❣🎭❣

751 90 3
                                    

Rio's side

"Kamu belum tidur Yo?" Kulirik Mami yang mendekatiku.

"Belum Mi. Mami kebangun gara-gara Rio berisik nonton tv-nya ya?" Tanyaku sambil mengganti chanel tv tanpa menatap Mami yang memperhatikan ku.

"Enggak, Mami keluar karena haus mau ambil air minum." Mami berjalan kearah dapur.

Sekembalinya dari dapur Mami membawa segelas cokelat hangat. "Ini...buat kamu." Ucap Mami memberikan gelas ukuran sedang itu padaku.

"Terimakasih Mi." Ku hirup cokelat hangat ini perlahan.

"Kenapa?" Tanya Mami duduk disebelah ku.

Aku menatap wajah Mami bertanya "'kenapa' apa?"

"Kamu kenapa belum tidur?"

"Enggak pa-pa, cuma enggak bisa tidur aja."

"Kenapa enggak bisa tidur?" Interogasi Mami.

"Enggak pa-pa..."

"Yang di Jakarta enggak bisa dihubungi?" Sergah Mami ditengah aku bicara.

Aku hanya terdiam memandang layar televisi yang tidak aku ketahui sedang menayangkan acara apa.

"Kalau enggak bisa dihubungi ya kamu samperin Yuki-nya! Enggak usah dibikin galau kayak gini, lagian kamu juga lagi libur kan?"

"Biasanya juga setiap ada kesempatan kamu langsung ngegas ke Jakarta." Lanjut Mami.

"Aku lagi bertengkar Mi!"

💭Flashback on💭
"Kamu sama Marcell ada hubungan apa?" Tanyaku langsung pada Yuki yang menghubungiku kembali sore tadi.

"Marcell rekan kerja aku." Jawab Yuki tenang.

"Yakin cuma rekan kerja?" Tanyaku curiga teringat artikel yang kubaca di media sosial berita yang memberitakan tentang kedekatan mereka berdua.

Tadi siang juga ada artikel yang aku baca memberitakan tentang pernyataan Marcell

Tadi siang juga ada artikel yang aku baca memberitakan tentang pernyataan Marcell

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah membaca judul dari artikel itu aku merasa panas karna kesal dan cemburu.

"Iya Marcell cuma rekan kerja aku, dia pemeran utama pria lawan main aku di film baru ku. Mas juga udah aku kasih tau sebelumnya!" Jelas Yuki.

"Kenapa sich Mas? Kamu kedengaran lagi marah sama aku!"

"Terus apa maksud dari pernyataan cintanya ke kamu?" Tanyaku lagi mengabaikan pertanyaan Yuki.

"Pernyataan cinta apa? Aku enggak ngerti?!"

"Aku baca artikel dari salah satu akun berita Marcell kasih pernyataan kalau dia jatuh cinta sama kamu. Kalian juga diberitakan kencan di warung makan." Jelasku cemburu.

"Hh... ya ampun Mas kamu baca artikelnya sampai lengkap apa enggak?"

"Aku tekanin lagi ke kamu ya AKU SAMA MARCELL CUMA REKAN KERJA, dan untuk pernyataan Marcell... kayaknya Mas salah paham dech!"

"Maksud Marcell dia jatuh cinta sama aku di film itu sebagai kekasihku, karna Marcell beri pernyataan itu saat dia sedang diwawancara bareng aku. Coba Mas baca lagi dech artikelnya sampai selesai." Jelasnya.

"Kalau artikel tentang aku makan berdua bareng Marcell itu emang benar tapi BUKAN KENCAN." Ucap Yuki menekankan kata bukan kencan.

"Seharusnya kamu kasih tau aku kalau kamu mau makan berdua sama dia?!" Kesalku.

"Tapi gimana mau kasih tau aku ya! Kalau kamu aja udah enggak mau kasih kabar apapun ke aku selama 3 bulan ini?!" Sindirku.

"Mas duluan yang udah enggak mau berbagi kabar ke aku. Mungkin Mas Rio dah bosen sama aku! Jadi Mas Rio merasa enggak perlu repot-repot kasih kabar ke aku" Balas Yuki

Aku mengernyitkan keningku yang tidak akan dilihat Yuki "maksud kamu?"

"Sejak pertengkaran kecil kita direstoran waktu itu Mas enggak pernah hubungi aku! Bahkan Mas enggak kasih kabar keberangkatan Mas ke Shanghai kemarin, jadi sama seperti Mas Rio aku tau kabar tentang kamu dari artikel media sosial berita olahraga."

"Jadi kamu ngebalas aku! Ngasih kabar aku dengan pamer kemesraan sama lawan main film mu, gitu?!"

"Aku enggak ngebalas kamu Mas, aku cuma ikutin maunya Mas Rio aja! Mas bilang enggak pa-pa ldr yang penting komunikasi kita lancar. Saling memberi kabar kegiatan keseharian dan juga harus saling memberitahu lokasi keberadaan masing-masing, supaya kita enggak saling curiga hingga salah paham. Tapi sekarang! kenyataannya aku harus tau kabar kamu dari berita media sosial."

"Kamu bisa telpon aku tanya kabar aku dan tentang keberangkatan ku ke Shanghai aku dah pernah cerita ke kamu, kapan aku berangkat? Aku berangkat dengan siapa? Bahkan aku kasih tau jam keberangkatanku sampai armada pesawat yang ku pakai, aku ceritaiin ke kamu!" Jelasku tak mau kalah.

"Kenapa aku yang harus telpon Mas duluan? Kalau Mas Rio sendiri lagi marah enggak mau ngomong sama aku."

"Dan kamu juga tau aku marah sama kamu karna apa!" Balasku.

"Gimmik itu cuma untuk promo film aja Mas!"

"Kalau begitu foto-foto mesra kalian yang tersebar dimana-mana itu salah satu strategi promo gimmick kalian? Dan termasuk sama pemberitaan kencan kalian di warung makan."

"Itu bukan kencan! Kita emang janjian dan bikin acara makan berdua itu untuk pemberitaan semata tapi kita berdua enggak bikin pernyataan apapun koq! Dan untuk Foto-foto mesra itu cuma potongan adegan film, beberapa juga ada potongan dari NG film itu."

"Astaghfirullah... aku enggak abis pikir... kamu tetap ngelakuin gimmik ini! Aku pikir kamu enggak akan pernah ngelakuin gimmik promo film ini." Lirihku yang aku yakini Yuki mendengarnya.

"..."

"Kamu tau Yuki! Aku berharap kamu akan menyangkal semua ucapanku tadi... hh... Apa promo film ini begitu berartinya buat kamu sampai kamu harus merendahkan kualitas akting kamu dengan gimmik." Ucapku kecewa padanya.
💭Flashback off💭

"Menurut kamu kenapa Yuki ngelakuin itu?" Tanya Mami setelah mendengar ceritaku yang ribut dengan Yuki lewat handphone.

"Buat promo film Mi. Tadi Rio kan dah bilang Yuki bikin gimmik untuk promo film."

"Maksud Mami kenapa Yuki bikin gimmik kalau cuma untuk promo film? Sedangkan Yuki bukan aktris baru atau aktris yang sedang kehilangan pamor! Kemampuan akting Yuki juga bukan abal-abal!"

"Itu...." aku terdiam memikirkan pertanyaan Mami.

"Udah shalat belum? Kalau belum, shalat dulu sana." Tanya Mami lagi sambil mengelus rambutku.

"Belum."

"Ayo matiin televisinya! Cepat ambil air wudhu dan langsung shalat! Dah tengah malam ini!" Ucap Mami mengingatkan.

"Iya Mi." Jawabku beranjak dari tempat dudukku dan mematikan televisi.

"Selesai shalat langsung istirahat. Galaunya dilanjut besok aja!" Ledek Mami.

"Siapa yang galau sich Mi!" Ucapku dengan melangkahkan kedua kakiku ke kamar mandi.

"Ya kamu lah! Kangen sama pacar tapi gengsi karna lagi berantem." Sindir Mami yang berjalan kembali ke kamarnya.

"Selamat malam Mi."

🍂Bersambung🍂

RIO #lengkap#Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang