Sebagian orang menggabarkan masa sekolah yang indah itu apabila memiliki teman banyak dan pacar keren, cantik atau tampan, yang terpenting masa remajamu tidak membosankan.
Tapi ternyata memiliki kekasih tampan tak seindah itu, Sista. Yang ada tiap hari kamu harus siap makan hati melihat Mas Pacar disanjung-sanjung oleh gadis lain.
"Enak ya rotinya," celetukku dari belakang punggung June yang tengah menikmati roti pemberian adik kelas tadi pagi.
"Iya enak banget, mau?"
"Mau kita putus saja bagiamana?"
"Ya sudah ayo."
Santuy sekali jawabannya, menyebalkan bukan. Tapi entah mengapa aku tidak bisa mengatakan baiklah kemudian menghilang dari pandangannya.
June itu dikatakan tampan tidak juga tapi dia tidak juga jelek. Jadi bagaimana harus ku diskripsikan penampilan fisiknya, aku bingung hahaha...
Ketika membicarakan fisiknya it's ok aku akui his body is perfect. Bagaimanapun dia suka berolahraga dan rutin melakukan latihan angkat beban seperti gym, seorang kapten basket di sekolah. Jadi kalau perutnya bergelombang ada kotak-kotak seperti tahu sumedang ya mohon dimaklumi.
Membahas masalah body tanpa memeriksa otak juga rasanya ada yang kurang benarkan. Sejujurnya aku agak ragu untuk mengatakan ia pintar karena semua tingkahnya menunjukkan bahwa ia tak memikiki otak.
Bayangkan saja kemarin ia baru aja nyuci ponselnya dengan sabun. Ketika ku minta penjelasan jawabannya begini,
"Kan awalnya ponsel itu masuk closet saat aku nyalakan masih hidup, aku pikir ponselku anti air."
"Tidak sekalian saja kamu keringkan di mesin cuci lalu kamu jemur."
"Kamu kenapa baru bilang sekarang, kan sudah terlanjur kujual pada tukang loak."
"Bodo amat, Jun. Aku tidak peduli."
***
Awal pertemuan dengan June saat kelas 10 semester 2 padahal kita sama-sama masuk ditanggal yang sama. Tapi kami belum pernah bertemu di semester sebelumnya.
Waktu itu kelasku dibawah di pojok belakang jauh dari aula utama sedangkan kelas June di atas di lantai dua.
Saat itu jadwal piketku mengambil buku di perpustakaan. Bisa dibilang aku pendek aku tidak bisa mengambil buku karena letaknya di rak bagian atas. Aku terus berusaha menggapainya tapi sia-sia sampai rasanya kehabisan napas, untung masih hidup sampai sekarang.
Sejenak aku terdiam cukup bersandar pada salah satu rak tanpa melakukan apapun. Tiba-tiba decit langkah kaki seorang yang nampaknya sedang menari terdengar semakin jelas mengarah ke tempatku.
Yap itu June yang tengah berjalan sembari menari ala Maickel Jakson, rock star yang melegenda pada masa itu. Nampaknya ia terlalu asik hingga tidak sadar ada aku yang tengah berdiri memperhatikannya. Ia mematung masih dengan tariannya begitu melihatku. Dengan kikuk ia mengubah attention-nya dengan pura-pura memilih buku dihadapannya. Lucu benar-benar membuatku geli.
Siapapun akan tertawa melihat adegan barusan namun tidak denganku. Mungkin karena sudah jengkel dengan buku-buku yang tidak bisa kuambil atau itu sebuah hal yang biasa karena aku sering melakukan hal konyol juga saat sedang sendirian, entahlah.
5 menit berlalu aku masih di tempat yang sama mencoba kembali mengambil buku yang kuinginkan.
Benar-benar jelas kurasakan June yang berjalan disekitar tempatku, jantungku berdebar kencang begitu ia sampai di depanku. Tubuhnya sangat dekat denganku hanya sejengkal mungkin aku sampai harus mengangkat kepala untuk menatap wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS PACAR [KOO JUNHOE]
Teen FictionCerita tentang June, Si Sad boy yang pura-pura tsunder. Awalnya selalu menolak dan bilang kalau ia baik tanpa seseorang namun pada akhirnya latar kehidupannya yang rumit terkuak juga. Konflik asmara yang dicampur batin keluarga semakin memperkeruh k...