2. Kamu, Cinta Sejatiku

5.8K 800 313
                                    

Haiii ... selamat malam ... Semoga kalian sehat dan selalu bahagia ya. 💗💗💗

Jakarta diguyur hujan deras sejak jam 4 sore tadi sama seperti diriku yang diguyur hujan kebaperan saat menulis chapter ini. 😢

So ... happy (sad) reading ...

🌺🌺🌺

Song : Cinta Sejati – Ari Lasso

Aku jatuh cinta padamu
Sejak pertama kita
Bertemu
Dia menghuni relung hati
Kau tak pernah peduli
Tuhan mengapa kau
Anugerahkan
Cinta yang tak mungkin

Tuk bersatu
Kau yang t'lah lama
Kucintai
Ada yang memiliki

🌺🌺🌺

Darian mana mau menyerah! Buat dia yang baru pertama kali jatuh cinta, pantang mundur sebelum berjuang. Dia tidak akan peduli bila Bapaknya Emilia gila sekalipun. Bagi Darian yang penting anaknya. Karena dia tahu, kedua orangtuanya pun tidak pernah mengajarkan dia dan adiknya untuk memandang rendah status orang lain.

Jadi bila nanti alasan Emilia karena status mereka, Darian juga tidak peduli.

Pada akhirnya Emilia muncul juga seminggu kemudian. Gadis itu adalah orang yang paling disiplin dan berkomitmen tinggi. Buktinya dia datang juga saat latihan song leader di malam minggu ini karena besok adalah jadwalnya menyanyi di Ibadah jam 9 pagi.

Emilia tidak berani memandang Darian sedikitpun. Gadis itu malah terkesan menghindar. Tapi Darian adalah Darian Siregar yang juga punya banyak taktik sehingga dengan mudah dia bisa menangkap Emilia di pintu gerbang satu-satunya. Memangnya Emilia pikir dia punya kantong ajaibnya Doraemon yang bisa mengeluarkan pintu keluar lain? Emilia tidak bisa kabur lagi karena Darian langsung menarik tangannya masuk ke dalam mobil.

"Kita makan bubur ayam dulu ya, Em."

"Ehhh ... nggak usah, Bang. Em masih kenyang!"

Darian tersenyum sinis. "Saking kenyangnya, Abang bisa denger suara perut kamu yang kelaparan dari tadi."

Emilia tertunduk malu. Ya ampun, malu-maluin banget deh nih perut!

Mereka mampir di sebuah kedai bubur ayam Cikini dan Darian langsung memesan 2 porsi besar untuk mereka berdua.

"Bang ... Em nggak suka pake telor ya."

"Kenapa? Kan bagus untuk memulihkan tenaga kamu, Em."

Emilia menggeleng. "Em nggak suka, Bang. Geli liatnya."

"Ini kayaknya kebanyakan deh, Bang!" protes Emilia lagi ketika dilihatnya porsi mangkok besar bubur ayam itu.

"Pilihannya cuma 2, Em. Kamu abisin sendiri atau Abang yang suapin?"

Emilia buru-buru meniup buburnya dan menelannya perlahan-lahan. Bahkan ketika mereka sudah selesai pun, Darian menyodorkan 2 bungkus bubur ayam pada Emilia.

"Untuk Ibu sama Adekmu ya."

Emilia menatap Darian dengan cemberut. "Em nggak suka dikasihani, Bang."

"Yang kasihan sama kamu siapa, Em? Yang ada juga Abang yang harus dikasihani karena udah seminggu ditolak terus sama pacarnya!" tukas Darian dengan sinis.

"Maafin Em ya, Bang. Kan Em udah bilang alasannya ke Abang."

"Denger ya, Em. Kalo alasan kamu cuma karena Bapak ataupun kondisi ekonomi kamu, Abang nggak bakalan mundur! Kalau Mami Abang tahu soal kamu, besok juga kamu bakalan langsung dilamar Mami buat jadi mantunya. Jadi sekarang, ayo kita pacaran aja!"

DARIAN AND EMILIA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang