Warning 21+ secara tersirat maupun tersurat
Mau bagaimana lagi, Taehyung sudah didepan mataku. Untung aku cepat berberes dan segera menuju pintu setelah klakson mobilnya terdengar. Taehyung sungguh datang sepuluh menit kemudian, luar biasa.
"Sudah siap ya?"
Kepalanya menyembul dari balik kursi pengemudi. Aku hanya tersenyum seadanya lalu mengisi kursi penumpang disebelah Taehyung.
Saat pertama kali aku masuk, aroma apel menguar di Indra penciumanku. Di kursi belakang, dipenuhi buku-buku tebal dan beberapa potong pakaian. Wajar saja, Taehyung adalah mahasiswa tingkat akhir yang sebentar lagi selesai pendidikan. Pastilah dia sangat lelah ditambah mengajakku keluar untuk makan malam.
Aku malah iba padanya.
Taehyung menarik perseneling mulai menjalankan mobil. Dia hanya mengenakan Hoodie berwarna hitan dan celana levis panjang sepertiku. Rahang nya tidak setegas yang lalu, malah terlihat kelelahan.
"Apa gak ribet mengajakku makan diluar?" Kataku bersuara. Taehyung lantas tersenyum membalasnya.
Mata elang itu, hanya berfokus pada jalanan malam yang ramai. Lalu, traffic light berwarna merah mengerahkan mobil ini buat berhenti.
"Nggak. Aku cuma penat saja menghadapi tumpukan kertas itu."
"Aku bisa buat makanan dirumah, dan kamu bisa langsung istirahat."
"Yang aku butuhin itu kamu bukan istirahat, Lisa." Lalu terdengar kekehan dibelakangnya.
Entah kenapa itu terdengar aneh ditelingaku. Seperti sesuatu yang asing meringsek masuk mengisinya. Mencoba merobek sesuatu dalam diriku. Aku masih menerka-nerka. Apa ini akibat aku tidak pernah berada didekat laki-laki dan mendapati kata-kata manis itu?
Selama ini, aku mungkin terlalu menutup diri semenjak masalah dengan Jennie terakhir kali.
Taehyung, jangan diteruskan. Aku bisa kalang kabut mendengarnya lagi.
Lampu sudah berganti hijau. Syukurlah, aku bisa bernapas lega. Dan Taehyung kembali menjalankan kuda besi tersebut.
Tak sampai lima menit, kami berbelok disudut jalan dan pemuda di sampingku menginjak rem untuk memberhentikan laju kendaraan ini.
Restoran cepat saji?
Kukira makan malam romantis, hahaha. Aku bisa gila sendiri karena pintar mengkhayal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sᴋᴇᴛᴄʜ ᴡᴏʀʟᴅ
FanficLalisa manoban adalah seorang komikus biasa. Meski begitu, Karya-karyanya gak bisa dibilang rendahan. Pernah suatu ketika, ada seorang gadis kecil meminta pertolongan. Malam hari, tepat dipenghujung musim gugur. Ditarik lengannya lalu dibawa lari hi...