"Seberapapun kamu membenci keadaan rumah.. tetap saja kamu harus pulang bukan?. Seberapa pun kamu ingin berlari menjauhi masalahmu. Tetap saja di akhir cerita kau harus menghadapinya bukan?"
Wangi yang khas, tempat yang sama. Aku benci dikala suatu benda bisa begitu banyak mengingatkan kita akan memori yang sudah terkubur dalam. Rasanya seperti diiris oleh benda tajam yang tak kasat mata. Hari bergulir, dengan jadwal yang sama, kegiatan yang sama. Selalu sama. Selalu begitu. Otakku seperti beku. Sulit untuk bernafas. Seperti di jepit oleh permasalahan yang sebenarnya aku pun tak berperan di dalamnya. Ya, aku hanya terkena imbas dari permasalahan itu. Hanya terkena imbas, tapi bisa membuat mati separuh hidupku. Hebat bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hati tanpa Nadi
ChickLit"Seberapapun kamu membenci keadaan rumah.. tetap saja kamu harus pulang bukan?. Seberapa pun kamu ingin berlari menjauhi masalahmu. Tetap saja di akhir cerita kau harus menghadapinya bukan?"