You Can Belivie Me-UraSaka(2)

168 16 9
                                    

Warning!!
Adegan kekerasan, darah, dan bahasa kasar(tidak untuk ditiru)
Bagi yang tidak menyukainya mohon tekan tombol back
_________________________________________________

Tiba-tiba hujan mengguyur dengan deras
Sakata pun segera mencari tempat berteduh
"Hahh.....yokatta...." ucapnya pelan
Ia melihat kesekeliling, tak jauh dari sana terdapat Urata yang sedang berjongkok dan menatap ke arah kotak berisikan anak kucing

"Ka–kawaii...." ucap Urata saat menagngkat salah satu anak kucing berambut putih dengan beberapa bagian terhiasai berwarna coklat
"Myaa~"
Terlihat jelas semburat merah yang menghiasi pipi Urata, mukanya seperti menahan agar tidak memeluk kucing itu

"Ukh...." ucap Urata, matanya terlihat gundah kala menurunkan anak kucing itu ke kotaknya kembali
"Sayangnya aku tak berani membawamu pulang" ucap Urata
"Gomen...." ucapnya sebelum meninggalkan tempat tadi

Tiba-tiba sebuah cakar seekor anak kucing mencakar celana Urata dan menarik-nariknya
Urata menghela nafasnya sekali lalu berbalik dan mengangkat anak kucing itu kembali kedalam kotak
Setelah itu ia membawa kotak itu pergi

Ia tak sengaja berpapasan dengan Sakata
"E-eh, Wataru-san suka kucing?" tanya Sakata
"Jangan sebut aku begitu jika kita tidak di sekolah" ucap ketus Urata
"Ah? Etto.......Urata-san?" tanya Sakata
"Lebih baik"
"Kau belum menjawab pertanyaanku tadi~"

"B,bukan begitu!! A–aku suka semua hewan!! Jangan salah sangka!!" ucap Urata dengan mukanya yang memerah
"Hehe, aku juga suka kucing" ucap Sakata
"Aku tidak bertanya"
"Hidoi na..."

"Hujannya deras sekali...." ucap Urata lalu menurunkan kotak itu disampingnya
"Myaa~"
"Ka–kawaii!!" ucap Urata lalu memeluk salah satu kucing dengan warna bulu putih
Sakata terkikik pelan lalu memotret Urata yang sedang memeluk kucing tersebut

"Kau memotret ku?!" tanya Urata kesal
"E-eh? I,iya" ucap Sakata
"Hapus"
"Tidak akan pernah"
"Hapus bodoh!!" bentak Urata lalu meraih HandPhone milik sang surai merah

Ia melihat fotonya sendiri, ia merasa geli sendiri
"Jangan kumohon!!" ucap Sakata
"Terserah kau saja" ucap Urata lalu mengembalikan HandPhone milik Sakata
Urata merogoh saku celananya dan mengeluarkan HandPhone miliknya lalu memotret Sakata yang sedang mencerna suasana

"Eh? Eh?! EEHHHH?!?!!"
"Dengan begini kita impas" ucap Urata lalu membawa kotak itu dan pergi
Urata menghentikan langkahnya
"Aku akan memanggilmu Sakata, jadi kita masih impas" ucap Urata sebelum melanjutkan langkah kakinya

Sakata memeperhatikan punggung yang kian mengecil dimakan oleh jarak
Hujan mulai mereda, ia pun bergegas pergi ke rumahnya

.
.
.
.

"Sial" umpat Urata pelan

"Kenapa aku bertemu orang seperti dia?!" lanjutnya
Ia melirik sekilas jendela besar yang berada di kamarnya
Kini sudah malam, bulan tertutup awan
"Bagaimana ini....." ucapnya pelan

Ia mengingat jelas bau darah milik seorang Sakata
Manis dan masih segar
Sebentar lagi bulan akan muncul
Dan ia belum meminum darah milik siapapun
Dia akan menjadi sangat liar

.
.
.

"Hatsyi!!"
"Kau kenapa?" tanya Soraru yang sedang bermain ke rumah Sakata
"Aku punya firasat buruk" ucap Sakata
"Hn?" Soraru mengehntikan gamenya lalu melihat kalender di HandPhone miliknya

Soraru pun melihat keluar jendela
"Oh tidak" ucap Soraru
"Kenapa?" tanya Sakata
"Ikut aku" ucap Soraru lalu menarik lengan Sakata
"E-eh?"

Sweet MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang