04. Hot Stage

56 5 1
                                    

Beberapa adegan hanya diperuntukkan untuk dewasa. Tetapi, tidak semua orang dewasa berbudi dan berbudaya. Bijaklah dalam membaca.

Remember that I will always pin the meaning and lessons of each story, if you don't find it today I will show you later.

.
.
.

Juanda yakin, jika ia mati sekarang pun tidak akan menjadi masalah.

Dia bahagia luar biasa.

Berada di pesta pribadi milik penyanyi favorit dengan teman-teman kesayangannya, adalah dopamin yang memabukkan.

Juanda berulang kali berteriak di depan wajah Gibran dan Kemal, kemudian berlarian seperti dikejar anjing. Kedua temannya maupun orang lain tampaknya tidak kalah tidak warasnya dengan dia. 

Suasana pesta dengan panggung besar dan lampu-lampu redup warna warni memenuhi matanya dengan sempurna. Mereka semua memakai pakaian gemerlap dengan syal bulu dan aksesoris kepala. Namun, beberapa orang memiliki aksesoris lainnya. Ketika mereka bergoyang, seluruh perhiasan dan aksesoris mereka juga ikut bergoyang.

Dekorasi pesta ini memiliki suasana hitam dan emas yang indah. Kipas besar dengan bulu putih panjang tersulam cantik di beberapa titik, membuat suasana Gatsby yang kentara. Anehnya backsound yang digunakan sebelum acara dimulai lebih kearah Pop-electric .

Asap-asap kemerahan mulai memenuhi lapangan. Orang-orang yang membawa kotak minuman mulai berdesakan masuk melalui celah-celah di antara tamu. Mereka membagikan botol-botol dengan kaca buram itu secara percuma. Seolah membagikan freebies.

Gibran dan kemal tak ketinggalan. Mereka membawakan bagian Juanda juga, tetapi, pemuda itu sudah tidak ada bersama mereka. 

"Joan?!"Gibran memanggilnya. 

Kemal meneguk rakus bagiannya dan berkomentar. "Dia pasti sudah masuk ke bagian depan. Anak itu sangat tidak sabaran."

Sebenarnya mereka tidak perlu berdesakkan untuk mendapatkan spot terbaik. Itu karena pelanggan VIP memiliki jalur khusus. Tapi bahkan meski sudah memiliki jalur khusus, Marjuanda begitu tidak sabar untuk menyicipinya lebih dulu. 

Di sisi paling depan. Akhirnya Juanda sampai di tempat VIP itu, meski dikatakan spesial. Tidak ada tempat duduk disana. Namun, bagian paling penting adalah posisi berdirinya tepat dibawah panggung. Juanda bertengger ria pada pagar di paling depan. Dia mengamati setiap sudut panggung, melekatkannya erat dalam ingatan. Tidak akan dia lupakan harga mahal dari bonus yang dia dapatkan dan habis dalam semalam ini.

Tanpa ia sadari. Beberapa wanita dari pelanggan VIP lain diam-diam mengamatinya, berbisik dan memotretnya. Mereka cekikikan dan dengan sengaja merapatkan diri erat dengan tubuhnya. Juanda yang hanya memiliki sedikit perhatian pada lingkungannya itu menganggap jika acara akan segera dimulai dan bahkan area VIP sudah sesak dipenuhi orang. 

Ketika Gibran dan Kemal sampai. Kemal sampai menyemburkan minumannya tatkala melihat wanita-wanita berkumpul di sekitar Juanda. Ada banyak area kosong yang sengaja dibiarkan kosong. Atau hanya para lelaki yang ada disana. 

"Cih, dia datang duluan ternyata untuk bergesek-gesekan." Kemal mendekat dan menelusupi para wanita itu untuk meraih Juanda. 

Para gadis itu risih dan protes tatkala makhluk jelek tak diundang masuk ke antara mereka seperti belut. Sedang Gibran di bagian belakang terus meminta maaf dan meminta mereka bergeser.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ludic L-(ove)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang