Satu minggu menjelang natal, seharusnya menjadi event yang paling ditunggu oleh semua orang.
Terkecuali para penghuni Oletus Manor.
Mereka tidak mengharapkan apapun dari natal kali ini, baik hunter maupun survivor.Rasanya tidak mungkin mereka bisa merayakan hari spesial itu, paling paling mereka akan dapat surat pertandingan lainnya.
"Hei, sebentar lagi kan natal, ayo kita rayakan!"
Ya, semuanya kecuali satu.
"Emma, kurasa itu mustahil." sanggah dokter, Emily.
"Emily benar, tidak mungkin pemilik kediaman mengizinkan kita." tambah Fiona.
"Kenapa tidak ada yang mendukungku!?" rengek Emma.
"Mungkin karena pendapatmu itu tidak masuk akal?" sindir Naib.
"Jahat! Kalian belum tentu benar, iya kan, Rinka?!" Emma menoleh pada gadis diseberangnya, meminta dukungan.
"Ehh..?"
Gadis itu kaget, ia yang sedari tadi menghindari topik pun mau tak mau ikut terseret.
Dan Emma masih menatapnya penuh harap.
"Ya... kurasa Emma betul? Tidak ada salahnya kita berharap pemilik kediaman cukup baik untuk membiarkan kita merayakan natal." belanya.
"Kau ini terlalu baik, Rinka." komentar Norton.
"Tiba-tiba terpikirkan olehku, bagaimana dengan para hunter ya? Apa mereka juga mau merayakan natal?" sela Tracy.
"Pemburu berdarah dingin seperti mereka tidak mungkin merayakan hal seperti itu." bantah Kreacher.
"Sudahlah, lebih kita segera menyiapkan makan malam, sudah waktunya." tegur Patricia.
Yang lain pun tersadar dan segera kembali ke kegiatan masing-masing.
Di sisi lain
"Seminggu lagi natal!" komentar Robbie penuh antusias.
Oh, ternyata Emma punya teman sependapat.
"My my, Robbie kecil kita terlihat sangat senang ya. Kau suka natal?" timbrung Mary.
"Memangnya kau pernah merayakan natal?" tanya Luchino.
"Pernah, dengan ayah dan ibu, aku sudah lupa sih rasanya seperti apa."
"Kalau begitu setelah pertandingan, kita harus merayakan natal bersama, bagaimana menurutmu, Fotografer?"
Yang dipanggil tidak menyahut, hanya sibuk memoles pedang yang selalu ia pakai untuk memburu para survivor.
Natal? Dia tidak tertarik dan memilih untuk tidak merayakannya.
Kembali ke sisi survivor.
Hidangan malam telah selesai, dan seperti biasa semua survivor melakukan kegiatan mereka masing-masing, berbincang, pergi ke taman, tidur, atau bersiap untuk pertandingan esok hari.
Beda halnya dengan Rinka, ia melangkahkan kakinya menuju perpustakaan, berniat mengembalikan buku yang telah ia baca.
Tak seharusnya ia pergi sendirian, mengingat hari sudah gelap dan mereka tinggal berdampingan dengan orang yang selalu memburu mereka. Tapi hei, ada peraturan yang mengatakan tidak boleh ada kegiatan kejar-mengejar diluar pertandingan, kan? Jadi ia rasa ia akan baik-baik saja.
Kembali, ia mengetuk pelan pintu perpustakaan sebelum masuk.
Sepi, seperti benar-benar tak ada siapapun. Syukurlah.
![](https://img.wattpad.com/cover/209511935-288-k260718.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter Memories
Fanfiction❝A project based on Fluffember.❞ 「warn! contain x original character!」 art cover © artist story © Kuro20Rin art story © NikishimaKumiko