"Terkadang orang yang kita sayangi adalah orang yang paling berpotensi dalam hidup kita"
Pagi ini hampir seluruh murid mengerubungi papan yang ada di ujung koridor.Sebagian murid rela berdesak-desakan hanya untuk melihat dimana kelas mereka berada.
Arsha Elshirazy adalah salah satu dari sekian murid yang rela mencari satu nama di papan pengumuman itu. Buka namanya sendiri yang ia cari, melainkan seorang siswa laki-laki.
Berulang kali ia mencari nama itu dengan teliti, tapi tetap saja Arsha tidak berhasil menemukan nama yang ia cari di urutan kelas 12, Arsha menggigit bibir bawahnya, mulai takut jika gosip itu benar adanya. Ia sempat mendengarkan kabar bahwa orang yang di carinya tinggal kelas tahun ini.
Dengan ragu Arsha meneliti nama kelas 11. Matanya terbelalak kaget saat melihat nama yang dicarinya sejak tadi tertulis disana.
EVAN FERDINAN (11 MIPA 1)
mendadak perasaanya berubah kacau. Evan benar-benar tinggal kelas, padahal yang Arsha harapkan setidaknya 1 tahun terakhir SMA ini dia satu kelas lagi dengan Evan. Arsha tersenyum miris sebelum akhirnya memilih segera pergi dari tempat itu, karena nafasnya mulai sesak, saat para murid mulai berdesakan tak sabar. Tubuh Arsha yang tergolong mungil membuatnya terbentur oleh tubuh beberapa murid yang berebutan untuk melihat papan pengumuman.
Mendadak sebuah tangan menariknya keluar dari kerumunan banyak murid, dan mendadak tubuh Arsha mematung saat melihat pemilik tangan itu.
Cowok jakung dengan ujungvbaju seragam yang dikeluarkan, dasi yang di longgarkan, dan mulut asik mengunyah permen karet.
"udah tau pendek, pake sok ikutan liat papan pengumuman" ucap Evan dengan nada sinis. Bukannya Arsha sakit hati, namun Arsha justru merasa bahagia.
Sudah cukup lama mereka tidak saling bertemu, apalagi menyapa, bahkan sudah seperti orang asing yang tidak saling mengenal padahal dulu hubungannya jauh dari kata asing.
Semua ini bukan keinginan Arsha, sejujurnya gadis itu selalu berharap bisa kembali dekat dengan Evan seperti dulu, sebelum hubungannya retak dan hancur.
Tapi kenyataanya, Evan memilih menjauh melihat wajah Arsha saja dia enggan. Evan bertindak seperti ia tak perduli seolah kenangan yang dulu hanyalah hayalan.
Padahal kebersamaan mereka nyata adanya.
Arsha terpaksa memberi seulas senyuman kepada Evan untuk menyembunyikan hatinya yang terasa sesak melihat tatapan Evan yang menyorot dingin padanya.
Padahal dulu kedua mata itu saling menyorot dengan tatapan penuh kasih.
Semuanya memang telah berubah. "Gue mau liat daftar kelas" jawab Arsha diikuti dengan gerakan Evan yang menaikan sebelah alisnya.
"lo osis kan?daftar anggota osis ada di depan mading ruang osis" (bahkan dari nada bicaranyapun berubah) batin Arsha.
Arsha memberanikan diri mendongak mmbalas tatapan Evan "gue cari lo kok" Evan tertegun mendengar perkataan Arsha, namun wajahnya kembali mendatar saat siswa laki-laki yang mendekat kearah mereka.
"Arsha"
Panggilan itu membuat Arsha terpaksa memutuskan kontak matanya dengan Evan dan menoleh ke belakang.
"kenapa Ray?"
Nama siswa itu adalah Rayhan Alvano ketua OSIS SMA VENUS, andalan semua guru, dan idola banyak murid.
Sifat Rayhan sangat berbeda dengan Evan yang selalu membawa masalah dan membuat semua guru naik darah.
"Abis ini kita rapat" Kata Rayhan dengan tatapan menyorot pada Evan yang sejak tadi melihat Evan sedang mengunyah permen karet.
Arsha mengangguk "iya"
Arsha tidak menyadari bahwa ada hawa perkelahian antara Evan dan Rayhan. Keduanya memang tidak berkelahi secara terang-terangan, tetapi terlihat jelas pada mata mereka.
Evan menatap Arsha, dan Arsha membalas dengan tatapan bingung.
"cocok, semoga langgeng" setelah Evan mengucapkan itu, Evan melangkahkan kakinya meninggalkan Arsha. Arsha masih terdiam dengan mengatupkan bibirnya.
Hatinya sakit mendengar hal itu keluar dari mulut orang yang dicintainya. Arsha rindu ekspresi tawa lelaki itu, namun sayang semua telah menjadi kenangan dengan orang yang ia sayangi.
Arsha menatap punggung Evan yang semakin menjauh, bukan hanya Evan yang menjauh tetapi hubungannya.
Saat Arsha berusaha melangkah mendekat, lelaki itu melangkah menjauh. Seolah semuanya memang sudah berakhir dan tidak bisa di bangun lagi.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy reading
To be continue
.
.
.
Salam author
Izytimaindah:)
KAMU SEDANG MEMBACA
VANARSHA
Short StoryArsha Elshirazy diharuskan mengikhlaskan satu orang yang dicintainya dan terpaksa memilih orang yang hanya good cover. * * * * * * * * Namun apakah Arsha akan bahagia dengan seorang good cover tersebut atau tidak? Ini ceritaku yang aku tulis pas k...