0.7

154 23 0
                                    

Semenjak itu, Nirvana dan Daniel jadi sering keluar setiap hari sabtu. Kadang cuma nongki-nongki di warkop atau nama gaulnya cafe dekat alun-alun kota, pergi dari siang sampai sore ke dufan, sesekali mereka juga pergi ke pantai. Tapi kali ini mereka memilih untuk pergi ke kebun binatang. Untuk melihat kembaran Daniel, katanya.

"Nirvana, fotoin gue dong." ujar Daniel yang sudah siap bergaya dengan koala.

Nirvana menangkap momen tersebut dengan ponsel Daniel.

Daniel menepuk bahu seorang lelaki asing. "Mas, boleh minta tolong fotoin?"

Lelaki tersebut tersenyum sambil mengambil ponsel Daniel.

"Sini, sini, Van."

Daniel bergaya dengan merangkul Nirvana yang membuat jantungnya berdegup kencang.

"Makasih, mas."

"Daniel, gue mau lihat piwin."

"Jerapah dulu."

"Piwin, anjir. Gamau tau."

"Jerapah."

"Piwin. That's final." Nirvana menuju ke area penguin tanpa menghiraukan Daniel. Karena baginya, jika yang ia inginkan itu, ya harus itu.

"Vana." Daniel berusaha menyamakan langkahnya dengan Nirvana.

"Napa?"

"Maaf."

Nirvana menghentikan langkahnya. "Gue childish banget, ya?"

Daniel mengapit bibir Nirvana dengan tangannya. "Nggak di maafin."

"Yodin." Nirvana berjalan menjauh dari Daniel.

"Hobi banget ninggalin, herman."

Sesampainya di kandang Penguin, mereka tidak sengaja menyaksikan penguin jantan dan betina yang sedang making love.

"Astaghfirullahaladzim." ucap Daniel dengan sigap menutup mata Nirvana.

Nirvana berusaha melepaskan tangan Daniel yang menutup matanya. "Lepasin, woi. Lo mau nyulik gue ya? Tolong... Tolong..."

Daniel membekap mulut Nirvana dengan tangan kirinya, sedangkan Tangan kanan untuk menutup matanya. Satu kata, tolol.

"Muka ganteng gini dikira penculik. Liat tuh piwinnya lagi kawin."

Nirvana menjilat tangan Daniel. "Mana gue bisa liat orang mata gue lo tutup."

"Jorok banget, anjir. Ntar kalo gue rabies tanggung jawab." ujar Daniel sambil mengusapkan bekas jilatan Nirvana di celana pendek selututnya.

"Enak aja gue dikata— ANJING PIWINNYA KAWIN."  teriak Nirvana yang membuat pandangan hampir seluruh pengunjung tertuju kepadanya.

"Bukan gebetan gue, bukan gebetan gue." gumam Daniel sambil menutup wajahnya

"Hehehe... Maaf Pak, Buk, Mas, Mba."

"Malu-maluin aja, nyet. Untung sayang."

"Kan aku gak tau."

Daniel mengacak gemas rambut Nirvana. "Kan udah aku bilangin sayangku, cintaku."

"Ya lagian tadi gue terkejut terheran-terheran."

"Dahlah, makan aja skut. Daniel udah laper nih, gak bisa di tunda lagi kalau urusan makan. Lo mau kalau calon masa depan lo ini jadi busung lapar?"

"Hilih libiy imit jidi iring."

renjana • djsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang