5~Arti sebenarnya~

75 25 5
                                    

Sekarang aku telah mencicipi sedikit manisnya perasaan itu, tapi entahlah mengapa hatiku seakan tak lagi menginginkannya.

***

Ternyata cowok ganteng itu adalah orang blasteran bernama Rizic Alvife Xelioneran ... cowok yang mampu membuat Virly minder dengan tubuh jeleknya, cowok yang mampu membangkitkan rasa kekagumannya terhadap lawan jenisnya, juga cowok yang memberi pertolongan terhadap dirinya.

Belakangan ini hubungan keduanya sangat dekat, menimbulkan rasa kekaguman yang makin lama menumpuk. Virly mendapatkan kenyaman atas segala perhatian, rayuan yang diberikan oleh Rizic.

Lihatlah mereka masih asik bercanda tawa di ruang tamu sembari menonton Mr. Been. Tidak ada yang tahu apa isi hati Rizic terhadap Virly.

"Vir... nanti kita dinner yuk." ajak Rizic dengan sorot mata yang mengunci netra Virly. Dia tersenyum tipis yang langsung mendapatkan anggukan dari Virly.

"Iya. Trus lo ngajak gue dinner di mana? Lo nggak malu ngajak gue ke tempat umum?"

Gelengan Rizic sudah memberitahukan jawaban. Lain di hatinya, dia sudah merencanakan ini jauh-jauh hari. Dia hanya akan memancing Virly terhadap seseorang yang masih disayangnya hingga kini. "Itung-itung kita kencan nanti malam, terserah sebelum makan, lo mau jalan-jalan atau nonton bioskop gue turutin."

"Okay deh. Thanks all the best buat lo. " senyuman manis itu menutup perbincangan. Mereka kembali tertawa saat menonton tingkah konyol Mr. Been. Bahkan sudut mata mereka berair.

Beberapa hari ini Virly masih tetap berada di apartement milik pria ganteng itu. Entah sampai kapan ia berada di sini.

"Nanti jam 19.00 gue tunggu lo di bioskop. Langsung aja masuk soalnya tiketnya udah gue pesen sama konfirmasi ke petugasnya." ucap Rizic sekali lagi.

"Okay."

"Gue ke luar dulu. Lo pokoknya nanti langsung aja nggak usah tunggu gue. Soalnya gua masih ada urusan penting."

"Urusan apa? Jadi lo ntar nggak pulang, trus gue berangkat sendiri gitu?"

"Iya. Gue ke luar dulu." Rizic pergi ke luar menyelesaikan masalah dengan pacarnya yang belum rampung. Sementara Virly  berada di kamar khusus ruang tamu, soalnya ia adalah tamu yang tersesat di negara orang.

Ting!

Kembali lagi jam tangannya berbunyi---menimbulkan notifikasi. Ia langsung mengecek saat jam 53514L itu di layar menunya menampilkan sebuah angka 22.00. Ia membandingkan angka itu dengan jam dinding, tapi hasilnya tidak sama. Sekaramg masih pukul 15.00, waktu Washington DC, Amerika Serikat.

Virly masih berpikir terus apa yang dimaksud dengan 22.00, sebenarnya apa arti dari angka tersebut. Lantas ia melihat menu itu dan berubah lagi angka-angkanya menjadi 07.00. Apalagi ini kenapa menunya berubah lagi?

Kembali lagi layar hologram itu menampilkan sebuah tempat dengan nuansa gedung-gedung tinggi di perkotaan, sebuah bola berlian mengkilau di ketinggian kurang lebih 100 meter. Sekilas bola berlian itu menghipnotis sejenak kekagumannya. Bola berlian itu memantulkan cahaya warna-warni di langit kota itu.

Sebenarnya apa sih maksud dari hologram itu? Menimbulkan berbagai pertanyaan Virly tentang teka-teki itu. Ia benar-benar dibuat pusing saat ia berfikir maksud angka yang bermuncula dan berganti-ganti itu. Semakin ia lebih lama memikirkan jawabannya, maka jam 535l4L itu akan mati dengan sendirinya.

Virly menatap pantulannya, meneliti bagian lemak yang bergelambir pada tubuhnya, ia sungguh tak cocok memakai dress putih di atas lutut. Ia kembali ke lemari mencari sebuah celana panjang dipadukan dengan kemeja berwarna army. Tak lupa ia membawa tas punggung yang selama ini ia bawa, lilitan di lehernya juga tidak mau ketinggalan, ia memakai syal pink yang sangat kontras dengan pakaiannya.

86.400 detikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang