VI

137 14 15
                                    

°•°•°•|♥♣|°•°•°•

Tik tik tik tik
Entah berapa banyak detik yang terbuang
Entah berapa banyak menit yang berlalu
Entah berapa lama jam yang ia tunggu
Jawaban yang ia cari tak kunjung ketemu

Bagai dalam labirin....
.
°
*

"Hei, Ura-san, ayo bangun dong, bodoh" ucap Sakata seraya memainkan rambut berwarna coklat kayu itu
"Bodoh, cerewet, egois, pendek, menyebalkan!" ejekan yang ia keluarkan hanya untuk mengundang orang yang ia cintai agar bagun
Memang hal yang mustahil, namun ia sudah terlanjur merindukannya

.
°

....Ia tak kunjung menemukan....
*
+
·

"Mau sampai kapan aku mengejkmu, huh?" tanya Sakata
Ia sebenarnya tahu bahwa pertanyaan yang ia lontarkan takkan dibalas saat itu juga
"Aku merindukanmu, bodoh!" cicit Sakata pelan
"Katamu, kau takkan membuatku merindukanmu, apa itu?" ucap Sakata dengan tawa garingnya
".....bohong ya?" senyumnya mulai memudar...

.
*
+
....Jalan keluarnya.
+
°
·

Krieett.....
Pintu yang terbuat dari kayu itu dibuka perlahan, menampakkan sosok dokter bersurai raven, Soraru
"Soraru-san?"
"Kau memang bodoh, sesuai julukanmu...." ucap Soraru
"....Aho no Sakata"
"Apa maksudmu?" tanya Sakata
"Astaga, kau benar benar bodoh" ucap Soraru seraya menghela nafas gusar

"Kau bertanya kepada pasien yang mengalami koma. Hei, koma ini tidak akan lama, anggap saja dia sedang tidur selama tiga hari, okey?" ucap Soraru
"U,uh....selama ini kau--"
"Ya. Aku mendengarkannya" ucap Soraru dengan senyum kebanggaan miliknya, senyum penuh kemenangan bak menang perjudian

"Dimana Amatsu--"
"Amatsuki-kun? Oh, dia yang menjaga Urata kemarin. Minggu ini, dia mendapat sift malam, jadi aku akan rutin datang kesini tiap siang selama seminggu penuh. Jangan anggap aku orang asing, aku tak suka tanggapan seperti itu" ucap Soraru
Sakata kesal dengan tingkah Soraru, ia selalu seperti dapat membaca fikirannya--

"Jika kau berfikir aku adalah mindreader, maka kau salah. Aku hanya seorang dokter profesional, aku tidak bisa membaca fikiran orang lain, bodoh." ucap Soraru
--tuh kan.
"Hahh...terserah kau saja" ucap Sakata
"Aku ada pasien, aku pergi dulu" ucap Soraru lalu keluar dari kamar tersebut

"Aku harap kau dapat menemukan kelemahanku" gumam Soraru

Sakata jelas jelas mendengar ucapan Soraru
Ia pun memutar badannya, berharap bertatap mata dengan dokter profesional tadi
Sayangnya dokter itu telah pergi, meninggalkannya sendiri. Lagi.

°•°•°•|♣♥|°•°•°•

°•°•°•|♦♠|•°•°•°

Sepi
Itulah deskripsi tentang ruangan yang kini di tempati oleh Senra
Ia membencinya. Ia benci sepi.
Beeusaha untuk tidur pun gagal, mulai dari menghitung domba sampai mendengar lagu yang menenangkan pun masih gagal

"Shima-kun pergi kema--"
Brak
Pintu itu terbuka dengan kerasnya
"Hahh.....hahh.....g,gomen..hahh..." ucap pemuda bersurai ungu, walau menggunakan topi pun masih terlihat juga surai ungunya. Shima
"E,eh? Kenapa kau--"

Sweet MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang