Musibah

9 2 2
                                    

"Bagi para kapten, dipersilah-kan pergi ke sana", kata pak pelatih. "Gak sabar banget", kata Kinetta. "Iya nihhh... ga sabar buat latihan", kata Rara. "Aku bisa menang ga ya?", tanya Nathaya. "Bisalah!! Tadi itu hampir mencapai rekor tercepat", kataku. "Jadi kamu dari tadi megang stopwatch buat itu..?", tanya Nathaya. "Iya, lagian aku disuruh pegangin stopwatch juga", kataku. Rara, dan aku pergi ke sana setelah berbincang. "Bye", kata aku, Rara, Nathaya, dan Kinetta. "Ayo Ra", kataku.

Sesampainya di sana

"Pelatih, kami dilatih siapa?", tanya Rara. "Kalian kalau kamu dilatih Taehyung.. Kalau kamu dilatin .... sepertinya dia tidak masuk..", kata pak pelatih. "Taehyung?", tanya Rara. "Iya, dia berada di belakangmu", kata pak pelatih. "Kenapa kamu bisa di belakang aku? Kan ada Naomi", kata Rara. "Ga ada siapa siapa kok", kata Taehyung. "Bener ga ada siapa siapa? Sekarang boleh minggir ga? Sebelum kau mati", kataku. "Ooo kamu d-di sini? Aku ke sana duluan ya", kata Taehyung blak blakan dengan rasa takut. "J-jin ada di sana, d-dia pelatihmu", kata Taehyung. Akupun langsung ke sana. "Woi!", teriakku. "Pffffffffffuuuuu", sembur Jin. "Siapa sih! Ganggu aj-", sela Jin. "Bilang apa?", tanyaku. "Ayo latihan", kata Jin. "Kok kamu bisa di sini??", tanyaku. "Aku murid pindahan di sini. Sama seperti Suga, dan Taehyung", jelas Jin.

Dengan Rara dan Taehyung

"Ayo mulai latihan!", kata Rara. "Ok", kata Taehyung. "Pass", kata Tehyung. Rara pass bola ke Taehyung. "Pass", kata Rara. Rara mengambil bola dan ngeshoot. "Mau main rebutan sekarang", tanya Taehyung. "Mau!!", kata Rara semangat. Taehyung memulai dribling pertama dan berlari ke ring Rara. Rara segera merebut bola dan berlari lawan arah. Taehyung mengejar Rara dan tidak sengaja mendorongnya. "Prakkk!!!!", suara kencang dari lapangan basket. "Hah? Rara..", batinku. "Aku ke lapangan basket dulu", kataku. Aku berlari menuju lapangan basket dan melihat kepala Rara yang terbentur lantai dengan keras. "Sorry ya Ra, aku kepeleset. Ra??", tanya Taehyung. "Taehyung kamu apain Rara.. kepalanya berdarah seperti ini..", tanyaku dengan benci. "A-akukan ga sengaja", kata Taehyung. "Sudahlah.. aku mau bawa Rara ke UKS aja..", kataku. Aku menggendong Rara dan pergi keluar. Pak pelatih melihatku menggendong Rara. "Rara kenapa??", tanya pak pelatih. "Kepalanya terbentur lantai terlalu kencang hingga berdarah..", kataku. "Ayo ke UKS cepat!", kata pak pelatih. "Ra.. jangan sampai kamu kenapa kenapa..", batinku. Sesampainya di UKS, tidak ada orang di sana. Para dokter dan dosen tidak ada. "Kok ga ada orang sih!! Aku baringkan Rara dulu deh..", kataku sambil membaringkan Rara di tempat tidur pasien. "Aku liat dulu.. lukanya dalam atau tidak", kataku panik. "Syukurlah.. ga dalam ,cuma tergores.. tapi lumayan banyak darah yang keluar", kataku. Aku mengambil handuk basah dan membersihkan luka Rara. Aku memeberi betadin dan menutupnya dengan perban. "Dahh.. selesai", kataku. "Hmm...? Naomi??? Kok aku bisa di sini", tanya Rara. "Tadi kamu pingsan dan kepalamu tergores hingga darahnya lumayan banyak yang bercucuran..", jelasku. "Kok aku bisa begitu??", tanya Rara. "Itu....mmmm...", aku bingung mau berkata apa. "Siapa?? Bilang aja", kata Rara. "T-tidak kamu hanya terpeleset", bohongku. "Oooo.. lain kali aku lebih berhati hati, aku ga mau buat kamu khawatir lagi", kata Rara. "Iya..", kataku. "Aku ga mau rara benci Taehyung.. dia bahkan tidak bisa membenci-nya.. tapi aku ga mau Taehyung begitu.. aku tidak terima", batinku. "Aku mau kekelas dehhh.. aku udah enakan", kata Rara. "Beneran nih..", tanyaku. "Kita sebenernya masih ada latihan.. tapi dibatalin tadi, gara gara ada ulah.. yang lain juga cemas sama kamu", kataku. "Ya udah kita ke kelas aja..", kata Rara. "Ok..", kataku. "Udah bisa jalan belum..?", tanyaku. "Tadi kaki kamu juga tergores dikit..", kataku. "Udah bisa kok! Tenang aja akukan kuat!! Hehe", lawak Rara. Akupun membantu Rara berjalan ke kelas. Sesampainya di kelas, ternyata Taehyung sejelas dengan kita. "Oh iya.. aku keinget.. tadi Taehyung latihan sama akukan!", tanya Rara. "Iya.. tapi tiba tiba kamu terpeleset dan dia memanggilku.. karena dia tidak bisa mengobatimu..", bohongku. "Ooo..", kata Rara. Ketika Taehyung melihatku, aku melihatnya kembali dengan tatapan sinis. Taehyung juga duduk di sebelahku. Jadi aku tidak susah untuk memberi taunya jika Rara tidak tau apa yang terjadi. "Aku keluar dulu...", kataku setelah menjelaskan semuanya. "Naomi! Rara mana!!!????", tanya Nathaya dan Kinetta dengan panik dan cemas. "Ada kok di dalam-", kataku tersela. "Syukurlahhh..", kata Nathaya. "Sekarang Rara udah baik-", aku tersela lagi. Mereka langsung masuk. "-kan..", lanjutku. "Hahhh...", hela nafasku. "Sabarr sabarrr...", kataku. Aku berjalan ke koridor yang sepi. "Brakkk!!!", suara dinding yang retak. "Astaga, dia lagi kesel lagi..", batin Jungkook sambil mengintip dari balik tembok dekat koridor itu. "Jungkook, ngapain di situ", kataku. "Kesel sama siapa??", tanya Jungkook. "Kesel sama Nathaya dan Kinetta.. sela orang mulu", kataku. "Gak.. ini lebih parah dari itu, kamu ada rasa benci sama orang..", kata Jungkook. "Jangan sok tau..", kataku. "Sok tau apaan kita kakak adik.. aku tau kamu... pasti sama Tae-", Jungkook tersela. "Jangan sebut nama itu!!", marahku. "Sudahlah.. aku juga nasibnya dia jadi temen sebangku aku.. aku ga mau nganggap dia di situ..", kataku meninggalkan Jungkook.



TBC

Our Days Together SEASON 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang