"Jika kesempatan berhasil hanya 0,00001 persen. Aku tidak peduli berapa kali kegagalan yang harus kujalani"----------------------------------------------------------
Thankyou all yang udah bertahan dengan ceritaku. So jangan bosan ya nunggu update nya.
***
Para robot kebanggan Profesor Albert itu sedang melakukan tugasnya diluar kemampuan manusia. Membuka pintu rahasia melalui portal yang diciptakan oleh Profesor Albert melalui konsep dimensi ruang. Padahal Profesor itu masih belum menampakkan batang hidungnya.
Tapi, ternyata Profesor Albert sudah lama mengantisipasi kondisi ini yang terjadi. Terlebih laginya Profesor Albert mengandalkan robot jeniusnya ketimbang dengan rekan-rekannya sendiri. Sungguh tidak ada yang tahu pola pikir Profesor terjenius itu.
Ada tiga robot jenius dalam ruang mesin waktu. Masing-mesing memiliki kemampuan sendiri. Sebut saja mereka adalah robot Alpha, robot Betha, dan robot Tetha. Salah satunya Ada robot Alpha yang memiliki tugas menutup dan membuka akses ruang mesin waktu, robot Betha yang memiliki tugas menjalankan mesin waktu dan juga robot Tetha yang memiliki seluruh data-data tentang teknologi di dunia. Dan masih ada lagi kemampuan para robot cerdas itu.
Ternyata ini bukan sembarang ruangan, segala akses masuknya sangat dijaga ketat melalui sistem scanner keamanan, mulai dari mata, telapak tangan dan suara. Dindingnya bukan terbuat dari tembok melainkan dari kaca tebal bening transparan. Ruangan ini juga dilengkapi anti peluru dan juga kedap suara.
Segala macam alat-alat canggih itu tidak dimengerti oleh perempuan itu, Virly. Tak hanya Virly saja, bahkan si biang kerok Fahmi juga tidak tahu. Lain lagi jika Rin, Rendy dan Risma yang memiliki kemampuan dalam bidang teknologi. Mereka semua memiliki keahlian dibidang masing-masing, bahkan mereka adalah orang-orang terpilih dari Profesor Albert.
Kabel-kabel panjang itu menghubungkan dari satu mesin ke mesin lain. Ruangan ini penuh dengan mesin-mesin yang tidak diketahui oleh Virly. Di sudut ruangan ada sebuah papan tombol berwarna.
"Wah keren banget ruangan rahasia ini, emang ya otak orang jenius itu nggak bisa diragukan lagi. Apalagi para robot itu yang sangat keren ," kekaguman Fahmi melihat kondisi ruangan yang sangat keren ini. Dalam ruangan ini juga penuh dengan teknologi modren.
"Iya lah keren. Nggak kayak otak kecil lo itu Mie!" Sarkas Rendy nggak bisa santai. Mungkin masih ada efek kesal saat Fahmi memukul kepalanya.
"Woles dong Bang, gue kan cuman terkesima sama para robot ciptaan Profesor Albert. Kan, gue ngehargain ide dan ciptaan profesor jenius itu."
"Ngehargain? Ngerhargain berapa? Seratus, duaratus, sejuta atau satu triliun Mie?" Ujar Rendy kesal mengingat kelakuan Fahmi yang nggak ada sopan santun terhadapnya.
"Aduh nggak gitu juga, Bang Rendy tamvan. Maksud aku tuh...." hening, Fahmie bingung menjawab pertanyaan Rendy. Fahmi mengacak gemas rambutnya sendiri.
"Udah deh Mie, gue nggak butuh ocehan bermutu lo. Mending lo periksa kabel-kabel yang menghubungkan mesin waktu."
"Kok gue Bang? Itu kan bukan tugas gue. Lah lo sendiri ngapain bang?"
"Lo masih punya sepasang mata yang masih berfungsi dengan normal. Lo bisa lihat kan gue lagi ngapain?" Tatapan tajam Rendy membuat Fahmi begidik ketakutan.
"Oh iya Bang" Fahmi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, guna meminimalisir kecanggungannya. Fahmi sedikit takut kalau Bang Rendy itu masih dalam status abnormal alias mode meletup-letup.
"Kayak cewek pms aja lo, Bang. Sensi amat hidupnya, ckkk... mudah-mudahan gue nggak ketularan," gerutu Fahmi kesal.
"Gue masih denger lo, Mie. Mau gue lelepin di kolom kodok, biar mandi sama kodok betina? Siapa tahu salah satu kodok itu suka sama lo!" Rendy berucap datar dan tentunya jangan lupakan wajah flatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
86.400 detik
General FictionBagaimana jadinya kita diberikan kesempatan untuk hidup hanya satu hari. Kita harus bisa menyelesaikan misi untuk mencari cinta sejati diberbagai negeri, tapi ternyata itu tidak semudah bayangan. "Aku mencintaimu, maukah kamu menjadi kekasihku hingg...