaksikan Ryu menatap nya lalu kembali menyendok eskrim rasa matcha itu, Ryu kembali melanjutkan.
"Aku tahu kalian memiliki masalah. Sekali lagi bukan begitu eonni? Aku tahu cerita dari Jennie, tapi masih sedikit ragu jika tidak mendengarkan dari segi pandanganmu."
"Percayalah eonni, Jennie sedikit kesulitan setelah menjauh darimu. Dia memang punya dendam tapi aku yakin dari lubuk hatinya dia sangat merindukan mu."
"Jujur, aku memang sedikit kesal dengan Jennie. Tapi mau bagaimanapun kami adalah sahabat."
Lisa memandangi kakinya sendiri dengan kepala tertunduk. Sedikit terkejut setelah mendengarkan perkataan Ryu setelahnya, "Jennie yang menyuruhku."
"Dia dibutakan oleh sakit hatinya. Dia pikir kau satu-satunya yang salah diantara kalian bertiga. Aku dipungut oleh Jennie tepat setelah kalian tidak berkomunikasi lagi. Aku bukan manusia eonni, aku memiliki kekuatan yang mampu aku lakukan sesuai keinginan, dan Jennie memintaku untuk mengirimmu kedalam dunia komikmu sendiri."
"Astaga,"
Hanya itu, hanya kata itu yang keluar dari sela bibir cantiknya. Lisa tak habis pikir, mengapa Jennie begitu nafsu membuat dirinya kewalahan. Apa dia tak puas setelah menjauhkan diri dari Lisa dan memutus persahabatan mereka?
"Eonni,"
"Tidak Ryu. Tidak masalah. Itu hak Jennie untuk membenciku. Ku hargai setiap keputusannya. Tapi, yang harus kau tahu, aku tidak pernah mengambil Jungkook darinya. Aku tidak pernah berniat menghancurkan hubungan mereka."
"Cukup eonni! Kamu memang korban disini. Eonni..."
Ryu, menggenggam jemari yang lebih besar itu dibanding jemarinya. Tampak raut wajah Lisa menyiratkan sendu nan sedih.
"Aku sangat menyesal. Maafkan kesalahanku dan aku berjanji untuk memulangkan mu sesegera mungkin."
"Meskipun mengorbankan dirimu Ryu?"
Sesosok gadis lain bersuara dengan nada tinggi, melangkah kearah mereka berdua dengan pandangan tegas nan arogan. Meski begitu, wajah sang gadis menyiratkan resah dan lelah.
Darimana saja Jennie, dan dimana ia tidur selama satu hari ini. Setelah pertemuannya dengan Ryu terakhir kali, Jennie gak kelihatan dan muncul lagi.
Ryu menatap dari duduknya. Sedangkan Lisa ingin menangis saja sekarang, hatinya bergetar hebat antara rasa sesak juga keterkejutan atas kedatangan Jennie kemari. Apa Jennie hendak membuat Lisa kewalahan lagi?
"Halo Lisa, kamu tumbuh sehat disini ya? Kulihat juga kamu bahagia bersama suami semi-mu itu. Kalau begitu bagus, jangan kembali dan tinggallah disini."
Cih, Ryu tengil beraksi. Gadis kecil itu menaruh cup eskrimnya dan berdiri diatas kursi taman dengan tangan terlipat didada berlagak memerintah.
"Memangnya kamu siapa Jen? Jangan mengatur hidup orang lain."
Lisa melirik Ryu geli. astaga, padahal dalam keadaan seperti ini, Ryu masih bertingkah aneh.
"Harusnya kamu takut tidak bisa kembali lagi dan justru terjebak disini jika aku tidak mengeluarkanmu. Lisa tidak salah, dan kamu orang yang egois. Mementingkan ego sendiri hingga membuat orang lain menderita."
"Menderita? Wajahnya gak terlihat menderita. Malah lebih berseri-seri."
Gila!
"Cukup. Aku tidak punya masalah apapun denganmu, jadi jangan kembali ikut campur dalam hidupku." Lisa bersuara.
"Itu balasan. Aku justru memberi pelajaran untukmu."
"Aku ingin pulang Jen. Aku ingin hidupku kembali."
"Meninggalkan suami komikmu itu? Omong kosong!"
Deg,
Taehyung terlintas dalam benaknya. Haruskah Lisa pergi tanpa sepengetahuan Taehyung untuk selamanya? Tidak, Lisa tidak sekejam itu.
°°°
KAMU SEDANG MEMBACA
Sᴋᴇᴛᴄʜ ᴡᴏʀʟᴅ
FanfictionLalisa manoban adalah seorang komikus biasa. Meski begitu, Karya-karyanya gak bisa dibilang rendahan. Pernah suatu ketika, ada seorang gadis kecil meminta pertolongan. Malam hari, tepat dipenghujung musim gugur. Ditarik lengannya lalu dibawa lari hi...