PROLOG

423 53 16
                                    

Selamat pagi, siang, sore atau malam
Kalau boleh tau kapan kalian menemukan cerita ini?

SEBENTAR SEBELUM NEXT,
BACA PROLOG DULU‼️

Dipersembahkan untuk mereka yang lebih memilih memeluk erat luka daripada melepas luka itu,

untuk dia yang berteman akrab dengan gengsi yang membuat perasaannya berakhir terpendam,

dan untuk mereka yang selalu mengucap kata pergi namun berlinang air mata saat ditinggalkan pergi.

Selamat membaca!

"Gue capek, kita putus aja."

Agam langsung menghunus gadis didepannya dengan tatapan tajamnya. "Bisa enggak kalau ada masalah enggak usah ngucapin kata putus?"

Gadis yang sudah sering kali menerima tatapan itu membalas tatapan Agam tak kalah tajam.

"Apa yang buat lo bertahan sama gue?!"

"Banyak cewek yang lebih cantik."

"Lebih pinter."

"Cewek yang sederajat sama keluarga lo."

"Banyak cewek yang suka sama lo!"

"Tapi kenapa harus gue Gam? Kenapa harus gue yang jadi pacar lo! KENAPA!"

Agam menghela napasnya, Gadis didepannya menundukkan kepala, bahunya bergetar hebat.

"Gue capek." lirih Gadis itu sangat pelan namun masih terdengar oleh Agam.

Agam mengacak rambutnya frustasi. "Pokoknya gue enggak mau putus!" tolak Agam penuh penekanan.

Gadis didepan Agam mengangkat kepalanya, pipinya sudah basah oleh air mata, matanya pun memerah akibat sudah terlalu banyak air mata yang ia keluarkan.

"Agam jawab gue! Kenapa harus gue cewek yang lo suka? Kenapa harus gue yang jadi pacar lo?"

"Cuma lo satu-satunya rumah yang gue punya Alana." jawab Agam setelah membunuh semua rasa gengsinya.

Agam mendekati Alana yang berdiri tepat didepannya, ia mengusap air mata gadis itu, lalu Agam membawa pacar yang sangat ia sayangi itu kedalam pelukannya.

PROLOG END!

Menceritakan: Tentang dua orang yang saling menyakiti dan berujung saling tersakiti, seperti apa kisah mereka?

NEXT➡️

AGNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang