"Ambil ini. Dan jangan katakan pada siapapun aku membelinya!""Tenang saja. Aku hanya beri tau Moana saja."Jungkook dengan senyum evilnya kemudian memasukkan obat tersebut pada kantongnya dan berjalan meninggalkan kelas.
" Yak! Itu sama saja memberitau seisi dunia!" Teriak hyejin dengan kesalnya.
Siapa moana? Gadis yang memiliki mulut yang lebih para ibu ibu komplek yang sedang bergosip. Satu berita saja, maka dengan hebatnya satu sekolah akan tau berkat mulutnya yang ember. Gadis tersebut juga sangat suka mencari tau akan sesuatu yang semua orang tidak ketahui dan setelah itu dengan senang hati dia akan menyebarkannya pada semua orang. Dan bonusnya gadis itu tergila gila pada hyejin.
"Jika kau lakukan itu maka aku akan bunuh diri!"Teriak hyejin saat jungkook semkin menjauh.
Jungkook tersenyum prihatin.
"Maka aku akan siapkan peti mati dari sekarang." Balas jungkook berhenti di depan pintu keluar kelas sebelum akhirnya benar benar pergi dari sana.....
Ayana hanya diam dan menatap dengan tatapan kosong kedepan sekolah. Rasanya ayana masih ingin menangis di dalam kamarnya, mengubur dirinya di bawah selimut, atau bahkan berteriak kencang melampiaskan rasa putus asanya. Namun ayana sadar jika ayana terus-terusan libur dan mengurung diri di kamar makan itu hanya akan menyebabkan kecurigaan pada kakaknya daniel. Dan ayana tidak boleh membuat kakaknya curiga sedikitpun.
Atau nara adiknya yang akan jadi sasaran jungkook berikutnya. Astaga, apakah jungkook bersungguh-sungguh?
Ayana meremas erat roknya, tentu saja jungkook bisa melakukannya. Jungkook adalah pria kejam dan bisa melakukan apapun sesuka hatinya.
Sekarang ayana hanya bisa meratapi apa yang telah terjadi. Berulang kali ayana mencoba ikhlas dan mencoba bersabar, namun berkali juga dadanya selalu sesak setiap kali teringat akan perbuat bejat jungkook terhadapnya.
"Ayana. Apa kau mendengarkan penjelasanku? Atau kau ingin belajar sendiri di luar?!" Sentak seorang guru pada ayana dengan intonasi tegas, membuat ayana sedikit terlonjak kaget karnanya.
Ayana segera menunduk meminta maaf."Maaf .."Ujar ayana lalu menunduk saat semua perhatian anak anak kelas tertuju padanya.
"Satu kesempatan untukmu, Ayana." Balas guru tersebut dengan tatapan intimidasinya kemudian kembali menerangkan pelajarannya di depan.
Ayana menarik nafas lalu menghembuskannya pelan.
"Ayola ayana. Kau bisa melewati semua ini, kau harus kuat!" Gumam ayana menyemangati dirinya sendiri.....
Bel pulang telah berbunyi. Beberapa remaja memilih bersenang-senang dengan temannya, sebagian ada yang memilih pulang dan mengistirahatkan tubuh mereka sedangkan ayana masih menyusun buku sekolahnya dan memasukkan nya ke dalam kelas. Karna tadi gurunya sempat meminta ayana untuk mengembalikan beberapa buku pelajaran ke perpustakaan.
Ayana pun menyandang tasnya dan bersiap untuk pergi.
"Kau menungguku?"
Ayana mematung di tempatnya. Hanya dengan mendengar suara tersebut jantungnya berhasil bersebar begitu cepatnya, tubuhnya meremang dan mulai berkeringat dingin saat jungkook mulai berjalan mendekat padanya.
Ayana menatap tajam tatapan jungkook padanya.
"B-berhenti!" Ujar ayana sedikit berteriak. Jujur saja dirinya merasa sangat panik saat melihat jungkook kembali, rasa trauma akan kejadian kemarin kembali menghantuinya.Ayana berjalan mundur saat jungkook tidak menghiraukannya dan terus berjalan mendekat padanya.
"Ku bilang berhenti!" Teriak ayana dengan suaranya yang bergetar menahan tangis.
Jungkook pun berhenti. Tersenyum smirk sambil menatap ayana di hadapannya."Tenanglah, aku tidak akan 'memakanmu' tidak perlu ketakutan seperti itu."
"Apa yang kau inginkan? Menyingkir dari hadapanku!"
"Setelah apa yang terjadi kau masih bisa bersikap sombong kepadaku? Wow! Kau benar-benar mengejutkanku sayang."
Ayana menggigit bibir bawahnya menahan isakannya yang hampir saja Lolos. Demi apapun di dunia ini, ayana memilih terjun kejurang dari pada berhadapan dengan jungkook.
Namun pertahanan ayana pun runtuh. Satu air matanya jatuh membasahi pipinya."Apa lagi yang kau inginkan? Hidupku sudah benar benar hancur sekarang."Ujar ayana dengan Tatapan sendunya pada jungkook.
Jungkook tersenyum miring.
"Dirimu. Aku menginginkan dirimu." Balas jungkook membuat mata ayana melotot saat mendengarnya.Jungkook benar benar gila! Ayana tau jika tidak bisa membuat lelaki itu pergi, maka langkah selanjutnya dia sendiri yang harus pergi.
Setelah mengambil ancang ancang. Ayana langsung berlari ke samping untuk menghindari jungkook, namun seakan tau pergerakan ayana, dengan mudahnya jungkook menangkap pergerakan ayana. ayana sendiri tidak bisa berlari dengan cepat karna rasa nyeri bercampur rasa sakit masih begitu terasa di selangkangannya.
"Lepaskan aku! Kumohon lepaskan!" Teriak ayana berusaha memberontak dari cekalan jungkook yang kuat."Akan ku lepaskan setelah aku mengobatimu."Balas jungkook kemudian menyeret ayana keluar kelas.
" mengobati apa yang kau maksud? Aku tidak sakit. Hentikan! Biarkan aku pulang! Jika pun ada yang sakit maka orang itu adalah kau sendiri jungkook!"
Kesal dengan ayana yang terus saja berteriak. Jungkook pun menarik ayana dan mengunci pergerakannya. Perlahan mendekat dan membisikan sesuatu di telingan ayana, hingga tubuhnya ayana menegang seketika.
"Diam. Atau kau ingin kita mengulang kejadian kemarin di sini? Aku tidak keberatan sama sekali dengan itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
THIS LOVE
RandomWarning 21+ Bijaklah dalam memilih bacaan. Anak kecil minggir!! "Aku benci setiap kali bersamamu, karna itu mengingatkanku bagaimana dirimu saat merebut paksa mahkota berhargaku." AyanaCristalion. "Aku tidak sejahat yang kau bayangkan." JeonJungkook...