❣💔❣

989 109 1
                                    

Rio's side

"Mas mau pesan apa?" Perhatiaanku pada restoran yang kami datangi teralihkan oleh pertanyaan Yuki.

Kami sampai ke restoran pilihan Yuki setelah menempuh waktu sekitar 30 menit dengan mobil.

"Samakan aja sama kamu."

"Aku pesenin air putih aja mau?"

"Sebelum pulang kamu traktir mobilku makan juga ya!" Balasku sambil mensedekap kedua tanganku kedada.

"Ish... makanya mas mau makan apa? Biasanya mas suka jaga makan malam kan!"

"Sekarang enggak usah. Aku ikut kamu aja."

"Bener ya?" Kuanggukkan kepala tuk menjawabnya.

Aku kembali memperhatikan design restoran pilihan Yuki ini saat Yuki sibuk dengan pelayan restoran yang mencatat pesanannya.

"Tempatnya nyaman." Ucapku menatap Yuki setelah pelayan pergi.

"Mas suka? Disini harga makanannya murah tapi dijamin enak ditambah ruangan pribadi ini buat yang butuh privasi kayak kita." Ujarnya bangga.

"Mm... aku suka." Jawabku dengan senyum.

Perbincangan kami pun berlanjut sambil menunggu pesanan kami datang.

▪︎▪︎▪︎

Sruut...
Dihisap habis olehku minuman yang dipesan Yuki ini.
Ah... benar kata Yuki makanannya enak.

"Kamu tahu tempat ini darimana?" tanyaku penasaran.

"Dari Hito, Hito sering ngajak makan pacarnya kesini kalau mereka lagi ga mau diganggu sama fans atau candid camera handphone." Aku menganggukan kepala mendengar ceritanya.

"Makanannya enak... aku suka!" Aku menghabiskan semua makanan yang dipesankan Yuki.

"Selain makanannya yang enak-enak tempat ini juga cocok untuk family atau hangout sama teman-teman. Aku kesini udah 2 kali, yang pertama aku kesini sama Keyna dan Ofar, yang kedua aku datang sama Mamah, Reina dan Sakura." Celotehnya.

"Aku yang ketiga!" Sahutku.

Yuki menganggukkan kepala membalasku.

"Mm... Mas ada yang pengen aku omongin ke kamu." Kuperhatikan gelagatnya yang aneh saat bicara.

"Apa?" Aku menatapnya waspada, perasaanku juga mulai ga enak.

Saat ini Yuki terlihat gelisah dimataku. Dia terlihat tidak nyaman dikursi yang didudukinya.

Tadi saat kami sedang makan beberapa kali kulirik Yuki yang menatapku ragu, entah karna apa? Dan saat kubalas tatapannya dia akan langsung memalingkan wajahnya kearah lain. Hal ini terjadi berkali-kali sampai kami selesai makan. 

"Ada apa?" Tanyaku.

"Mm... itu..." aku diam menunggu Yuki bicara.

"Itu... mm... Mas tau kan kemarin aku pergi ke Jepang tuk syuting film?"

"Hm!" Gumamku sambil menganggukan kepala.

"Filmnya bertema romantis!" Lanjut Yuki.

"Iya, kamu dah kasih tau aku tentang itu. Kalau enggak salah tentang sepasang kekasih yang mau nikah atau apa gitu?"

"Ceritanya tentang aku yang diajak nikah sama pacarku." Aku hanya menganggukan kepala menunggu Yuki melanjutkan bicaranya karna aku tau bukan ini yang sebenarnya ingin dibicarakan Yuki.

"Sekarang produksi filmnya sudah selesai dan rencananya besok tahun 2020 akan mulai promo." Aku masih mendengarkan Yuki yang masih ingin melanjutkan omongannya.

"Aku pingin kita menyembunyikan hubungan kita selama promo film itu." Lanjutnya hati-hati.

"Hubungan kita memang enggak go public Yuki! Kamu mau disembunyiin kayak gimana lagi hubungan kita?" Tanyaku menatapnya dengan mengerutkan keningku.

"Maksud aku kita jangan berhubungan dulu selama aku promo film." Jawabnya pelan.

"Aku enggak ngerti! Coba kamu jelasin lagi!"

"M... maksudnya kita enggak usah ketemuan dulu, terus baik Mas ataupun aku enggak usah saling kontak dulu. Enggak lama koq! Cuma sampai promo filmnya selesai."

"Maksud kamu kita putus?" Tanyaku.

"Enggak gitu Mas! Kita cuma enggak saling kontak aja, enggak ada chat sama telponan gitu!" Ucapnya sambil meraih tanganku.

"Itu artinya kita putus."

"Enggak putus Mas! Aku tetap pacar kamu dan kamu pacar aku. Kita tetap berhubungan cuma kita enggak berkomunikasi itu aja!" Jelasnya lagi.

"Hubungan seperti apa itu? Status pacar tapi tidak ada komunikasi, gitu maksud kamu!" Balasku melepaskan genggaman tanganya di tangan kananku.

"Yuki! Tanpa adanya promo film ini aja kita udah jarang ketemu, sebulan sekali aja kita enggak bisa pastiin untuk bisa saling menatap wajah kayak gini. Bahkan aku bisa ngitung dengan jari tanganku sudah berapa kali kita ketemu dalam setahun ini!" Jelasku padanya.

"Sekarang kamu enggak mau ada komunikasi cuma untuk promo film kamu?" Tanyaku kesal.

"Mendingan sekalian putus aja dari pada repot-repot punya hubungan kayak gini." Ucapku menatapnya tajam.

"Mas koq ngomongnya gitu!" Ujarnya kaget dengan ucapan terakhirku.

"Terus mau gimana lagi? Kamu lebih pentingin promo film daripada hubungan kita!" Yuki membalas menatapku dalam.

"Aku enggak mau putus." Ucap lirih Yuki menundukkan kepalanya.

"Aku juga enggak mau punya hubungan kayak gitu, status pacar tapi enggak boleh ketemu bahkan enggak ada komunikasi sama sekali." Ucapku tegas.

Bersambung

RIO #lengkap#Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang