"Ini adalah dunia untukmu dan untukku"(dream)
♡♡♡♡
Namaku bintang, lebih lengkapnya Bintang Rasyanita Kencana. Salah satu murid SMA Cindekia, sekolah dengan kepopuleran dan prestasi diatas rata rata dari sekian banyaknya sekolah elite berbasis internasional di jakarta.
Jika kalian mengira aku adalah murid yang pintar, ataupun murid yang memiliki kepopuleran yang tinggi, mengingat aku adalah salah satu siswa dari sekolah yang banyak diminati remaja seusiaku.Tentu kalian sangat salah besar, aku hanyalah siswa biasa tanpa prestasi dan kepopuleran.
Masuk kesekolah ini hanyalah sebuah keberuntungan berkat do'a kedua orang tuaku dan belajar yang rajin. Tapi tetap saja, walau serajin apapun aku belajar, itu tak akan membuatku menjadi pintar dan langsung populer seperti kebanyakan siswa disekolah ini, pernah sekali Rani menyebutkannya, tapi aku sudah lupa dengan nama namanya. Huh..wajah nya saja tak pernah kulihat, apalagi sampai mengetahui namanya.yaa...aku adalah seorang siswa yang tak terlaku memperdulikan popularitas,memang apa pentingnya populer, ya kan?
Menyandang status biasa biasa saja, membuatku menjadi siswa yang hampir tak dikenali oleh seluruh siswa, jangankan seluruh, sebagian saja mungkin sangat mustahil bagiku. Aku hanya memiliki satu teman yang menerima aku apa adanya, tentu kepopulerannya sedikit lebih baik dariku, yaah walau secuil saja. Akan tetapi, ia lebih ramah dan humble dibanding aku yang cenderung pendiam dan tak pandai bergaul. Melihat ia sudah mempunyai pacar, membuat ku mengakui bahwa popularitasnya sedikit diatasku. Namanya Rania Gitawa, atau lebih kerap disapa Rani, satu satunya teman ku yang sangat baik, menurutku
Sesuai pernyataanku tadi, kalian bisa mengambil kesimpulan bahwa aku adalah gadis pendiam, tidak mudah bergaul, popularitas anjlok banget, dan yang pasti jomblo sejak lahir. Beda banget dengan namaku bukan? Bintang, nama yang seharusnya bersinar, malah terlihat redup ditengah kerumunan orang- orang yang bersinar. Yah baiklah aku menerima takdir itu
Walau begitu, Rani yang menjadi teman ku satu satunya ini tak henti hentinya mencarikan cowok yang mau denganku, agar sembuh dari penyakit jomblo akut ku ini. Bahkan pernah suatu kali ia mengenalkan ku pada Ucup-teman sekelas kami-yang saat bicara saja, aku harus menatapnya dengan tatapan super menjijikan, Bagaimana tidak pemirsah?setiap kali Ucup bicara, maka liurnya aka muncrat sana sini, dan lebih parahnya didepan ku. Setelah kejadian itu aku harus mencuci muka 7 hari 7 malam hanya untuk menyingkirkan rasa jijik akan liurnya itu. Kejadian itu membuatku trauma, bahkan sampai harus mogok bicara pada Rani.
Tapi bukan Rani namanya jika menyerah begitu saja pada aksi ku itu, malah ia semakin gencar memperkenalkan ku pada cowok cowok yang aku bahkan tak tahu itu siapa, kelas mana, tapi aku tetap saja dipaksa untuk berkenalan dengan mereka
"Duuuh..Bin lo tuh harus kenalan dulu ama didin, mungkin aja kan lo mau ama dia, terus dia juga mau ama lo,ayo dong Bin, buka hati dong lo...sampai kapan masa remaja lo ini, lo habisin buat jadi jomblo" cerocos Rani padaku yang sudah 1 jam menasehatiku dengan tema yang sama, sedang aku hanya berguman, terus menolak dengan tegas. Permohonan Rani membuatku mengingat kejadian bersama ucup yang Na'udzubillah, aku nggak pengen lagi natap muka ucup.
"Nggak, No, La, Nein!"tolakku dengan tegas pada Rani yang tak henti hentinya mengganggu ku yang tengah menyalin catatan yang telah diperintahkan oleh Pak Agung-guru sejarah kami,melalui ketua kelas untuk dikumpulkan pekan depan, lantaran hari ini beliau berhalangan hadir. Mendengar penolakan ku Rani tak tinggal diam, dia bahkan sudah siap mengeluarkan puppy eyes nya padaku.Tentu saja aku hapal kebiasaan sahabat ku satu ini.
"Yaah Bin..lo kok gitu sih,gue bahkan udah minta sama Didin buat kencan ama lo"keukeh Rani dengan wajah memelas, bagai pengemis jalanan yang kujumpai sejak tadi pagi dipasar sana sewaktu aku berjalan menuju Halte Bus
"Hufh..yaudah deh aku mau,nggak usah melas gitu deh, aku lemah liat muka kamu yang bentuknya kayak belum makan tiga bulan" ujarku dengan sedikit bercanda, membuat Rani tersenyum sumringah lalu memelukku begitu erat. Siapa yang tahan dengan puppy eyes nya Rani?melihat matanya yang bulat membuat siapa saja gemas melihatnya, aku pun begitu
"Yaudah lo nanti ketemu dia di Caffe Carifondia,tapi sebelum itu, sepulang sekolah gue kerumah lo, bantuin lo siap siap, buat kencan pertama sahabat terbaik gue dan gak pake nolak"cerocosnya dengan begitu antusias,tapi pertanyaannya, memangnya ini kencan pertama ku ya? Bukankah kemarin-kemarin aku sudah berkencan dengan si Alfin, Ucup, Tomas, yang tentu saja semuanya tak pernah berjalan lancar sesuai harapan Rani. Dan kali ini Didin yang entah dari mana Rani mengenalnya
"Ralat,bukan kencan pertama kali,aku udah kencan sama cowok cowok tak berfaedah yang kamu kenalin ke aku"tudingku yang membuat Rani diam seketika, lalu kemudian mengeluarkan cengiran bodohnya itu "Ehehe..kan itu cuma pemanasan doang, mungkin aja kan setelah lo kenalan baik ama Didin lo bisa jatuh cinta terus pacaran deh ama Didin"jelasnya dengan begitu semangat. Entah sudah berapa kali aku mendengar pernyataan itu,setiap Rani salah memilih cowok buatku, pasti pernyataan mautnya itu adalah "cuma pemanasan doang itu", sudah kuhapal dengan jelas. Hufth.. ini cowok gimana lagi yang dikenalkan Rani padaku? Bahkan cowok itu saja tak kuketahui bebet bobotnya. Aku hanya berharap cowok itu tak mirip Ucup, baik wajah maupun tingkah lakunya. Yah semoga saja
"Ya udah deh aku mau nyatat dulu, jangan ganguin aku, hus hus sana"usirku pada Rani yang kini berjalan dengan wajah cemberut, pergi entah kemana, yaa kemana mana aja dah ke kantin kek, pacaran ama leon-pacar Rani-kek, atau rayu pak kumis juga nggak masalah, yang penting jangan gangguin aku saja, hanya untuk ngenalin cowok cowok yang unfaedah banget bagi hidupku
Setelah lamanya mencatat pelajaran sejarah selama 10 halaman, kini aku sedikit merenggangkan ototku layaknya orang yang baru bangun tidur, mengingat kata tidur, rasanya mataku mulai merasakan rasa kantuk yang tiba tiba menyerangku, segera ku penjamkan mata menyambut mimpi yang sebentar lagi akan menyapaku
......
"Hai!!"sapa seseorang yang kini tengah berdiri dihadapan ku dengan senyum sumringah. Segera ku edarkan padangan kesegala penjuru arah yang nampaknya tempat ini adalah tempat yang asing bagiku.Lalu kulirik laki laki yang menyapa ku tadi, laki laki tampan, eh?sangat tampan bahkan "selamat datang di dunia ku, ini adalah dunia dreamstrar, kota untukmu dan untukku, kita berdua"ujarnya dengan memancarkan wajah penuh kerinduan kerinduan, seperti seorang pria yang menunggu wanitanya datang padanya.Tapi rindu dengan siapa? "Hai...kamu...
Plaakkk
Tepukan yang begitu keras kini mendarat dipipiku, nampak wajah Rani dengan senyum bodohnya. "Duhh Ran..sakit tau"keluhku bahkan sedikit meringis sembari mengusap pipi ku yang telah Rani beri tepukan halus, "Aduh Bin..liat kedepan tuh, ada si kapten school, jangan tidur! Entar kena marah lo, baru tau rasa"omel Rani dengan panjang lebarnya yang kini semakin hilang dari indra pendengaran ku
'siapa laki laki itu?', 'kenapa laki laki setampan itu berada dalam mimpiku?' , 'kenapa aku bermimpi seperti itu?' . Tak henti hentinya pertanyaan itu muncul dibenakku, seakan akan mimpi itu terasa nyata, ah sudahlah..sadarlah Bintang, itu hanyalah mimpi, tidak ada mimpi tidur yang akan menjadi nyata bukan?
to be continued
♡♡♡♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCID DREAM
FantasyDiumur 16 tahun Bintang Rasyanita Kencana harus mengalami hal hal aneh dalam hidupnya. Mulai dari mimpi yang aneh, kedatangan orang aneh dan tiap tiap kejadian aneh. Hidupnya yang damai dan tenang tenang saja harus meladeni hal hal diluar nalarnya d...