"Tempat asing ini tak akan bisa menyulitkanku untuk menemukanmu, cinta."
***
#Washington DC, Amerika Serikat.
Perlahan-lahan sepasang netra Virly membuka, menyesuaikan tempat asing ini. Samar-samar Virly mendengar musik berdemtum, sepertinya itu adalah musik DJ. Virly terbangun dengan pakaian aneh yang melekat pada tubuh langsingnya. Langsing? Tunggu sebentar, mengapa seluruh badannya membengkak. Setahunya ia adalah seorang gadis dengan tubuh ideal. Tapi mengapa dengan kondisi tubuhnya? Apa yang sebenarnya terjadi?
Virly menatap pantulan cermin tentang dirinya. Sungguh ini di luar ekspektasinya, muka yang semula cantik itu berganti dengan buruk rupa. Beberapa jerawat batu itu menghiasi pipi cantiknya. Perlahan-lahan airmata yang terbendung dari tadi, tidak bisa menampung lelehan airmatanya. Virly terisak guna memendam kesedihannya.
"Virly, kamu harus kuat dengan ini semua. Kamu nggak boleh cengeng apalagi harus menyerah. Ini baru langkah awal menuju akhir dari misi itu. Iya kamu nggak boleh nyerah gitu aja," Monolog Virly dengan pantulan dirinya dalam cermin.
"Okay Virly kamu kuat! Tak peduli dengan kondisi tubuhmu sekarang. Kamu adalah strong girl's demi nasibmu sendiri. Okay Virly tenangkan dirimu sendiri, pejamkan matamu rasakan kenyamanan mengalir dalam jiwamu sekarang." semangat Virly terhadap dirinya. Ia tak mau menyerah sebelum berperang begitu juga dengan misinya.
Virly mengusap kasar airmatanya. Ia menatap tajam pantulan dirinya sendiri, mencoba menguatkan hatinya. Setelah berhasil menenangkan diri, Virly tersenyum miris dengan hidupnya.
Entah melamun atau apa, Virly menyadari ruangan ini gelap tanpa ada secercah cahaya, bahkan di luar sana juga sama demikian. Perlahan-lahan sebuah ukiran dibalut dengan cahaya itu memberi pencahayaan dalam ruangan ini. Entah berapa lama ukiran-ukiran itu membentuk pola-pola simbol yang tidak bisa dibaca. Ternyata pola-pola itu berasal dari cermin yang ada di hadapannya, menampilkan sebuah teka-teki yang sulit Virly mengerti.
"₩4l<€l_l $3l?#4l?£4"
Kira-kira itu adalah simbol yang ada di cermin itu. Virly mencoba memahami setiap simbol itu. Ia harus bisa memecahkan teka-teki huruf itu. Tapi semakin ia memikirkan maka ia akan diserang oleh rasa sakit dalam kepalanya.
Ting!
Sebuah layar transparan sebesar Ipad hadir tidak jauh dari tangannya--- semacam hologram. Virly bingung mengapa ada layar transparan seolah membantu dirinya memecahkan teka-teki itu. Ia memerhatikan dengan seksama, tapi mengapa otaknya mendadak tidak berfungsi.
Belum lagi teka-teki itu hilang tak berbekas bersama dengan cahayanya. Lalu pencahayaan dalam ruangan ini dan di luar kembali seperti semula. Virly bingung dengan kondisi yang dialaminya, tapi dia menyakinkan perkataan dari Kak Rin tentang mesin waktu itu.
Apakah ini mimpi?
***
Pertama kali Virly lihat adalah sebuah pemandangan yang membuatnya mual. Di setiap sudut ruangan ini penuh dengan orang yang ah sialnya Virly nggak mau menyebutkan. Cukup dia saja yang tahu! Sepasang netranya mencari bahkan menelisik sosok pria yang mampu menggetarkan sedikit rasa ketertarikan. Tapi, sejauh ini Virly belum mampu mendapatkan sebuah ketertarikan akan sosok pria idamannya.
Meja-meja Bar penuh dengan gelas beserta kandungan alkohol di dalamnya, belum lagi sang pecandu yang tidak henti-hentinya menikmati setiap tetes cairan itu. Virly merasa tidak sanggup berjalan akan sebuah aroma menyerang indra penciumannya. Rasa pusing itu seakan menjadi sahabat Virly di tempat asing ini. Otaknya berpikir keras setiap suara yang didapatkannya itu, beribu kata saling mendobrak pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
86.400 detik
Narrativa generaleBagaimana jadinya kita diberikan kesempatan untuk hidup hanya satu hari. Kita harus bisa menyelesaikan misi untuk mencari cinta sejati diberbagai negeri, tapi ternyata itu tidak semudah bayangan. "Aku mencintaimu, maukah kamu menjadi kekasihku hingg...