Sejak kepergian Bima, suasana rumah menjadi sepi. Tidak seperti biasanya ketika ada Bima. Seperti saat ini, suasana meja makan terasa sepi tanpa Bima. Raut muka Dewi terlihat masih sedih. Terhitung, sudah hampir seminggu sejak kematian Bima.
"Ma, makan ya? Dari kemarin-kemarin mama jarang makan," ucap Aryo lembut.
Satu minggu terakhir, nafsu makan Dewi buruk. Makannya tidak enak. Lidahnya serasa mati rasa. Dewi masih merasa sangat sedih karena kepergian Bima.
"Iya, Ma. Mama harus makan biar gak sakit," timpal Bayu.
"Iya nyonya. Bener kata bapak sama Den Bayu. Nyonya harus makan," sambung Mbok Iyem sembari meletakkan air ke meja makan.
Bayu tidak tega melihat Dewi seperti itu. Wajahnya pucat seperti orang sakit. Dewi pun tidak berangkat bekerja beberapa hari terakhir. Dia terlalu kalut akan kepergian Bima.
Berkat bujukan suami, anak, dan Mbok Iyem. Dewi akhirnya mau melahap makanan walau tidak banyak. Bayu senang melihatnya.
"Yaudah, Bayu berangkat ke sekolah dulu."
"Kok masih sekolah aja? Belum libur? Kan habis UN" tanya Aryo.
"Ada urusan mengenai pendaftaran PTN, Pa. Semoga Bayu lulus SNMPTN ya ,Pa," ujar Bayu.
Dewi mendongak dan menatap anak sulungnya itu.
"Semoga lolos ya, Nak," ujar Dewi pelan.
Tak lupa Bayu bersalaman pada orang tuanya. Di perjalanan, dia berdoa semoga lolos SNMPTN. Setidaknya sejak kepergian Bima, ini bisa menjadi hiburan orang tuanya, terutama untuk Dewi.
"Bay, udah lihat hasil SNMPTN?" tanya Rangga sesaat setelah Bayu tiba di kelas.
Bayu menggeleng, dia belum memeriksanya. Terjadi kemacetan saat membukanya karena terlalu banyak yang memasuki laman tersebut.
"Aku juga belum, ayo buka sama-sama, Bay," ajak Rangga.
Sementara murid-murid lain, sedang riuh membuka hasil SNMPTN bersama-sama.
Setelah cukup lama menunggu, Bayu dan Rangga memutuskan untuk membuka bersama-sama. Dengan mata tertutup, dia men-scroll layar ponselnya karena takut akan hasilnya.
Sela-sela jari coba dia regangkan. Matanya mengintip perlahan. Bayu merasa terkejut dengan hasilnya. Mata Bayu dan Rangga bertemu seketika. Seolah berkata 'apakah kita sama?' kira-kira seperti itulah.
"Gue di terima, Ngga. Gue seneng banget. Gue gak nyangka sama sekali kalo gue bakal diterima."
Bayu merasa sangat senang dan tidak menyangka akan kenyataan ini.
"Aku juga, Bay. Aku diterima. Selamat untuk kita berdua," ucap Rangga tak kalah senangnya.
Bayu dan Rangga mendaftar ke Universitas yang sama yaitu Universitas Indonesia.
Mereka benar-benar senanh. Tidak menyangka mereka akan menjadi sahabat akrab hingga ke universitas.
***
Jadwal untuk masa ospek Universitas Indonesia dilaksanakan hari ini. Bayu sudah siap dengan seragam hitam putihnya.
"Hai Bay," sapa Rangga.
"Hai ... Gak kerasa kita bakal jadi anak kuliahan. Hahaha."
Bayu menabok bahu Rangga dan merangkulnya menuju tempat ospek.
"Hai Bay, Ngga," sapa seorang gadis yang mereka kenal.
"Mela? Kamu daftar disini juga?" tanya Rangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misapprehend #ODOC [END]
Novela JuvenilHubungan antar manusia yang awalnya baik-baik saja akan berubah ketika salah satu pihak salah memahami sesuatu hal. Perhatian orang tua Bayu Pratama seketika berubah sejak lahirnya Bima Dwicahyo ke dunia ini. Sebenarnya dibalik berubahnya sikap or...