#udah pacaran?

8 3 0
                                    

"Terus mengharapkanmu memang menyakitkan,tetapi nyatanya untuk melepaskan perasaan ini jauh lebih menyakitkan.Jadi,aku memilih        bertahan"                     

                      

         Matahari mulai berganti dengan indahnya rembulan yang menyinari gelapnya bumi dimalam hari,dan di taburkannya banyak bintang-bintang untuk menemani sang bulan yang sendirian.


         Didalam kamar,hanya ada dua orang yang sedang mengerjakan tugas dan mereka itu Rayhan dan Arsha.

Rayhan yang sedang menerangkan tentang banyak rumus matematika,bukannya Arsha memperhatikan apa Yang Rayhan terangkan tapi,Arsha memperhatikan wajah Rayhan yang sedang menerangkan .


         “Ray,pantes aja yah lo banyak yang bilang,beku,soalnya lo terlalu serius”jelas Arsha yang sedari tadi memperhatikan raut muka Rayhan dan menilainya.


          “Serius bakalan gue prioritasin,untuk jadi yang utama disekolah,jadi lanjut yah”

jawab Rayhan,sambil menyambungkan kontak matanya dengan Arsha,dan tersenyum.
          “jadi,jika min (-) bertemu dengan min (-) maka = plus (+)” Rayhan menjelaskan secara detail dan mengorek semuannya hingga habis.


          “kalo aku ditambah kamu sama dengan apa?”yang awalnya Arsha bercanda dijawab serius oleh Rayhan


          “kalo aku tambah kamu jadi…… kita jadian yuk!”cetus Rayhan yang sontak membuat Arsha kaget dan bingung dengan pertanyaan yang diberikan Rayhan.

”lo serius?”

nada gugup Arsha muncul dan membuat pipinya merah serasa ingin tertawa bahagia,namu bagaimana nasib Evan?apakah dia benar-benar sudah melupakan Arsha sepenuhnya,begitu cepatkah Evan melupakan Arsha.

”kata lo gue selalu serius,jadi iya atau gak?”ucap Rayhan memastikan (Tuhan bantu Arsha,kenapa secepat ini)batin Arsha gelisah berdebar,hatinya hancur,serasa langsung dijatuhkan dari tempat ketinggian.

”hhhmmm,m.a.u.”tak ada pilihan lain,yang Arsha pikirkan hanyalah kebahagiaan dirinya sendiri,

”jadi,pacar harus nurut sama pacarnya”Rayhan kembali meneruskan  yang sedang dibahas tadi.Setelah selesai semua tugas,akhirnya Arsha pulang dengan hati yang tidak enak.


            Tepat ketika jam berdering pukul 23.59 WIB,Arsha terbangun dari tidurnya dan menyempatkan untuk menulis kesehariannya dibuku yang dulu pernah Evan kasihkan kepada Arsha.


Sabtu,17 Juli 2017

Dear diary…

Tuhan mungkinkah ini keputusan yang tepat?aku berpacaran dengan seseorang yang tak pernah ku cinta,tapi bagaimana kalau dia tau yang sebenarnya.Tentang hati yang tak pernah mencintainya,bagaimana kalau dia kecewa ,bagaimana kalau dia terluka,dan bagaimana kalau dia membenciku?



Arsha mencurahkan semua pertanyaan dan perasaannya melalui buku diary.

Walau mungkin bukunya tidak akan menjawab dan memberi solusi bagi Arsha.Setidaknya Arsha sudah lega dengan perasaannya.Untuk menambah hatinya agar lebih terhibur lagi ,dia memasangkan sebuah benda berwarna merah ketelinganya dan segera dia menyalakan beberapa lagu untuk didengarnya melalui headphone.Dan hal itu tak lama membuat Arsha tertidur.


Pagi harinya Arsha bersiap siap untuk lari pagi sendirian.Karena tujuannya untuk mengelilingi komplek rumahnya.

Tak lupa dari benda kesayanganya yaitu headphone yang selalu melekat dikedua telinganya saat mood turun dan saat mood naik.


Arsha berlari dengan rambutnya yang diikat dan terkibas kesana kemari,kakinya yang terbalut oleh sepatu olahraga,tangan kanan dan kirinya yang diayunkan maju mundur secara bergantian,kakinya yang melangkah dengan cepat,dan terkadang mulutnya mengikuti lirik lagu yang sedang didengarkan,tak lupa pula Arsha menyapa seseorang yang tidak dikenal maupun dikenal.


“Butuh minum?”tiba-tiba seseorang menawarkan Arsha sebotol air mineral,dan seseorang itu adalah Rayhan,pacar baru dari Arsha,yang baru jadian tadi malam.


“Ray,lo kok ada disini?”nada Arsha terlihat bingung,

”jangan gue lo dong,kan kamu udah jadi pacar aku”hati Arsha sebenarnya tidak nyaman dengan perlakuan Rayhan padanya yang agak memaksa.


“E-ng kamu kok ada disini?”Tanya Arsha sambil mengulangi pertanyaannya,

”Nah gitu dong,tadi aku kerumah kamu terus kata mama kamu,kamu lagi jogging sendirian,daripada kamu kenapa-kenapa atau diapa-apain kan mendingan ada aku disini ya kan?”


jelas Rayhan,walaupun sifat Rayhan yang sangat perhatian,tapi Arsha merasa risih dengan perlakuan Rayhan,dia lebih suka perlakuan Evan yang dulu,yang hanya datang saat Arsha butuhkan,dia tidak terlalu gombal,romantis atau seperti semua laki-laki,


”Sha,hey,kok kamu bengong mikirin apa?”Rayhan menggerakan kekanan dan kekiri tangannya didepan muka Arsha.


Arsha menggelengkan kepalanya "i'm nothing Ray"


"Pulang yuk,kasian kamunya udah kringrtan gitu,pasti udah capek kan?"Tangan kanan Rayhan menyentuh pundak Arsha,tapi Arsha menghindar,karena ia tidak suka di pegang.

Arsha pun hanya menjawabnya dengan gelengan kepala.


"Ayok lah Sha,lagian kan ini bentar lagi siang ntar kulit kamu hitam lho"

Bujuk Rayhan lagi,tapi kali ini Arsha benar-benar risih dengan perlakuan Rayhan padanya.


'Iiiirrrggghhh,nih anak kalo bukan pacar gue pasti gue tendang sampe Benua eropa,eh tapi jangan lah,Benua Eropa terlalu bagus buat dia mendingan Benua Antartika biarin dia berteman tuh sama beruang kutub,dan mati kedinginan'Cerocos Arsha dalam hati


"Hm"jawab Arsha singkat,agak kesal.

Arsha pun pulang dengan kata terpaksa.


















Tbc

Jangan lupa setia sama cerita..

:)

VANARSHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang