0.3

208 27 5
                                    

Mata Zach menjelajahi seluruh isi kantin untuk menemukan keberadaan sahabat sengkleknya, Nirvana.

Mata Zach berhasil menangkap sosok Nirvana yang sedang makan gorengan. "Gue juga di suruh keluar, jir."

Nirvana tertawa. "Emang nggak bisa jauh-jauh dari gue."

"Gue takut, Van."

"Ada hantu?"

"Ish.. bukan. Takut kalo buku saku gue yang masih suci nan bersih tanpa coretan itu terisi sebuah angka."

"Ngomong apasi, jing?"

"Kena skors, goblok."

"Bagus dong."

Zach memasang ekspresi wajah maksud-lo-apa.

"Iya, akhirnya buku lo kepake. Nggak sia-sia dong, lo bayar. Lagian skors nya cuma 10, masih sisa banyak lah."

Tangan Zach meraup wajah Nirvana. "Yeu si goblok."

Ih kasar

"Zach." panggil seorang lelaki jangkung bersama 2 temannya.

"Join sini, brader."

"Siapa Zach?" bisik Nirvana.

Zach menepuk bahu Nirvana. "Ntar gue kenalin."

Dua teman Zach yang jangkung duduk di depan Nirvana bersama Zach dan yang satu lagi duduk di sampingnya.

"Cewek lo?" tanya salah satu dari mereka.

"Bukan, lah. Gue mana mau sama modelan begini, nggak ada anggun-anggunnya samsek. Lagian dia tuh adiknya Corbyn."

Bangsat emang si Zach, berani-beraninya ngejudge gue di depan cogans

Nirvana tersenyum canggung. "Gue Nirvana."

"Daniel." ujar lelaki jangkung yang tadi memanggil Zach.

"Jonah."

"Jack."

"Betewe, Lo adiknya Corbyn?" tanya Jack.

"Hooh. Lo nggak pernah main ke rumah ya? Kok gue nggak pernah liat lo."

"Gue yang bikin nasi goreng gosong, btw." ungkap Jack dengan bangganya.
"Lah, elu. Kok beda?"

"Pala gue baru, neng." Jack mengelus-ngelus kepalanya.

Nirvana terkekeh. "Pantesan keknya lo dulu keriting."

"Keknya gue pernah liat lo." selidik Nirvana menunjuk Daniel.

"Hah? Gue?"

renjana • djsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang