Happy reading
Author pov.
06.30am. purnama's house.
"Habiskan makanan mu nak. Dan segeralah kita pergi ke sekolah." Titah tuan Atma purnama.
"Siap pa" jawab afnan.
"Ma siapkan perlengkapan afnan. Dia akan pergi ke sekolah." Suruh Atma kepada istrinya.
"Tapi pa ini Mama sedang mencuci piring. Mama rasa afnan bisa menyiapkannya." Jawab Reni.
"Kamu ini seorang ibu. Sudah tugasmu menyiapkan semua keperluan anakmu. Tapi apa ini kamu menolak?. Suruh saja Reyhan yang menggantikan pekerjaanmu. Dan cepat siapkan perlengkapan afnan!" Kesal Atma karena istrinya menolak apa yang sudah menjadi tugasnya.
"Tapi Reyhan juga akan segera pergi ke sekolah. Jika dia menggantikanku. Dia akan terlambat" elak Reni karena ia merasa itu tidak adil.
"Kamu banyak bicara Reni." Marahnya. "REYHAN!!" teriaknya dari bawah.
Atma tidak mendapat jawaban dari Reyhan. Semakin ia geram ia mencoba berteriak kembali
"REYH-"
"Apa"-
Author pov end.
Aku yang asik dengan duniaku hampir saja terkejut karena mendengar suara bas dari ayahku.
Oh tidak ada apa ini? Apakah aku melakukan kesalahan?Mencoba berani, aku turun ke bawah dan menemuinya.
"REYH-"
"Apa?" Jawabku. Sepertinya dia akan memanggilku yang ke dua kalinya. Tapi syukurlah aku turun tepat waktu.
"Gantikan pekerjaan namamu karena dia harus menyiapkan perlengkapan afnan kesekolah." Suruh ayah kepadaku.
Apa ini? Dia pikir aku juga tidak ke sekolah. Jika aku menggantikan pekerjaan ibuku yang ada aku akan terlambat. Tapi bagaimana lagi, siapa aku yang akan berani melawannya.
"Tidak perlu pa.afnan bisa kok menyiapkan sendiri." Sahut afnan dari meja makan. "Lagian kakak juga akan kesekolah pa kasian jika nanati dia terlambat." Lanjutnya.
Ini bukan yang sekalinya afnan membelaku. Aku tau dia sangat baik. Dia beda sekali dengan ayah. Tapi aku harus seolah olah menjauhinya karena ayah tidak mau aku dekat dengannya
"Sudah afnan kamu jangan membela dia." Kesal ayah. " Dan kamu Reni cepat siapkan perlengkapan afnan. Dia akan terlambat nanti." Lanjutnya.
"Dan kamu Reyhan gantikan mamamu cepat!" Perintahnya. Dan seperti biasa aku akan menurutinya. Dan segera menuju dapur menggantikan Mama.
Saat di depan pintu dapur kulihat Mama yang menatap diriku dengan sendu. Aku tau Mama tidak ingin aku di perlakukan seperti ini. Tapi bagaimana lagi mama sendiri tidak akan pernah mampu melawan ayah. Aku yang peka terhadap tatapan Mama. Mencoba untuk meyakinkannya.
"Rey.." lirihnya.
"Reyhan bisa ma. Sudah jangan khawatirkan Reyhan. Cepat Mama turuti kemauan ayah." Kataku menyakinkan mama dengan menunjukan seulas senyuman.
"CEPAT!" sentak ayah yang membuat aku bergegas mencuci piring itu.
Aku mencuci piring dengan memperhatikan aktivitas mereka.
Jujur aku sangat iri kepada afnan. Melihat dia mendapat perhatian dari siapapun itu hampir membuat aku ingin menangis.
Melihat diriku yang tidak pernah di perhatikan dan tidak pernah di pedulikan. Ya Tuhan ini sangat sakit.Praarrr!!
Ah sial! Karena asik menonton kegiatan mereka aku menjadi lengah dan secara tidak sengaja menjatuhkan salah satu piring.
Sehingga membuat keriuhan disana. Ya Tuhan aku sangat takut jika ayah akan marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
~•o The Truth Untold o•~
Teen FictionJika sejak dulu aku memiliki sedikit keberanian berdiri di depanmu dan melepas semua topengku apakah semuanya akan berbeda sekarang? . . . . . . . Mampir lur