"Kenapa sih semua orang harus mengidolalan orang lain, sedang diri mereka sendiri tak mereka idolakan, heran"(Bintang)
☆
☆
☆
☆
☆"APA?!"teriak Rani yang membuat gendang telinga ku seakan ingin pecah dibuatnya, ku edarkan pandangan ke sekeliling, melihat tatapan para penghuni Kantin yang siap menerkam ku kapan saja, segera ku ancungkan jari telunjukku kedepan bibir untuk memberi tanda agar Rani mengecilkan suaranya"Jadi lo nabrak kapten school?"bisik Rani seakan mengerti intruksiku dengan sisa sisa terkejutnya
"Hmm..giu deh...emang kenapa sih, kapten school doang"ujar ku enteng, toh apa istimewanya kapten school. Menurutku semua orang itu kedudukannya sama, kapten school doang masa harus berkoar koar gitu
"Astagaaa Biiiin...lo nggak tau kapten school sama sekali?"tanya Rani padaku dengan tatapan tak percaya
"Iya...ngapain juga aku kepoin hidup orang, hidup aku aja nggak pernah aku kepoin"jawabku. Kenapa sih semua orang harus mengidolalan orang lain, sedang diri mereka sendiri tak mereka idolakan, heran?
"Dia itu Kak Bima, atau lebih tepatnya Kak Bima Ferowirangga, dia itu Kapten School yang dipilih langsung oleh ketua yayasan, dia adalah anak seorang konglomerat terkaya di indonesia, yaa walau lebih kaya Kak Cifer sih, diketahui ia tak pakai instagram sama sekali. Merupakan peringkat 2 umum di Cindekia. Cowok terganteng nomor 2 di Cindekia"jelas Rani dengan wajah yang begitu serius, Aku hanya kaget, Rani tau segitu banyaknya? Atau memang aku kudet ya
"Kok kamu tau segitu banyaknya"tanya ku
"Iyalah, gue kan ikut lambe Cindekia, disana udah menginfokan segala apapun tentang seleb Cindekia...huh coba aja nama Rania Gitawa terpampang jelas disana, udah bejibun followers gue"Anak ini kebanyakan halu
" Jadi namanya Kak Bima, baik sih, populer dan nggak sombong kayak si Kilat"ujarku tanpa sadar, segera kututup mulut ku yang teganya mengatakan hal yang bertolak belakang dengan pikiran ku. Ngapain aku muji muji cowok, kayak cewek kurang belaian aja
"Kilat? Siapa Kilat"tanya Rani dengan alisnya yang sudah menyatu karena bingung
"Ooo..itu si siapa tadi..Ci..ci.."jawabku terhenti mengingat ngingat nama yang sedari tadi Rani sebutkan, huh...otakku ini kaoasitas mengingatnya pendek sekali, pantas saja aku nggak pintar- pintar
"Kak Cifer?"seakan mengerti keresahan ku Rani segera menebak isi pikiranku. "Kok kilat!, ganteng gitu namanya kilat"segera Rani memberikan protesnya padaku yang menghina idola tak berfaedahnya itu
"Iyalah...Dia itu salah satu spesies makhluk Merkurius yang kesasar di Bumi"cerocosku sembari mencebikkan bibir mengingat kejadian semalam, yang membuatku ingin membuang laki laki itu kembali ke Plenet-nya
"Oh..gue Makhluk Merkurius"terdengar suara laki laki dari belakang kami, segera Aku dan Rani menoleh kearah sumber suara itu, ternyata si Alien Kilat Merskurius. Panjang umur juga nih orang
Ngapain sih si Kilat datang, Aku kan nggak mau ketemu dia lagi, hufth...siap siap emosi Bin...
"Hai Kak"sapa Rani dengan senyum manisnya yang membuatku ingin muntah saat itu juga, ngapain coba ngasih senyum manis ke Alien-ke Leon aja nggak segitu manisnya. Sedang makhluk ini membalas senyum Rani dengan mengedipkan sebelah matanya dengan genit. Benar benar Makhluk astral
"Eh lo cewek aneh, lo kok nggak nyapa gue"tanyanya sembari melipat kedua tanyannya didepan dada dengan angkuhnya. Memang harus banget ya nyapa Alien? Dih ogah!
"Ngapain aku nyapa Alien"sinis ku, yah walau aku nggak populer populer amat, tapi aku masih punya kesadaran. Yup sadar kalau aku nyapa berarti aku nyapa makhluk astral. Ogah!. Kulirik Rani dengan wajah tercengang nya yang berlebihan, yaah memang apanya yang mengejutkan, bagiku yang mengejutkan itu ketika ketemu sama Babang Manu Rios tau!
Sedikit bingung dengan mereka yang memuja muja Alien yang bahkan bagiku dia tidak memiliki etika, sok kenal, sok keren, sok cakep, sok populer, angkuh, nyebelin, yaa pokoknya bagiku dia adalah laki laki yang tak pantas tinggak di Bumi yang begitu indah ini. Masih lebih baik si Kak Bima yang katanya kapten school, udah sopan, ganteng, rapi, baik lagi. Eh? Kok malah muji ya
Saat enak enaknya meminum jus Alpukad yang sedari kukacangin (kan lebih baik ngacangin Alien daripada ngacangin jus Alpukad yang uwenak ini), tiba tiba tangan yang entah siapa yang punya, menarikku hingga aku meronta ronta terseret olehnya, ternyata si Alien kilat, mau apalagi sih si Kilat ini
"Eh..eh..eh lepasin tangan aku, dih pegang pegang naksir ya kamu"ujarku sedikit kesal dengan tingah seenaknya dari laki laki ini
"OGAH!!ngapain gue naksir sama cewek purba kayak lo!"sindirnya yang membuat ku naik pitam
"Purba?dasar cowok Kilat, terus ngapain kamu tarik tarik aku hah?!"bentakku dengan kesal yang tak tertahan, aku sudah muak dari kemarin melihat wajah sok-nya itu
"Gue narik lo kesini untuk kasih lo hukuman"ujarnya dengan senyum sinis yang dimataku sangat menyebalkan. Apa?hukuman? Emang dia siapa ngasih ngasih hukuman? "Eh!..Makh...."
"Ada apa ini?"belum sempat kuselesaikan cacianku pada Alien, terdengar suara bariton dari seorang laki laki, segera kami menoleh kearah suara, nampak seorang laki laki yang familiar bagi ku, siapa ya?....Oh iya ini kan si Kapten school itu
"Hai k.."
"Lo ngapain kesini?"belum sempat kuselesaikan (lagi) sapaan ku kepada kapten school, tiba tiba si Alien sudah memotong sapaan ku, kulirik keduanya yang masing masing melemparkan tatapan tidak suka
situasi apa ini? Kenapa mereka saling tidak suka begitu? Emangnya orang populer itu kayak gitu ya?
To be continued..
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCID DREAM
FantasyDiumur 16 tahun Bintang Rasyanita Kencana harus mengalami hal hal aneh dalam hidupnya. Mulai dari mimpi yang aneh, kedatangan orang aneh dan tiap tiap kejadian aneh. Hidupnya yang damai dan tenang tenang saja harus meladeni hal hal diluar nalarnya d...