27 : ES KRIM VANILA DAN KAMU

68 26 9
                                    

Waktu sanggup mengubah segalanya. Termasuk manusia, dan khususnya perasaan.

- s t y a k n a -

***

Hari ini adalah hari tersial bagi Zyan. Satu, gadis itu kesiangan tadi pagi. Dua, Zyan tiba di sekolah saat pintu gerbang sekolahnya sudah ditutup. Tiga, usaha Zyan untuk masuk ke sekolah lewat gerbang belakang tertangkap basah oleh guru BK. Dan terakhir, kini gadis itu mendapatkan hukuman atas perbuatannya. Zyan disuruh untuk membersihkan aula sekolah yang luasnya hampir sama dengan ball room di hotel-hotel bintang lima.

Tetapi, itu semua tidak ada apa-apanya. Ada yang lebih menyebalkan dari semua itu. Zyan dihukum oleh guru BK bersama dengan Gilang. Sosok kakak kelas yang paling Zyan benci itu juga terlambat tadi pagi. Alhasil, kini mereka berdua berada di tengah-tengah aula sekolah dengan wajah tertekuk.

"Lo aja yang bersih-bersih. Gue males," ujar Gilang dengan enteng.

Mendengar hal itu, darah Zyan mendidih seketika. Emosinya naik ke titik puncak. Jika ada visual animasi di dunia nyata, pasti ada kobaran api yang memenuhi kepala Zyan saat ini.

"Enteng banget, ya lo ngomongnya?" kata Zyan dengan susah payah menahan emosinya.

"Ya enteng lah. Hidup itu harus dibawa santuy. Kalo terlalu serius bisa stres ujung-ujungnya," balas Gilang. Cowok itu duduk di kursi yang terletak di pojok aula.

"KAK GILANGGG!!!" teriak Zyan kelewat kesal. Teriakannya yang melengking menggema di langit-langit aula.

Gilang meringis mendengarnya. Sepertinya ia harus memeriksa telinganya ke dokter THT sepulang sekolah. Gilang berharap gendang telinganya tidak apa-apa.

"BANTUIN GUE BERSIH-BERSIH AULA KALO MAU CEPET KELAR!" teriak Zyan lagi.

"Gue, kan udah bilang. Gue males," sahut Gilang dengan sedikit berteriak.

"LO JUGA LAGI DIHUKUM, ANAK SETAN! CEPET AMBIL SAPU DAN LO SAPU AULA INI. BIAR BISA GUE PEL!" teriak Zyan lagi dan lagi. Gadis itu menghiraukan ucapan Gilang sebelumnya.

Gilang mendengus pasrah di tempatnya. "Tuh cewek kenapa sih sensi mulu kalo sama gue," gumamnya.

Dengan langkah malas, Gilang mengambil sapu dan mulai menyapu aula. Sedangkan Zyan menuangkan sabun pel ke dalam ember.

"Allahu akbar!" Zyan menyebut seraya menepuk dahinya. Bagaimana tidak? Gilang menyapu menggunakan tangan kiri dan arah menyapunya mundur. Apakah cowok itu tidak pernah melihat orang menyapu?

"LO NGGAK PERNAH LIAT ORANG NYAPU, HAH?" tanya Zyan dengan berteriak dari tengah aula.

"KENAPA? GUE SALAH LAGI?" balas Gilang berteriak.

"YA JELAS SALAH LAH! ORANG DI MANA-MANA KALO KERJA PAKE TANGAN KANAN! DAN ORANG KALO LAGI NYAPU TUH ARAHNYA MAJU, BUKANNYA MUNDUR!"

"APA BEDANYA NYAPU PAKE TANGAN KANAN SAMA PAKE TANGAN KIRI?"

"ATURANNYA ORANG NYAPU EMANG KAYAK GITU, KAK GILANG!"

"SEJAK KAPAN ADA ATURAN NYAPU PAKE TANGAN KANAN? EMANG TERTULIS DI UNDANG-UNDANG? NGGAK, KAN? JADI, SEKARANG LO DIEM AJA NGGAK USAH KEBANYAKAN NGOCEH. YANG PENTING GUE UDAH BANTUIN LO. OKE, ANAK IBLIS?"

CANDRAWULANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang