0.8

162 26 6
                                    


"Dahlah, makan aja skut. Daniel udah laper nih, gak bisa di tunda lagi kalau urusan makan. Lo mau kalau calon masa depan lo ini jadi busung lapar?"

"Hilih libiy imit jidi iring."

Setelah ribut mau makan di cafetaria mana, akhirnya mereka memutuskan makan di sebuah cafetaria berdinding kaca yang membuat pengunjung dapat melihat sekumpulan orangutan yang bergelayut di pohon.

"Niel."

"Hah?"

"Ini mehong amat, elu-nya ada duit kaga?"

"Lo yang gue jadiin jaminan buat bayar, biar di suruh cuci piring."

"Sembarangan."

"Lagian, sih. Mau pesen apa?"

Nirvana melihat isi menu makanan untuk memutuskan apa yang akan ia makan.

"Ini makanan apasi, Niel?" Ia menunjuk salah satu makanan jepang yang terdapat dalam menu tersebut.

"Nggak. Lo disuruh masak makanan lo sendiri. Gue nggak mau kalo bayar mahal tapi disuruh masak sendiri. Kalo lo tetep mau pesen itu gapapa sih, asal mbaknya suruh masakin disini."

Nirvana mendengus kesal. "Nasi goreng seafood."

"Jauh-jauh kesini makannya tetep nasgor. Kalo tau gitu mah mending makan di warungnya Mang Sule, lebih murah."

"Yaudah, terima nggak? Kalo nggak, sok atuh gelud."

"Mau minum apa?"

"Air zam-zam."

Daniel berdecak kesal, "Sono ke Arab.
Bercanda mulu, jir.

"Samain aja, ribet amat lu jadi cowo. pms?"

Daniel memanggil waitress untuk mengambil kertas pesanan mereka, dan meminta agar segera membawakan makanannya karena cacing-cacingnya sudah tidak
dapat menahan rasa lapar.

"Nasi goreng seafood 2, jus alpukat 2. Ada tambahan?"

"Nggak, mba. Kasian pacar saya ntar makin kere kalo mau pesen banyak-banyak." celetuk Nirvana.

Waitress tersebut pergi sebelum Nirvana menyelesaikan kalimatnya. sombong amat, batin Nirvana

Daniel yang mendengar ucapan Nirvana saat menyebutnya dengan sebutan 'pacar' pun sengaja menggoda. "Tadi ngomong apa, Van?"

"Perasaan nggak ngomong, terakhir kali gue ngebatin si mba-mba tadi tuh."

"Yang tadi lo omongin ke mbanya. Gue siapa? tadi kalo nggak salah denger sih lo bilang pacar." ujar Daniel menekankan kata pacar, sambil mengangkat satu alisnya

"Salah denger, lo kan suka budek." sangkal Nirvana

Daniel menoel pipi Nirvana sambil terkekeh. "Ih yang boneng nih mba Nirvana Jeancuk Besson."

"Jancuk, jancuk, lo tuh jancuk."

"Jadi Daniel James Seavey pacarnya Nirvana Jeanne Besson?"

"Ngimpi."

"Nyata kok, barusan kamu yang bilang."

Nirvana bergidik. "Geli, ih make kamu-kamuan segala."

"Van."

"Napa lo? Mau minta maaf? nggak gu—"

"Bacot lu. Dahlah, kita pacaran."

"Nggak."

"Gue nggak minta lu jawab, cuk. Gue aja nggak bilang 'Nirvana mau nggak jadi pacar Daniel yang ganteng?' Bahasa Indonesia lu dapet nilai berapa sih? bego amat, anjir."

"Amat nggak salah dikata bego."

"Van, gue serius. Pokoknya kita pacaran, oke? Oce lah."

"Maksa banget, tuh pacaran sama orangutan."

"Gue emang nggak seromantis cowok-cowok di wadepet tapi seenggaknya gue anti mainstream ya ga? Yakali ga."

"Nanya-nanya sendiri, jawab-jawab sendiri, stress kali ni orang."

"Yaudah, gue nggak maksa, terserah lo deh yang penting kita masih bisa deket walaupun cuma lo anggap temen."

"Iya."

Daniel meletakkan punggung tangannya ke dahi Nirvana. "Tuh kan, panas."

"Iya, Daniel. Iya."

"Lo ngomong apa sih, Van? Iya, iya mulu cem ee."

"Jadi pacaran nggak, su? Bacot mulu."

Daniel membelalakan mata tidak percaya atas jawaban Nirvana. "April masih bulan depan, lo nggak nge-prank kan?"

"Males lah kalo kek gini."

"Iya sayangku hehe. Jadi kita pacaran kan?"

"Nggak jadi, keburu males."

"Ih, serius, Van." ujar Daniel memonyong bibirnya. aww gemashhh

"Iya, Daniel pacarku, sayangku, cintaku sekonyong-konyong koder, pen gua tampol deh lu."

renjana • djsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang