1

8 1 0
                                    

Bali



"gimana kuliahnya, lancar?" tanya seseorang disamping Citra yang kini tengah duduk bersampingan.

"lancar hehe.. baru juga masuk, belum mengerti apa-apa jadinya" Citra menjawab dengan senyuman yang terukir diwajah bulatnya. Rambutnya sedikit berantakan karena topi yang dikenakannya sudah sedikit miring, sehingga reflek dia mengangkat tangan kanannya untuk merapikan rambutnya.

Suasana kembali hening dan tiba-tiba rasa kantuk menyerang Citra sehingga membuat ia menguap. Seseorang yang berada disamping Citra hanya meliriknya sekilas tanpa berbuat apapun.

"kak, minjem bahunya sebentar ya. Aku ngantuk"  tanpa mau mendengar tanggapan orang yang disampingnya, Citra langsung tertidur dan menyandarkan kepalanya kepada bahu orang tersebut.

Karena sedikit tersentak karena merasa bahu nya memberat, orang yang dipanggil kak oleh Citra hanya diam tak berkutik. Ia melirik sekejap, lalu tangannya terangkat untuk mengusap rambut Citra dan mencium aroma sampo yang masih tertinggal. Entahlah, perlakuan orang tersebut tidak membuat Citra terusik.

---------------

Sudah berganti hari, Citra masih menyibukan dirinya di event alumni yang diadakan oleh sekolahnya dulu. Ia berteriak, tepuk tangan, bernyayi mengikuti vokalis tanpa ada beban. Semuanya terasa bahagia batin Citra.

"kamu sudah mandi Cit? kalau sudah, tolong jaga kamar sebentar ya. Aku akan ke minimarket sebentar"

"oh, udah ko. Ini sebentar lagi aku dandan"

"mau pulang kan? Untuk apa bersolek?"

"hei! aku hanya memakai bedak dan liptint saja, perjalan dari hotel ke bandara pasti akan bertemu orang banyak. Tidak mungkin aku keluar dengan wajah pucat”

"hahahaha, baiklah baiklah. Tunggu aku sebentar ya"

Citra mengehela nafas, dan ia kembali melanjutkan aktivitasnya yaitu mempercantik dirinya walaupun hanya bedak dan liptint saja yang ia pakai.

Drrrttdrrttt.

Handphone Citra berdering tanda panggilan masuk, ia mengambilnya dan kemudian mengangkat panggilan tersebut.

"iya Em, ada apa?"

"Cit, ada yang kau butuhkan? Aku akan segera pulang, jika ada yang kamu mau bisa aku belikan. Jadinya kamu tidak perlu membelinya sendiri"

"mmm, apa ya. Sepertinya tid- eh iya, tolong belikan aku buah asam ya, sedikit saja, tapi jika kamu mau bisa membelinya dua. Tenang, nanti uangmu akan ku ganti" Citra sebenarnya kurang suka dengan buah yang sedikit asam, bukan tanpa alasan dia membelinya. Karena menurut tetangganya dulu, buah asam mampu meredakan rasa mual saat berkendara.

Citra adalah orang yang tidak bisa berlama-lama saat berkendara, karena ia sering kali mabuk perjalanan.  Namun setelah lama kuliah, kelemahannya itu perlahan hilang karena ia sering menggukan taksi atau mobil temannya untuk pergi kesuatu tempat.

Ditempat lain, setelah Emma memutuskan panggilannya, Emma bergegas berbelok ke toko buah sebelum kembali ke hotel. Emma adalah senior Citra saat bersekolah dulu, dan setelah lulus ternyata tempat tinggal mereka tidak terlalu jauh sehingga mereka membuat janji untuk pergi dan pulang bersama-sama dari Bali.

Pikiran Citra masih melayang-layang, ia menatap koper-koper dan satu tas kecilnya yang berada didekat nakas dengan sesekali mengembuskan nafas yang cukup berat. Kopi hitam ditangannya yang masih mengepul membuat Citra tersadar dari lamunannya karena terasa semakin panas.

Sudah dua hari Citra menetap di Bali, ia merasa bahagia. Dan hati kecilnya enggan untuk bergegas pulang, ia masih rindu teman-temannya, ia masih rindu suasana disini karena sebenarnya event yang diadakan masih belum usai, namun Citra diharuskan pulang karena jam 7 malam dia harus segera terbang ke Jakarta. Kembali ke rutinitasnya dipusat kota.

TIME FLIES (so fast)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang