D U A

3.5K 253 22
                                    

"Ada apa denganmu?" tanya Hinata saat melihat Sakura berjalan kearahnya dengan kaki dihentak-hentakkan seperti sedang kesal. Oh jangan lupakan bibirnya yang tengah mengerucut sebal itu. Ckckck.

Sakura tak peduli, dia melangkah masuk kedalam mobil dengan membanting pintu keras. Hinata meringis melihat nasib mobil nya.

"Oh kau bisa merusaknya Saku, dia akan marah padamu!" tukas Hinata

Sakura cemberut, "Sorry Nata,,, aku sedang kesal sekali.. Kenapa human sepertinya ada dibumi ini!"

Hinata menaikkan sebelah alisnya seolah bertanya, namun pandangannya tetap pada jalanan didepannya.

"Siapa yang kau maksud Saku?"

"Entahlah dia pria yang songong yang rambutnya seperti bokong ayam!"

Hinata semakin dibuat penasaran dengan pernyataan Sakura. Dia yakin pria itu pasti akan sedih mendengar penilaian Sakura padanya. Hinata terkekeh membayangkannya.

"Lalu apa masalahmu nona pink?"

"Ck ayolah,,, you know harusnya dia ditendang ke pluto bersama alien disana itu lebih pantas untuknya!"

Sakura terlihat sangat kesal. Hinata hanya menjadi pendengar setia gerutuan Sakura hari itu hingga mereka sampai di rumah Sakura.

"Nah Saku,,, kita sudah sampai.. Ini rumahmu kan?"

Sakura yang mendengarnya lantas menghentikan ocehannya. Dia menatap sebentar keluar kaca mobil, rumah besar yang digabung dengan jembatan kayu kecil. Disebelah kanan rumah bergaya eropa dengan ornamen khas amsterdam dan disebelah kiri rumah bergaya khas jepang dengan ornamen kayu mendominasinya. Tepat sekali saat matanya menelisik, seorang laki-laki berambut merah menghampiri mobil mereka didepan gerbang.

"Hinata? Kau kah?"

Laki-laki itu mengetuk singkat kaca mobil samping Hinata. Hinata menurunkan kacanya, menyapa laki-laki itu dengan senyum hangat nya.

"Saso-kun! Ya, lihatlah siapa yang sedang bersamaku?"

Ya, laki-laki itu adalah Sasori. Kakak Sakura.

Sasori mengarahkan pandangannya pada sosok pink didalam mobil Hinata.

"Wah little candy ku,,, dimana kau memungutnya Hinata?"

Sakura yang mendengar pertanyaan menyebalkan kakaknya segera memalingkan wajahnya. Muak bertatapan dengan kakaknya  itu yang menguras emosi batin.

"Saso-kun,, tak seharusnya kau berkata begitu. Kau tahu dia tak sengaja berteduh dikafe ku saat hujan tadi.."

Sasori tersenyum mengelus puncak kepala Hinata sedangkan empu nya sudah merona pada pipinya.

"Harusnya tidak usah kau pungut tadi,, pasti merepotkan mu.."

Ah Sasori mulai memancing emosi monster pink yang kini tengah menahan geram untuk menonjok wajah kurang ajar pria itu.

"Ti--

" Ah Nata,,, kurasa aku harus segera masuk.. Tubuhku sangat lelah,, terimakasih untuk hari ini maaf merepotkanmu.."

Sakura beranjak keluar dari mobil, saat akan melangkah dia berbalik sedikit membusungkan tubuhnya pada kaca mobil Hinata yang sedikit terbuka.

"Ah Hinata jangan lupa baca doa dan segera pergi,,, disini ada setan merah yang bisa mengoyakmu hingga tak bersisa.. Pastikan tendang saja masa depannya oke?!"

Setelah mengatakan itu Sakura melangkahkan kakinya masuk ke pekarangan rumah, mengabaikan Hinata yang terkikik dan Sasori yang kesal.

"Dia sangat adikmu sekali bukan?" tanya Hinata dengan tawa ringan nya

"Ya seperti nya!" jawab Sasori dengan nada ketus

Sakura kini berada tepat didepan dua bangunan besar yang tak lain rumahnya. Namun kini dia bingung harus melangkah kemana, dia tak tahu ruangan utama dimana.

"Sakura?"

Sakura menoleh kala merasa ada yang memanggilnya, dilihatnya seorang perempuan berambut merah dengan kacamata yang bertengger manis dihidungnya berdiri didepan bangunan kanan. Sakura segera berhambur kearahnya, memberikan pelukan yang disambut baik oleh perempuan itu.

"Kak Karin! Miss me?"

Karin, kakak kedua Sakura itu terkekeh mendengar suara manja adiknya yang telah lama dirindukannya.

"Aha.. Jadi ayo kita masuk,,, kau perlu istirahat untuk makan malam bersama nanti.."

Bukannya melepaskan Sakura  justru mengeratkan pelukannya membuat Karin mencebik kesal.

"Ayolah bocah manja kau harus mandi,, kau bau sekali..."

Alhasil Sakura melepaskan pelukannya, dirinya paling tidak suka dikatai bau meski oleh dirinya sendiri.

"Nah sekarang pergilah ke bangunan kiri,, kamarmu dilantai 2 ada nama mu dipintu nya!" ujar Karin seraya menepuk ringan bahu Sakura

"Yayaya aku mengerti..." tersirat nada malas dalam ucapan Sakura

Karin terkekeh melihatnya, dia pun mendekat kearah telinga adiknya. Membisikkan sesuatu secara cepat lalu kabur begitu saja meninggalkan wajah merah padam Sakura.

"Aku akan berkencan,, karna kau jomblo maka dirumah saja.. oh atau kau ingin jadi kacungku? Hahaha.."

"Awas kau Kak Karin!" teriak nya lalu pergi menuju kamarnya dengan amarah di ubun-ubun.

***

Sweet ChocolateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang