Selamat Membaca!
Sepanjang perjalanan menuju kesekolah Alana terus diam dengan wajah yang ditekuk, kepalanya menyender pada jendela mobil, sesekali Agam melirik pada Alana, baru kali ini Agam kehabisan kata-kata untuk mengajak Alana berbicara.
Sesampainya disekolah, Alana keluar lebih dulu, ia masih marah sangat marah.
"Na." panggil Agam yang segera berjalan cepat menyusul Alana yang sudah berjalan lebih dulu.
"Maaf ya." ucap Agam setelah sampai disebelah Alana.
"Enggak usah minta maaf kalau besok masih lo ulangi." balas Alana dengan ketus.
"Tadi Anya nelpon gue, supirnya lagi cuti dia enggak mungkin bawa mobil jadi gue tawarin tumpangan." Agam mencoba menjelaskan berharap Alana mengerti dan berhenti marah-marah.
"Emang itu tujuan dia nelpon lo, biar ditawarin tumpangan!"
"Enggak Na, tadi Anya nolak gue yang maksa dia."
"Basi Gam!"
Alana meninggalkan Agam lagi, langkahnya sangat terburu-buru, Agam mengacak rambutnya frustasi, lagi-lagi Anya penyebab hubungannya dengan Alana menjadi retak tapi Agam benar-benar tidak bisa menuruti keinginan Alana agar ia menjauh dari Anya.
🌻🌻🌻
"Minggir!" pinta Alana pada Zarka yang menghalangi jalannya.
"Gue mau ngomong sama lo."
Alana membuang pandangannya kearah lain. "Yaudah ngomong."
"Ditempat lain."
Terdengar decakan sebal dari Alana. "Ribet banget sih lo!" omelnya.
"Rooftop?" tanya Zarka yang tidak direspon sama sekali oleh Alana.
Alana berjalan kearah berlawanan dengan kelasnya dan Zarka yang mengerti bahwa Alana mau berbicara dengannya langsung mengikuti langkah Alana.
Bukan dirooftop tapi langkah Alana membawa keduanya ketaman dibelakang Uks, Alana memutar tubuhnya menghadap Zarka.
"Waktu lo cuma lima menit." katanya.
Zarka menganggukan kepalanya pertanda setuju. "Ini soal rahasia kita."
Alana meremas roknya, ia merasa tidak nyaman dengan topik yang hendak dibicarakan oleh Zarka.
"Kapan lo mau kasih tau Agam?"
Gelengan kepala dari Alana membuat Zarka berdecak pelan. "Mau nunggu sampai kapan Na? Sampai Agam tau sendiri?"
"Tolong kasih gue waktu sedikit lagi."
"Oke gue kasih lo waktu, tapi kalau lo enggak berani biar gue aja yang ngomong sama Agam."
"Jangan Ka."
"Lambat laun Agam pasti tau jadi lebih baik lo atau gue jujur sekarang daripada dia tau sendiri."
"Agam enggak akan tau kalau kita berdua diam."
"Tapi gue udah capek Na."
"Sama gue juga capek Ka, tapi gue belum siap kalau Agam tau."
"Lo takut?"
Alana mengangguk pelan. "Iya gue takut."
Zarka melangkah mendekati Alana, ia membawa Alana kepelukannya. "Oke gue tunggu kapan lo siap, tapi jangan terlalu lama lagi Na."
KAMU SEDANG MEMBACA
AGNA
Teen FictionDia Alana, seorang perempuan cantik yang rela jika pacarnya berselingkuh ataupun meninggalkannya, namun Alana tidak pernah rela jika pacarnya meninggalkannya lalu berpacaran dengan Anya, seorang perempuan yang menderita penyakit jantung sejak lahir...