~happy reading~
Namaku Reyhan surya adinata. Aku anak dari seorang manager di sebuah perusahaan terkenal di Bandung. oh tidak itu dulu tapi sekarang tidak lagi. Karena setelah papaku meninggal mamaku menikah lagi dengan seorang direktur ternama di Jakarta.
Alasan Mama menikah lagi adalah untuk membahagiakan ku. Tapi tidak walau aku sekarang anak dari seorang direktur. Yang di bayangkan saja aku akan hidup mewah.
Tidak! Itu tidak benar!
Membayangkan hidup mewah? Bahkan merasakan sebuah kasih sayang saja aku tidak pernah.
Terakhir kali aku merasakan kasih sayang ayah sejak usiaku menginjak 5 tahun. Tapi Tuhan berkata lain. Tuhan mengambil ayahku.Aku memiliki seorang saudara tiri bernama Afnan Atma purnama. Kami selisih 7 tahun. Mungkin sejak awal kehadiranku diterima oleh ayahku tapi sejak mamaku mengandung saudara tiri ku. Aku diabaikan. Bukan karena itu saja. Tapi karena sebuah penyakit yang aku derita. Aku menderita penyakit kangker darah dan pembengkakan pada paru paru ku.sejak aku kecil.
Aku yang ingin berharap bisa hidup bahagia seperti anak anak seumuranku harus menderita hanya karena sebuah penyakit.
Lupakan! Aku baik baik sajaKini usiaku 18tahun dan aku duduk di kelas 3 SMA. Aku anak yang pendiam. Membaca buku adalah hobiku. Aku tipe orang yang tidak peduli dengan keadaan sekitar. Tapi aku suka dalam hal menolong seseorang karena itu sudah kewajiban kita sebagai manusia.
Aku menyimpan semua rapat rapat tentang aku sebenarnya. Karena aku tidak mau orang luar mengetahui siapa aku sebenarnya.
Soal cinta? Aku susah untuk tertarik pada seorang perempuan. Tapi suatu ketika saat MOS di Sma ku. Aku menemukan suatu objek yang menjadi pusat perhatianku selama ini. Kini dia seorang sekretaris osis. Dia sangat cantik banyak kaum Adam yang menyukainya. Termasuk aku.
Tapi aku sadar. Aku hanya bisa mengaguminya dalam diam. Memangnya siapa yang mau dengan aku?"Reyhan ayo turun nak kita sarapan bersama."
Saat asik melamun aku di kejutkan dengan suara Mama dari bawah. Apa? Aku tidak salah dengar, Mama menyuruhku makan bersama? Apakah ayahku mau makan bersama ku?
Menghela nafas panjang aku mencoba turun untuk memenuhi panggilan Mama. Walau aku tau bahwa nanti akan berakhir dengan aku yang di usir oleh ayah.
"Ada apa ma" tanyaku saat aku sampai di depan meja makan. Dan disana ada mamaku yang sedang menyiapkan sarapan pagi.
"Ayo duduk nak kita sarapan bersama"- titahnya.
"Mama yakin?"
Kulihat Mama menghentikan kegiatannya. Dan merotasikan matanya untuk menatapku.
"Bagaimana dengan ayah?" Tanyaku kembali. " Apa dia akan menerimaku untuk makan bersama disini?" Lanjut tanyaku.
Ku lihat Mama hanya diam dan menatapku. Dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Ma.." panggilku pelan
"Eh iya apa nak"
Mama melamun dan saat menjawab panggilan ku. Kulihat dia meneteskan setetes air matanya.
"Mama nangis?" Tanya polosku. Sudah jelas jika Mama benar menangis.
"Engga kok mama cuma-"
"Pagi ma"-
Suatu sapaan yang mampu memotong pembicaraanku dan Mama. Dan refleks aku menoleh ke arah suara itu dan ku dapati seorang Afnan yang sudah duduk di kursi makan.
"Pagi nak" sapa balik mamaku
"Eh kak. Kenapa kakak gak duduk?" Tanya Afnan. Yang membuatku bingung harus menjawab apa.
"Nanti aku akan duduk" jawabku. Dan diangguki oleh dia.
Selang beberapa menit akhirnya ayah datang.
"Pagi ma. Pagi nak" sapanya kepada mamaku dan tentunya pada afnan juga.
Aku? Itu hanya mimpi mungkin."Pagi pa" kompak kami. Ya aku juga membalas sapaan itu.
Dan kulihat saat ayah mendengar suaraku dia menatapku dengan tatapan khasnya.
Tatapan jijik!"Reyhan? Kenapa kamu bisa ada disini?" Tanyanya padaku.
Aku diam dan enggan menjawab.
Hingga akhirnya mama lah yang menjawabnya." Pa biarkan Reyhan juga ikut makan bareng kita ya pa" jawab mamaku dengan merayu ayah agar mengijinkan ku makan bersama mereka.
" Tidak"
Menghela nafas panjang aku tidak kaget juga ayah akan menjawab itu.
"Kenapa pa?" Sahut afnan. "Kakak kan juga keluarga kita kenapa tidak boleh makan bersama kita pa?" Lanjut tanyanya.
" Diam kamu afnan. Dan cepat habiskan makananmu." Titahnya. " Dan kamu Reyhan. Kehadiran kmau hanya membuat nafsu makan saya hilang. Sebagai gantinya cepat kamu pergi dari sini. Makanlah di kamarmu seperti biasanya." Lanjut usirnya dengan tegas namun benada tinggi.
Seperti dugaanku. Aku pasti akan di usir dan tidak di inginkan. Menghela nafas gusar aku membalikan badanku dan kembali ke kamarku.
"Reyhan kamu mau kemana?" Pertanyaan Mama yang mampu menghentikan langkahku dan berbalik melihatnya.
"Ke kamar ma. Seperti apa yang ayah suruh." Jawabku.
Kulihat Mama mengambilkan sepiring makanan dan berjalan ke arahku.
"Makan ini nak. Maafkan mama. Mama tidak bisa menemanimu." Katanya dengan memberikan sepiring makanan tersebut.
"Tidak ini bukan salah Mama. Tapi ini sudah takdirku." Jawabku dengan senyuman tulus walau terpaksa. Dan segera meninggalkan Mama disana.
Sesampainya di kamar aku mendudukkan diriku di kasur kamarku. Kupandangi makanan yang di berikan Mama tadi.
"Inikah nasibku?" Lirih ku.
Ku lihat seisi kamarku. Ya disana hanya ada aku seorang. Sungguh miris. Seharusnya sarapan itu di penuhi dengan gurauan kecil saat berkumpuk dengan keluarga. Tapi tidak yang aku rasakan saat ini.
Sepi.
Ya satu kata itu yang tergambar saat ini. Dibawah ku dengar tawa afnan dan ayah. Tapi disini aku makan dengan ditemani oleh sepi.
Menghela nafas. Tak terasa setetes air mata jatuh di atas makanan tersebut. Melihat semua ini aku terlalu menyedihkan. Sudah hampir lebih 10 tahun aku makan sendiri tanpa adanya seorang keluarga.
Mencoba menghapus air mataku. Aku mulai memakan sedikit demi sedikit makanan ku. Hari ini menunya sangat enak. Tapi seenak apapun itu bagiku sangatlah hambar. Hingga terlintas di pikiranku disini aku bagai orang gila yang di kasihani.
Tanpa sengaja dan tidak kusadari air mataku jatuh untuk yang kesekian kalinya. Semakin aku mendengar mereka tertawa bahagia semakin deras air mataku terjatuh. Memejamkan mataku. Aku berkata dalam hati.
"Tuhan jika aku di suruh untuk memilih aku lebih baik tidak mendapat kasih sayang. Jika kehadiranku disini tidak pernah di anggap ada."-
Tbc...
Maaf kalo gaje. Dan maaf kalo banyak typo.
Jangan lupa vote and voment
Follow? Gak maksa ko:)See you..
KAMU SEDANG MEMBACA
~•o The Truth Untold o•~
Teen FictionJika sejak dulu aku memiliki sedikit keberanian berdiri di depanmu dan melepas semua topengku apakah semuanya akan berbeda sekarang? . . . . . . . Mampir lur