Selamat Membaca!
Pada saat jam istirahat, Agam tidak datang kekelas Alana bahkan hari ini tidak ada satupun pesan yang dikirimkan oleh laki-laki itu, Alana yang sejak tadi pagi memang sudah tidak mood untuk melakukan apapun memilih tidur selama jam pelajaran berlangsung dan saat bel pulang berbunyi ia menjadi orang pertama yang keluar kelas bahkan mendahului guru yang mengajar.
Koridor masih sepi, Alana berlari cepat menyusuri koridor, menuruni anak tangga, menyusuri koridor lagi lalu terakhir ia melewati lapangan dan berakhir didepan gerbang.
"Kamu enggak apa-apa?" pertanyaan itu menyambut Alana saat ia sampai dihadapan Mamanya yang sudah datang sejak sepuluh menit yang lalu.
"Ini minum dulu, tadi Mama liat kamu lari-lari." Dita memberikan botol berisi minuman yang baru saja diambilnya dari dalam mobil.
Alana mengambil botol minuman itu dan menengak isinya.
"Maaf ya Ma, aku ngerepotin Mama."
Dita menggeleng. "Enggak sayang Mama enggak repot sama sekali, Mama seneng bisa minta jemput kamu."
"Ayo pulang Ma." ajak Alana.
Dita membukakan pintu untuk Alana, setelah Alana masuk ia ikut masuk dan supir pun langsung melajukan mobil.
"Mau langsung pulang atau mau makan dulu?" tawar Dita yang bersemangat.
"Makan." jawab Alana yang hampir tak terdengar oleh Dita.
Ponsel Dita berdering, Alana melirik Mamanya yang terlihat buru-buru membuka tasnya, Alana menghembuskan napasnya pelan, Mamanya mendapat telepon dari Rumah Sakit, kini Mamanya sedang memohon-mohon kepada Suster agar ia digantikan oleh Dokter lain untuk hari ini, namun raut wajah merasa bersalah Mamanya membuat Alana paham bahwa Mamanya harus segera kembali ke Rumah Sakit.
"Mama pergi aja, aku bisa pergi sendiri." kata Alana karena setelah menutup telepon Mamanya menjadi diam.
"Mama aja yang naik taksi." putus Dita. "Pak, tolong pastikan Alana pulang sebelum jam 5 ya, hm saya berhenti didepan sana ya Pak" pinta Dita pada supirnya.
"Baik Bu." jawab sang supir.
"Jangan makan yang aneh-aneh ya, enggak usah makan yang lemaknya banyak, minumannya jangan yang menggandung coffe."
"Iya Ma, aku ingat pesan Mama."
Dita memegang kedua pipi Alana gemas, ia tersenyum. "keep the spirit, don't forget to smile, everything will pass, I know you are strong."
Alana menganggukan kepalanya. "Thank's, Mom."
Dita membuka pintu dan keluar dari mobil. "Hati-hati ya Ma."
"Kamu juga ya, sampai ketemu dirumah."
"Dadah Mama."
Alana melambaikan tangannya yang langsung dibalas oleh Dita.
"Jalan Pak." titah Dita pada supir.
"Dadah Mama!" kata Alana sekali lagi yang kini hanya dibalas anggukan dan lambaian tangan oleh Dita.
Alana menutup kaca mobil, ia mengigit bibirnya sedang kepalanya mencoba memikirkan bagaimana caranya menjauhkan Agam dari Anya, karena semakin gelisah Alana meremas roknya, pikirannya terus tertuju pada Agam yang sekarang entah berada dimana.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGNA
Teen FictionDia Alana, seorang perempuan cantik yang rela jika pacarnya berselingkuh ataupun meninggalkannya, namun Alana tidak pernah rela jika pacarnya meninggalkannya lalu berpacaran dengan Anya, seorang perempuan yang menderita penyakit jantung sejak lahir...