Ini adalah imajinasi
Ini adalah khayalan-ku
Ini adalah mimpi
Ini adalah bunga tidur
Ini adalah ilusi
Ini adalah fatamorgana
Ini adalah ulahku, hasil karya sepuluh jemari ini. Namun dibumbui sedikit keajabaian yang datang tiba-tiba.
***
Aku masih mengumpulkan secercah kepercayaan atas apa yang tengah mataku lihat sekarang.
Lelaki tampan itu masih tak berkutik dari tempatnya. Begitu pula dengan kaki ini, serasa rantai menjerat agar tak lari kemana-mana. Meski aku ingin menendang pantat ku sendiri agar terbangun dari ilusi kejam ini. Astaga.
Apa benar dia-
Bahkan menyebutkan namanya walau aku tahu, sungguh berat karena aku sendiri juga masih ragu. Akan kepastian mengenai dia adalah Kim taehyung, pemuda dengan rahang tegas, bibir berbentuk hati, dan mata setajam elang. Nyaris sempurna untuk menjadi manusia nyata dan hidup seperti orang-orang lain. Jika iya, dia akan jadi selebritis dan digandrungi kaum hawa dari segala belahan dunia.
Wah, betapa hebatnya aku menciptakan karakter seperti Kim taehyung ini.
Wanjon Daebak.
Aku akan mencoba menerima semua ini dan mencari jalan keluar. Mencoba. Hanya untuk kata-kata penenang.
"Taehyung, bisa kamu jelaskan sesuatu?"
Ugh, memanggil namanya seperti aku tengah berbicara seorang diri. Alam bawah sadarku belum bisa menerima bahwa dia benar-benar jadi hidup.
"Apa yang mesti dijelaskan? Kamu yang tiba-tiba tidak sadarkan diri saat kita sedang sarapan."
"Aku bukan Lisa," aku sengaja berhenti bicara untuk sekadar melihat ekspresinya. Dan apa-apaan itu hah, dia gak bereaksi apapun! Seriusan Kim taehyung, kamu memang kubuat kaku dan cuek. Tapi gak seperti itu juga dong.
Entah bagaimana aku harus menjelaskan raut wajah nya. Taehyung cuma diam membatu lalu setelahnya terdengar helaan nafas menyerah. Sialan, apa dia menganggap ku aneh!
"Aku bukan manusia."
"Eum, aku, aku hanya hologram yang tiba-tiba ada di hadapanmu." Kataku lagi
"Bangun taehyung, bangun. Bangun dari mimpi mu sekarang juga."
Lalu, dia mulai menutup mulutnya dengan satu tangan. Menurutku, dia terperangah dan mungkin percaya atas perkataanku barusan. Yeah, dan aku akan keluar dari rumah ini meminta pertolongan pada siapapun diluar sana. Aku sedikit menunduk, tersenyum senang karena kemenangan ini. Well, dia tipe lelaki yang mudah ditipu ternyata hahaha.
Kepala mulai aku tegakkan, dan sedikit merasa angkuh, walau senyum kemenangan ini tidak bisa disembunyikan.
"Astaga sayang~ apa-apaan sih? Ayo cerita, kamu lagi stress karena laporan nggak di accept sama dosen killer itu? Kemaren katanya udah selesai." Gelegar tawanya mengudara dengan keras. Taehyung menggeleng tak percaya masih dengan raut wajah penuh keheranan.
Aku pun begitu.
Aku juga gak menyangka kenapa dia memanggilku sayang.
***
"Sumpah, ini pertama kalinya kamu gini. Masalah apa, sampai bikin stress dan jadi lupa jati diri? Kamu kan bisa cerita."
Tak hanya kalimat yang keluar dari bibirnya, tatapan Taehyung membuatku selalu diam seribu bahasa. Aku yakin seratus persen membuat karakternya dikomik seperti gunung es-- kaku dan dingin, tapi ternyata sedari tadi dialah yang banyak bicara.
"Kenapa kamu manggil sayang?"
"Sama siapa?"
"Aku."
"Hey what's wrong, seorang Lisa adalah istri sah Kim taehyung. Remember that."
"Iam not your wife."
Udah abad keberapa aku jadi istri orang, abad 22 atau 23? Gila-lah
Gerak Taehyung mengendor seketika. Punggung nya ia tegapkan tak lagi bersender di sofa seperti barusan. Kedua mata itu juga meredup, tidak terang dan hilang semangat seperti sedia kala. Aku mungkin membuat semuanya mulai kacau, tapi jika harus begini, terus bagaimana kelanjutan hidupku,
Aku bisa melihat Taehyung berubah serius. Dia menatapku intens dan tajam. Seperti pistol jarak jauh yang menemukan sasarannya.
"Lisa, aku kira semua sudah baik-baik saja. Hari-hari yang lalu Kamu selalu mengurus ku dengan baik, gak ada perbedaan lagi diantara kita berdua. But, this day. Apa sesuatu dalam hatimu mulai berubah? Atau ini hanya perasaanku?"
"Bukan seperti itu." Entah, itu refleks. Aku merasa iba karena tatapan sedihnya.
"Lalu?"
"Aku hanya-"
Dia menggenggam tanganku. Ada gelenyar aneh yang merambat memenuhi sisi kiri jantungku. Aku tidak bermaksud melangkahi takdir, namun aku percaya ini adalah hidup baruku. Bagai bisa melihat lembaran-lembaran baru dari mata Taehyung saat aku tatap, dia menaruh kepercayaan atas apa yang telah terjadi pada diri seorang li-sa manoban. Bukan laLisa, aku hanya harus berpura-pura jadi Lisa dan menyelesaikan segala sesuatu yang telah dimulai pada dunia ini.
"Ayo, kita berjalan bersama seperti sedia kala Lisa."
Dapatku rasakan Taehyung merengkuh tubuh kurus ini kedalam dada bidangnya.
Yang aku pahami sekarang, segala persepsi diawal hanyalah omong kosong belaka. Semua ini bukanlah ilusi, mimpi, fatamorgana, atau khayalanku semata.
***
Efek kupu-kupu (Butterfly effect) adalah istilah dalam "Teori Chaos" (Chaos Theory) yang berhubungan dengan "ketergantungan yang peka terhadap kondisi awal" (sensitive dependence on initial conditions), dimana perubahan kecil pada satu tempat dalam suatu sistem non-linear dapat mengakibatkan perbedaan besar dalam keadaan kemudian.
Apa itu yang tengah aku alami?
Dimana kehidupan bersama Taehyung sekarang memiliki ketergantungan terhadap apa yang tengah aku perbuat diawal. Ya, mungkin. Diawal, aku menciptakan dirinya lalu suatu perbedaan besar terjadi dalam hidupku, yang tentunya setelah aku bertemu gadis kecil waktu itu.
Namun, apapun yang terjadi aku akan berusaha menerima segala konsekuensi. Apalagi mengingat Taehyung ternyata pemuda yang baik. Kukira dia sedingin yang terlihat hahahaha.
Aku harus bertanggung jawab, dengan apa yang aku perbuat meskipun ini bukan salahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sᴋᴇᴛᴄʜ ᴡᴏʀʟᴅ
Fiksi PenggemarLalisa manoban adalah seorang komikus biasa. Meski begitu, Karya-karyanya gak bisa dibilang rendahan. Pernah suatu ketika, ada seorang gadis kecil meminta pertolongan. Malam hari, tepat dipenghujung musim gugur. Ditarik lengannya lalu dibawa lari hi...