Rio's side
Ahh... rasanya lelah sekali. Akhirnya aku bisa merebahkan tubuhku setelah menempuh perjalanan panjang dari Shanghai-Jakarta dan langsung pulang ke Solo.
Kutatap langit-langit kamar sambil memikirkan aktifitasku yang padat 3 bulan terakhir ini, dimulai dari latihan ke latihan hingga race kemarin. Sampai aku tidak tau kabar apapun tentang Yuki.
Sejak terakhir aku mengantarnya pulang setelah perdebatan kecil kami di restoran, kami benar-benar kehilangan komunikasi. Bahkan kemarin selama perjalanan pulang dari restoran kami hanya diam saja, sesampainya di rumah Yuki juga langsung keluar dari mobil tanpa bicara apapun lagi padaku.
Setelah malam itu aku memang disibukkan dengan persiapan race ku di Shanghai hingga aku tidak menghubungi Yuki sama sekali, sebenarnya bukan hanya itu alasan aku tidak menghubungi Yuki.
Aku masih kesal dan mungkin juga marah padanya untuk ungkapan keinginannya di restoran waktu itu.
Itu juga yang menjadi alasanku sampai tidak memberikan kabar tentang keberangkatan ku ke Shanghai.
Parahnya Yuki mengikuti perilakuku, dia ikut-ikutan tidak menghubungi ku untuk memberikan kabar atau menanyakan keadaanku.
Kuangkat tubuh lelah ku dari ranjang dan kuraih handphone mulai mengaktifkan kembali berharap ada notifikasi dari Yuki yang berusaha menghubungiku, atau sekedar pesan teks apapun itu.
Hh... aku menghela nafas kecewa setelah memeriksa handphoneku. Tidak ada jejak apapun dari Yuki, baik itu notifikasi miscall, pesan teks, chat whatsup atau yang lainnya. Yuki benar-benar tidak menghubungiku. Apa harus aku yang menghubunginya lebih dulu?
Aku sedang utak-atik handphone sambil berpikir untuk menghubungi Yuki atau tidak, sampai aku melihat. Apa ini....
Gosip apa lagi ini!
Arrgh... repot banget sich punya pacar selebriti cantik!Ini-nich... yang bisa bikin gw berantem sama Yuki. Orang yang bergosip, gw yang panas kebakaran jenggot nikmatin gosip buatan mereka.
Oh... Ya Allah...
Kenapa Engkau memberikan hambamu ini cobaan seperti ini. Yang kemarin aja belum selesai sekarang ada lagi cobaan-Mu Ya Allah.
Eling Rio... eling...
Astagfirullah... Ya Allah...Akh... lebih baik aku ambil wudhu sebelum jadi gila stres gara-gara berita menyebalkan ini.
🕸🕸🕸
Telpon... enggak... telpon... enggak... telpon... enggak...
Arrgghh... kuremas rambutku frustasi. Semalam setelah shalat aku ingin menghubungi Yuki untuk menanyakan tentang berita yang kubaca di artikel salah satu akun media elektronik.
Tapi entah kenapa aku ragu menghubungi Yuki karna itu setelah menunaikan shalat aku langsung pergi tidur. Berpikir pagi ini perasaan dan mood ku akan lebih baik setelah istirahat cukup. Jadi aku bisa menghubunginya dan menanyakan perihal berita itu, gosip atau ada hal lainnya yang membuat keadaan Yuki bisa bersama pria itu .
Tapi sudah hampir satu jam aku dikamar memandangi kotak kecil canggih ditanganku dengan nama Yukiku tertera dilayarnya, dan bertanya dalam hati 'haruskah aku menghubunginya?'.
Kuputuskan menyentuh gambar gagang telpon terangkat dilayar handphoneku untuk menghubungi Yuki.
Sesaat aku menunggu saat panggilanku tersambung yang terdengar hanya suara tut... tut... tut... sampai akhirnya kumatikan setelah mendengar suara wanita yang memintaku meninggalkan pesan.
Kucoba hubungi lagi Yuki dan hal yang sama pun terjadi, aku mengulanginya terus hingga 3 kali. Entah Yuki yang tidak mau mengangkat panggilanku atau dia memang sedang sibuk.
Kulempar tubuhku keranjang setelah meletakkan handphoneku di nakas dekat ranjangku.
Kupejamkan mataku berusaha menenangkan diri berpikir positif tentang Yuki.
'Arggh...ini tidak berhasil' pekik di batin ku sambil mengacak kasar rambut pendekku.
Kulangkahkan kaki ku keluar kamar setelah bangkit dari ranjang. Berada didalam kamar hanya membuatku suntuk.
Aku berjalan keluar kamar memutar kehalaman belakang, mungkin duduk bermalas-malasan sambil menghirup udara segar disini bisa membuat moodku kembali baik.
Mulai hari ini aku diberi waktu libur selama seminggu untuk istirahat sebelum memulai latihan persiapan race berikutnya.
Orang lain akan senang dan semangat memanfaatkan liburnya dengan menghabiskan waktu hangout bersama teman atau kencan sama pacar.
Berbeda denganku hal seperti itu tidak berlaku untukku sekarang, libur ku kali ini tidak membuatku bersemangat sama sekali.
Duduk di halaman belakang mencari suasana segar tidak membuat mood ku membaik. Pikiranku masih sibuk dengan Yuki.
Dikepalaku selalu terngiang-ngiang Yuki. Apa kabarnya? Apa yang dilakukannya saat ini? Kenapa dia tidak menjawab telponku? Kenapa dan bagaimana dia bisa berdua dengan pria itu? Benarkah dia hanya berdua saja?
Aku tidak tahan lagi, aku harus bicara dengannya sekarang juga.
Tuut... tuut...
"Halo""..." aku terdiam mendengar suaranya, sudah terlalu lama aku tidak mendengar suaranya.
"Halo! Kamu lagi sibuk?""Aku lagi break taping."{benar gak sich tulisannya 'break taping》istirahat sejenak sebelum lanjut rekam scene berikutnya' tolong koreksi saya kalau salah, terimakasih.}
"Mm... tape untuk apa?" Rasanya akward sekali.
"Cuma untuk talkshow biasa."
"Aku ganggu?"
"Bentar lagi aku harus tape." Jawabnya menyuarakan keengganannya padaku yang mengganggunya mungkin!
"Ooo... baiklah. Aku hanya ingin ngabarin kamu kalau aku udah di Solo."
"Mm." Gumamnya menanggapi ku.
"..."
"..."
"Hh... ya udah aku tutup telponnya. Hubungi aku kalau kamu dah senggang. Assalamualaikum." Kuakhiri pembicaran akward ini dengan memintanya menghubungi ku setelah dia selesai.
"Waalaikumsalam." Itu kalimat terakhir dari Yuki sebelum dia mematikan panggilan telpon dariku tanpa menjawab permintaanku.
Argh...
Sekarang aku hanya harus menunggunya menelpon ku balik atau aku akan menghubunginya lagi nanti malam.😵Bersambung😵
Kayaknya banyak yang lewati part pertamanya ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
RIO #lengkap#
Cerita PendekIni bukan cerita yang spesial, ini hanya cerita seorang pria tampan kelahiran Solo yang memiliki nama lengkap Rio Haryanto. Note: Saya beri judul Rio karena disini hanya bercerita dari sisi atau sudut pandang Rio saja. Peringatan: Chapter terakhir b...