Chapter 10 : problem

63 27 2
                                    

"Hai!"

Kutolehkan kepalaku kearah samping.

Lelaki dengan tubuh tinggi diiringi senyumnya yg khas menatapku penuh binar.

Kuulas senyum, "hai"

"Kenalin, Gard" ujarnya mengajakku berkenalan.

Kuraih tangannya dan tersenyum, "Deyfa, panggil aja Dey"

Kami melepaskan tautan tangan.

"Salam kenal ya" ujarnya lagi lalu pergi.

Aku mengangguk samar dan seketika senyumanku buyar saat manikku melihat Resh yg menatapku tajam dari arah depan.

Firasatku buruk. Suasana hatiku bahkan buruk juga. Aku tidak tahu pasti apa yg akan terjadi saat aku sampai dirumah nanti. Semoga saja Resh tidak berasumsi yg tidak-tidak.

Resh menghampiriku dengan tatapan tajamnya dan menarikku membawaku kesebuah ruangan laboratorium. Tempat itu sepi karena jarang ada kelas yg praktek, biasanya seminggu dua kali atau bahkan tidak pernah.

Dibelakang ada toples yg berisi begitu banyak binatang yg dijadikan eksperimen. Juga ada patung kerangka didepan.

Seperdetik kemudian aku bergidik ngeri dengan suasana ini. Ruang Lab sangatlah mencengkram apalagi ditambah tatapan tajam Resh yg berada didepanku saat ini.

Kuteguk salivaku, "k-kenapa?" Tanyaku gugup.

Jujur saja aku takut karena Resh dan juga ruangan ini. Cukup mengesankan seorang Resh menarik tanganku saat jamkos dan membawaku keruangan yg seperti ini.

"Kamu masih bisa nanya 'kenapa' setelah kamu berkenalan sama dia dan jabatan tangan gitu?"

Aku mengerjapkan mataku dan menggelengkan kepala, "apa salahnya punya temen baru?" Jawabku.

Kulihat ia mendengus dan seperdetik kemudian aku terlonjak kaget saat ia membenturkan badanku ditembok dan menghimpit tubuhku. Jantungku berdetak tak karuan, mataku menatap mata sayunya sekaligus tajam dalam hitungan detik.

Tangannya berada disebelah kanan menopang tubuhnya. Aku hanya bisa diam membisu karena pikiranku yg berkecamuk.

"Punya temen baru gak salah, yg salah itu kalo cewenya yg udah punya hubungan tapi lupa sama pasangannya, suka ya buat aku cemburu?!"

Bentakannya berhasil membuatku memejamkan mata. Takut dan marah mendominan dalam diriku saat ini. Ingin rasanya memaki dan berteriak tapi aku sadar aku dimana dan bersama siapa aku sedang berhadapan. Melawannya hanya akan memperkeruh suasana yg akan berujung masalah tidak pernah selesai dan akan berlanjut hingga aku pulang lalu membuka sosial media. Kuyakin ia akan melanjutkan masalah ini saat chatting nanti.

Kudorong badannya, "aku gak mau bicara sama kamu lagi!" Ujarku lalu pergi.

-

"Hai"

Kutolehkan kepalaku.

Gard.

Dia menghampiriku lagi.

Manik mataku menangkap Resh yg sedang membaca buku dengan serius. Aku mendengus pelan dan kembali tersenyum.

"Hai, kenapa?"

"Aku mau nyontek, boleh?"

Oh astaga. Kenapa dia polos sekali?

Tanpa sengaja aku memukul perutnya pelan sambil terkikik.

Seperdetik kemudian aku sadar dengan apa yg aku lakukan.

"M-maaf"

"Gak apa, santai aja"

"Oh iya ini" ujarku memberikan bukuku padanya.

Ia menerimanya dengan senang hati, "makasih"

Aku terkejut saat ia menarik salah satu kursi kosong lalu menempatkannya disampingku.

"Ngapain?"

"Nyontek"

"Kok gak dibangku kamu aja?" Tanyaku was-was.

Ia mengendikkan bahunya, "jauh, biar gampang ngembaliin nanti"

Kuanggukan kepalaku.

Wajah Resh marah terlintas begitu saja dikepalaku.

Aku yakin ia melihat sesuatu.

-

Line
Resh : sebahagia itu kamu sama dia ya?
Resh : apa aku masih kurang?
Resh : JAWAB!

Deyfa : kamu kenapa sih?

Resh : suka banget ya bikin orang emosi
Resh : bisa gak sih gausah sok manis gitu

Deyfa : maksud kamu apa?!

Resh : gard udah punya pacar
Resh : gak usah kecentilan!

Deyfa : kecentilan?!
Deyfa : kalo ngetik itu jangan sembarangan ya
Deyfa : dan satu hal lagi
Deyfa : emang kamu aja yg boleh main sama cewe?

Resh : jangan nuduh sembarangan

Deyfa : aku gak nuduh
Deyfa : emg kenyataan kan?

Resh : TERSERAH

Deyfa : maen aja sama cwe!

Resh : cuma temen aja kok kamu sewot gitu

Deyfa : kamu aja boleh sewot

Resh : DEYFA!

Deyfa : resh, kamu gak pernah ngertiin perasaan aku selama ini
Deyfa : selalu aku yg salah
Deyfa : aku gak pernah ngelarang kamu buat maen sama siapa aja
Deyfa : aku sama sekali gak ngekang
Deyfa : tapi kamu keterlaluan
Deyfa : kamu main sama mantan kamu
Deyfa : kamu pikir aku ga cemburu hah?!

Resh : apaansih cuma mantan doang
Resh : akunya juga gak balikan kan?!

Deyfa : TERSERAH!

Kututup hapeku dan menangkup wajahku.

Selalu aku yg salah. Kenapa?

Kata-kata ini yg selalu ia ucap,

"Kamu sama dia lagi? Apa kamu gak tau apa yg aku rasain? Kamu bahkan gamau bicara sama aku malah kamu bicara sama dia panjang lebar, denger jangan deketin dia atau kamu bakal tau akibatnya"

dia selalu seperti itu yg membuatku susah berinteraksi dengan orang-orang hingga akhirnya aku marah sangat BESAR ke padanya karena aku melihatnya bermain dengan MANTAN nya jujur aku biasa saja melihatnya bermain dengan wanita lain tapi jangan dengan MANTAN AKU TAK SUKA!.
















































(EDISI REVISI)
































Hanya berupa tambahan pada part dan tidak mengubah alur pada cerita.

His Posesif✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang